NovelToon NovelToon
Manuver Cinta Elang Khatulistiwa

Manuver Cinta Elang Khatulistiwa

Status: tamat
Genre:Tamat / Beda Usia / Kehidupan Tentara / Romansa
Popularitas:3.5M
Nilai: 4.9
Nama Author: sinta amalia

Menyukai seseorang adalah hal yang pribadi. Zea yang berumur 18 jatuh cinta pada Saga, seorang tentara yang tampan.
Terlepas dari perbedaan usia di antara keduanya, Zea adalah gadis yang paling berani dalam mengejar cinta, dia berharap usahanya dibalas.
Namun urusan cinta bukanlah bisa diputuskan personal. Saat Zea menyadari dia tidak dapat meluluhkan hati Saga, dia sudah bersiap untuk mengakhiri perasaan yang tak terbalaskan ini, namun Saga baru menyadari dirinya sudah lama jatuh cinta pada Zea.

Apakah sekarang terlambat untuk mengatakan "iya" ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sinta amalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MANUVER CINTA~ PART 19

Dan benar saja, dua orang anggota kepolisian datang pagi sekali ke rumah, satu untuk mengawal mama Rieke dan satu untuk mengawal Zea, udah mirip buronan kasus maling kemenyan sajen pake dikawal-kawal.

"Makan dulu! Ayo sama-sama sarapan!" ajak mama Rieke pada kedua personel kepolisian, dimana hanya ada mama dan Zea saja di meja makan, sementara bibi kembali melengos ke dapur setelah menata lauk untuk sarapan.

"Ki, bisa nanti minta tolong buat antar makan untuk suami dan putra saya?" pinta mama, bila sudah seperti ini, maka makanan pun amatlah penting untuk diawasi.

"Siap, bisa bu."

Pulang larut dan berangkat begitu pagi, papa harus ikhlas menjalani itu demi keadilan yang ditegakan, bukan ia sendiri yang berjuang namun bersama satu negri, mandat langsung dari presiden agar kasus ini segera tuntas, meskipun mungkin papi Rangga harus mencari siapa saja musuh dalam selimut sekaligus musuh di depan mata dalam sekali gerakan.

"Apa perlu, Rangga? Saya menurunkan anggota dari kesatuan untuk mengawal keluargamu?" beberapa kali komandan Surya menawarkan bantuannya, tapi papa menolak, "sampai detik ini belum perlu, Surya terimakasih. Negara dan bapak negara sudah menurunkan jajaran kepolisian untuk mengamankan keluarga saya."

Dan disinilah Zea berada, perpustakaan. WHAT? Bukan kantin?

Identitas yang ia jaga selama hampir 3 tahun berada di sekolah ini akhirnya harus terbongkar di depan khalayak ramai, kini semua tau kalau Zea adalah anak seorang menteri.

Otaknya dipenuhi ini dan itu, terutama kompetisi dance. Setiap langkah kakinya selalu diawasi oleh Bripka Maysa.

Sentuhan dan tepukan menyadarkan Zea dari lamunannya, pelukan hangat seorang sahabat memberikannya ketenangan, "gue ngga apa-apa Cle."

"Sabar ya, kita satu negara sama kalian. Kata abi, komandan resimen angkatan militer pun sudah menawarkan bantuan jika memang dari pihak pemerintahan sudah menurunkan mandatnya. Sindikat dan kartel mafia itu memang musuh negara, gue salut sama om Rangga dan keluarga yang mau mempertaruhkan semuanya demi mengusut tuntas pelanggaran hukum dan hak asasi manusia di negri ini. Dia juga udah berani nolak suap..." ucap Clemira serius seraya mengusap-usap punggung Zea.

Zea menyunggingkan senyumannya dan menggelengkan kepala, "apaan sih. Biasa aja kali!" gadis itu malah tertawa renyah nan santai sambil melepaskan pelukannya.

"Gue mah udah biasa Cle, udah 2 kali periode presiden, papi jadi menteri...terhitung kurang lebih hampir 10 tahun gue hidup kaya gini. Teror, orang usil, hujatan udah biasa gue dapetin." Jawabnya meraih beberapa buku yang memang ia butuhkan.

Clemira mendengus sebal ketika melihat buku-buku yang dibawa Zea, terselip salah satunya komik Sinchan favorit temannya itu, komik dari sejak gajah kondean udah ada.

"Ze, kata bapak kita langsung pulang ke rumah yang di Utara selepas jam pulang sekolah." ujar Bripka Maysa.

Zea menoleh singkat, "tante. Zea mau latihan dance dulu. Dari tadi pagi kan Ze udah briefing tante, kalo agenda Zea hari ini tuh sekolah, latihan dance terus kerkom. Bukan apa-apa, Zea kasian sama anggota kelompok lain kalo Zea ngga ikut serta. Yang namanya kerkom ya dikerjain bareng-bareng, ngga bisa lepas tanggung jawab gitu aja."

Gadis ini cukup tegas pendirian, keras kepala. Mungkin ia se-tipe dengan papahnya yang menjunjung tinggi tanggung jawab.

"Milah," colek Clemira yang merasa panas sekaligus awkward berada diantara keduanya. Petugas perpustakaan saja sampai tremor liat anak menteri dan anggota polisi berseragam lengkap dengan senjata api berdebat di depannya pagi-pagi, mimpi bok3r kayanya semalem.

Anaknya tentara cuma bisa menenangkan di tengah-tengah, *cinta damai lebih asik sistah*! Clemira nyengir.

"Ngga apa-apa lo ngga ikut, kita paham Milah." Jelas Clemira yang sontak mendapatkan tatapan sengit Zea.

"Oke peace sist..." Clemira menunjukan kedua jemarinya di udara tanda damai, "gini aja deh. Gimana kalo kita kerkom di rumah gue aja? Seenggaknya ngga perlu takut kan, kan rumah abi ada di kompleks militer? Ngga mungkin kan orang jahat berani masuk?" usul Clemira.

Zea menatap ajudannya, "gimana tan? Tante ngga usah pake seragam coklat begitu, biar ngga ditodong senjata...lagian tante bisa gelut kan?" Zea lantas mengalihkan tatapannya pada si ibu penjaga perpustakaan, "bu, ngapain bengong nontonin saya? Udah dicatet belum kode bukunya?" tanya Zea mengejutkannya.

"Astagfirullah! Maaf--maaf neng Ze, sampe lupa kan! Saking serunya!" kekehnya garing, secepatnya mencatat, ia cukup takut juga kalo anak menteri ngamuk. Jangan sampai nanti ia diviralkan atau dituntut cuma gara-gara nontonin Zea sedang debat bersama ajudannya.

Sampai bergetar ia dibuatnya, jika dulu sebelum mengetahui faktanya, ia bersikap biasa saja pada Zea, bahkan pernah sekali ia memarahi Zea karena terlambat menyerahkan buku, maka sekarang ia cukup segan untuk sekedar menegur dan inilah yang Zea tak suka jika identitasnya diketahui orang.

"Ini neng." Ia menyerahkan kartu anggota perpustakaan pada Zea.

Zea mengangkut beberapa buku dalam sekali ayunan, kalo lagi marah tenaga manusia emang mirip-mirip Dewa.

Mobil pak Cokro sudah sampai di depan markas besar dimana Clemira tinggal, "Clemira tinggal di markas militer?" tanya Bripka Maysa menyapukan pandangannya ke sekitar gerbang dan mungkin jauh lurus ke dalam.

"Iya." jawab Zea singkat diangguki beberapa kali oleh Bripka Maysa sambil berohria.

Kemudian mereka menyerahkan data diri pada penjaga serambi yang piket dan surat tugas Bripka Maysa.

Jika terkadang Zea memilih berjalan dari gerbang menuju rumah Clemira, demi menikmati suasana komplek militer sepaket om-om tentara yang berbadan aduhai, maka saat ini gai rah itu sama sekali tak ada.

Tante Eyi baru keluar dari rumahnya, sudah berpakaian rapi khas ibu kesatuan ketika Zea turun bersama bripka Maysa.

"Hay sayang, baik? Masuk neng....Cle baru aja pulang juga,"

Zea mengangguk lalu menyalami punggung tangan Eyi takzim, "iya tante, barusan kan kita barengan, cuma Ze barusan ketahan di gerbang buat diperiksa dulu," tunjuknya ke arah Maysa.

Perempuan berambut pendek ciri khas seorang polisi wanita itu mengangguk sopan, Eyi tersenyum paham siapa dia.

"Ah, iya."

"Tante mau ada pertemuan ya?" tanya Ze.

Eyi mengangguk, "ya beginilah Ze Istri prajurit. Nanti kalo kamu nikah sama abdi negara ya begini juga," Eyi terkekeh, "minat ngga?" ia berseloroh, "katanya suka sama Sagara?!" tembaknya lagi.

Zea tertawa renyah, "ah tante bisa aja!" jawabnya so'soan pake malu-malu mpuss.

"Milah, masuk!" teriak Clemira dari dalam.

Mereka menoleh ke belakang arah rumah dinas, dimana gadis itu duduk di kursi teras.

"Iya."

"Masuk deh. Kalo gitu tante pamit dulu. Takut ibu komandan nanti ngumumin di toa masjid manggilin tante," pamitnya.

Zea menggangguk cepat, "oke."

Seiring dengan Eyi yang berlalu, Zea masuk bersama Maysa untuk bergabung dengan Clemira, menunggu yang lain datang bergabung.

"Ze, biyang udah bilang?" tanya Clemira.

Zea mengerutkan dahinya, "ngomong apa?"

"Dia..." Clemira menggaruk kepalanya serba salah.

"Ngomong aja Cle, ngga usah so manis pake garuk-garuk ngga jelas gitu." Kekeh garing Zea.

"Biyang sama bu Dara minta gue siap-siap gantiin lo jadi kapten tim dance buat ke negri Three Lion, kalo lo ngga ikut gue juga engga..." ujar Clemira, untuk rasa setia kawan kedua gadis ini tak usah ditanyakan lagi. Jelas mereka layaknya bayi dan ari-arinya.

Wajah Zea mendadak berubah, "kok gitu? Kenapa lo ngga ikut juga? Jangan gitu Cle."

Zea menghela nafasnya, sungguh ia pun tak rela jika sampai harus tak ikut, pokoknya gue harus ikut.

.

.

.

.

.

.

1
Kiki Nurjanah
Luar biasa
Agustina Kusuma Dewi
no dont u do that
Agustina Kusuma Dewi
kuapokkk
Agustina Kusuma Dewi
aszzzyyeekkkk..masukkk dan
Agustina Kusuma Dewi
kalimat syair chantik ketika berhubungan halal.. maszzukkk
Agustina Kusuma Dewi
mamae
Agustina Kusuma Dewi
awawwww..matoa..mau
Agustina Kusuma Dewi
kuah ikan kuning suka, tp papeda sampe skrg perkawinan kami 21th, hehhehe..ga bgtu.tp kl colo cola sambal mah ayuk
Agustina Kusuma Dewi
awww..seng ada lawan lay..
p.su..juga org timur sono lay.. ga item bgt juga.. ambon manise batu ampat kita puny pung rumah
Agustina Kusuma Dewi
ihhh. sayangnya ga ada visual cha tiknya
Agustina Kusuma Dewi
bisa, kasih aje alasan kado meried entar sam komandan
8G-Carrisa Talitha Sinaga
ka g ada lanjutanny nih,,sampai baby lahir giti,,😉
Ani
😂😂😂😂😂😂senjata makan tuan niat hati pengen ngerjain malah dikerjain
Mmh Alfatih
berasa nonton film barat deh tegang banget
Christine Liq
Luar biasa
Bilqis Nabilla
ceritanya bagus sekali
Eka Sari Agustina
👍👍👍👍
Fidelia Jika
sangat baik dan menarik untuk di baca, boleh jadi drama filem pendek
Fidelia Jika
tunggu karya kamu lagi Thor
Ujung Harapan
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!