Alifa Rizky Aulia..gadis cantik yang sejak kecil selalu terdidik dengan hebat karena sejak usia 4 tahun Alifa sudah merasakan hidup di lingkungan pesantren. Alifa di tuntut belajar belajar dan terus belajar di kala teman seusianya merasakan di manja orang tua.tapi beda dengan Alifa.tak ada istilah manja di kamus hidup Alifa.
karena kehidupan pesantren yang menuntut Alifa hidup dalam kedisiplinan yang ketat akhirnya Alifa tumbuh menjadi gadis manis yang penuh prestasi dia menjadi qori terkenal berkat didikan sang kyai.
suatu ketika Alifa mengenal laki laki lewat media sosial. sejak itu Alifa melabuhkan hati pada sang doi yang baru di kenal nya.
bagaimana hidup sang qori setelah mengenal seorang laki-laki ? ujian dan cobaan apa yang harus di tempuh Alifa sehingga menjadi gadis manis penuh prestasi???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arizkha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19. Alifa masuk Bksm.
Ustadzah Arin yang kebetulan bertugas sebagai ustadzah pengasuh asrama yang dipanggil Sofi segera melihat kondisi Alifa. Beliau menempelkan telapak tangannya di kening Alifa.
"Astaghfirullah panas banget, kita harus menangani Alifa secepatnya."
"Sofi, tolong kamu kedapur minta air hangat ke petugas dapur untuk mengompres Alifa ya.dan Zia, tolong ibu minta handuk kecil atau waslap untuk nanti mengompres ya !"
"Baik ustadzah !" keduanya menjawab kompak dan bergegas pergi mengambil apa yang diperintahkan pengasuh asramanya itu.
Terlihat ustazah Arin pun mengutak-atik ponselnya beliau terlihat menelpon seseorang.
Sambil menunggu kedatangan orang yang di telpon ustadzah itu pun berusaha memanggil Alifa.
"Alifa..!" ucapnya lirih.
"Kangen mama..ayah. ingin ketemu mama!" Alifa pun berbicara meracau, ia mengigau saking tingginya suhu tubuh Alifa.
Ia mengigau kangen mamanya. "ya Allah sebegitu rindunya kah kamu terhadap mama mu nak, sehingga kondisi seperti ini yang kamu inginkan hanya ketemu mama mu." gugam ustadzah Arin dengan lirih.
mungkin karena dia tak pernah ketemu sama mama nya dari kecil dan begitu rindu nya dengan sosok wanita yang melahirkan itu sampai terbawa ke alam bawah sadarnya.
"Ya Allah, suhu tubuh Alifa semakin tinggi sekali." ucapnya panik .
Tak berapa lama Sofi pun datang dengan membawa baskom kecil berisi air hangat, Zia pun memegang waslap yang di butuhkan.
"Ini air hangatnya ustadzah."
"Iya.., kamu taruh di atas meja situ. Zia waslap nya sudah ada ?"
" Ada ustadzah. ini..!" Zia pun memberikan waslap yang di bawanya.
"Ya udah tolong bantu untuk mengompres Alifa ya..! panas sekali badannya sampai mengigau saking tingginya suhu tubuh."
Dengan cekatan Zia pun mengompres Alifa dengan hati-hati. panas sekali memang badan Alifa, sehingga tidak bisa tidur dengan nyenyak bahkan dari tadi Alifa mengigau tidak karuan.
"Assalamualaikum..!" ucap seseorang dari luar.
Ustadzah Era yang bertugas di Bksm pondok datang setelah menerima telepon dari ustadzah Arin.
"Waalaikumussalam..!" jawab mereka serempak.
"Silahkan masuk ustadzah Era..!" ucap ustadzah Arin yang tadi menelpon pihak Bksm Karena khawatir dengan suhu tubuh Alifa.
"Apa yang terjadi dengan Alifa..?"
"Alifa suhu tubuhnya sangat tinggi ustadzah, tolong di periksa dari tadi ia mengigau terus."
"Baik sebentar saya persiapkan dulu alatnya."
Dengan cekatan ustadzah yang bertugas di kesehatan tersebut segera mempersiapkan alat yang di bawanya dalam tas jinjing. Ia mengeluarkan alat yang sekira dibutuhkan. ia memeriksa suhu tubuh Alifa dan tekanan darah nya.
"Apa yang kamu rasakan Alifa?"
Alifa tidak merespon dan terlihat masih memejamkan mata. Bibir nya terlihat pucat dan suhu tubuh masih meningkat.
"Kita harus merawat Alifa secara intensif ustadzah Arin. Kita harus segera memasangkan infus. Karena tensi darah sangat rendah dan suhu tubuh yang tinggi.
Ini masih sore, suhunya hampir mencapai angka 40 dan biasanya di malam hari suhu tubuhnya bisa melebihi angka tersebut. tolong segera hubungi petugas Bksm yang lain untuk membawa bangkar ke sini supaya kita mudah membawa Alifa ke ruang periksa."
"Tolong telpon ustadzah Nisa saja kebetulan tadi beliau yang ada di ruang Bksm."
"Baik.., sebentar."
Dengan cekatan ustadzah Arin pun menelpon rekan nya yang bertugas di Bksm pondok. Kondisi Alifa semakin lemas, Entah karena faktor apa yang membuat Alifa seperti ini. Padahal pagi tadi ia baru datang ke pesantren lagi setelah beberapa hari mengikuti ajang MTQ dan tadi pagi kondisi Alifa masih terlihat baik-baik saja meskipun terlihat kalau dirinya kelelahan.
"Tak berapa lama ustadzah Nisa bersama dua rekannya datang dengan mendorong bankar untuk mempermudah membawa Alifa ke ruang Bksm.
"Zia.., Sofi..,Tolong bantu saya untuk memindahkan Alifa ke bankar ini ya..! supaya cepat di bawa ke Bksm dan segera mendapatkan perawatan medis."
"Baik ustadzah !" jawab mereka serempak.
mereka pun bekerja sama membawa Alifa ke ruang Bksm pondok supaya Alifa segera mendapatkan penanganan medis.
Sesampainya di ruang Bksm team yang bertugas pun sudah bersiap menangani Alifa.
Dengan cekatan mereka memasangkan infus dan oksigen serta memeriksa dengan teliti tubuh Alifa.
"Sebenarnya Alifa kenapa ustadzah..?" tanya Zia yang begitu cemas memikirkan teman satu kamarnya itu.
Alifa hanya bisa memejamkan mata karena memang kondisinya sangat lemah. entah kenapa kondisinya langsung ngedrop seperti ini. Seingat Zia, setelah acara penyambutan tadi Alifa bersama ustadzah Nia dan yang mendampingi waktu kompetisi menuju ke ndalem. Setelah itu Alifa baru menuju kamar dan ngobrol dengan teman sekamarnya. biasa saja tidak terlihat sakit atau gimana. Tapi hal aneh sudah di rasakan Zia karena Alifa tidur tak kunjung bangun padahal itu bukanlah kebiasaan Alifa.
"Alifa hanya kecapean mungkin karena memang kurang istirahat dan terforsir untuk mempersiapkan diri mau kompetisi sehingga kondisinya langsung ngedrop. Jangan khawatir setelah diinfus semoga suhu tubuh nya akan segera turun dan stabil kembali. Sekarang biarkan dia istirahat dulu. sengaja saya kasih obat supaya ia bisa istirahat dengan baik. Nanti setelah ia bangun tolong di suruh makan dan minum obat ya.., sebentar obatnya saya ambilkan."
"Oh iya saya minta tolong, ambilkan selimutnya Alifa di kamar nya bisa kan ?"
"Bisa ustadzah. Biar saya saja. Sofi biar disini menjaga Alifa." ucap Zia dengan cepat.
Dengan langkah setengah lari Zia pun meninggalkan Bksm menuju kamar yang biasa ia dan Alifa tempati.
"Zia.., kamu kenapa lari-lari seperti panik seperti itu." tanya ustadzah Nia yang kebetulan sedang lewat mau ke kantor administrasi depan.
"Maaf ustadzah, Alifa sakit dan masuk Bksm.
Sekarang Alifa di tangani oleh ustadzah era dan petugas Bksm lainnya." jawab Zia dengan nafas yang tak beraturan.
"Alifa sakit..?? Pekik ustadzah Nia kaget.
"Sakit apa..? Tadi pagi masih baik-baik saja waktu pulang dengan saya." ucap ustadzah Nia dengan keras.
"Alifa badannya panas tinggi ustadzah. tadi setelah masuk kamar, ia tidur dan kondisi nya langsung ngedrop."
"Ya udah sekarang saya ke gedung Bksm dulu. kamu mau kemana Zia..?"
"Saya mau ke kamar mau mengambilkan selimut untuk Alifa ustadzah."
"Ya udah kamu lanjutkan ke kamar saya lihat Alifa dulu."
" Baik ustadzah..!" secepat kilat Zia berjalan menuju kamar nya dan mengambil selimut milik Alifa.
Setelah itu Zia pun kembali ke Bksm tempat Alifa di rawat.
_____________