Jingga, Anak dari seorang konglomerat. Meninggalkan keluarganya demi menikah
dengan pria yang di cintainya.
Bukannya mendapatkan kebahagiaan setelah menikah, ia justru hidup dalam penderitaan.
Akankah Jingga kembali ke kehidupannya yang dulu atau bertahan dengan pria yang menjadi suaminya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon m anha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Waktunya Berbelanja
1 bulan kini Jingga tinggal di kediaman kedua orang tuanya, ia merasa hidupnya semakin senang, tak sekalipun ia merasa merindukan sosok suami yang selama setahun terakhir menemaninya.
Rasa cintanya yang selama ini begitu besar untuk Aditya, sekejap menghilang karena rasa sakit yang selama ini diberikan padanya, terlebih lagi ada Gantara yang selalu menemaninya.
Walaupun ia belum resmi menjadi seorang janda, Gantara sudah mencoba mendekatinya. Sudah sangat lama ia ingin mengenal lebih dekat sosok Jingga. Namun, terhalang karena statusnya sebagai istri Aditya. Namun, kini ia yakin dengan semua masalah mereka, keduanya akan resmi bercerai dalam waktu dekat ini. Gantara masih sangat tau status Jingga saat ini membuat ia tetap membatasi kedekatan mereka.
"Jingga, apa kamu tak ingin keluar? Sudah sebulan ini kamu terus mengurung diri di rumah."
"Jingga mau kemana, Bu. Membawa Nabila sekecil ini."
"Kamu kan bisa membawanya untuk berbelanja, lagipula dia kan belum banyak memiliki pakaian."
Jingga berpikir sejenak, ia memang merasa bosan terus berada di rumah. Namun, sudah setahun ini ia tak pernah berbelanja, membuat ia tak ada niat untuk berbelanja, tak seperti dulu. Tinggal di rumah juga sudah merupakan kebiasaan baginya.
"Ya sudah, Bu. Boleh, Jingga juga ingin membeli beberapa keperluan Jingga."
"Ya sudah, ASI kamu masih banyak kan? Bawa saja, nanti minta bibi untuk membantu menjaga Nabila, kamu sudah lama kan nggak ke salon? Setelah berbelanja kita mampir ke salon dulu, " usul Mita yang melihat penampilan anaknya yang jauh dari kata terawat.
"Iya, Bu. Boleh, Jingga juga merindukan salon," ucap Jingga, dimana saat belum menikah dengan Aditya hampir setiap minggu ia merawat diri di salon bahkan terkadang lebih dari sekali seminggu ia memanjakan dirinya di salon bersama dengan ibunya, membuat ia merindukan suasana itu. Jika dilihat bahkan kulit ibunya sekarang jauh lebih bersih dibanding kulitnya, begitupun tangan Jingga yang terasa sangat kasar.
Mita sangat miris melihat kondisi putrinya saat pertama kali datang kembali ke kediaman mereka, entah apa yang dikerjakan oleh putrinya saat masih tinggal bersama-sama dengan suaminya, sehingga membuat telapak tangannya sekasar itu.
Tak membuang waktu, mereka pun langsung berangkat menuju ke salah satu mall besar di kota itu. Jingga yang selama ini sudah lama tak berbelanja bahkan tak pernah berbelanja kepenuhan putrinya, adapun yang ia beli hanya keperluan pokok saja, membuat ia kalap saat melihat baju-baju yang begitu lucu, topi, sepatu, sendal dan pernak-pernik bayi perempuan lainnya yang masih baru. Saat lahir dulu Nabila hanua mendapatkan pakaiqn bekas entah dari mana ibu mertuanya dapatkan. Terlebih lagi saat ini dia tak perlu meresahkan berapa harga yang harus dibayarnya, tak sama seperti dulu saat bersama Aditya, ia harus menghitung setiap detil apa yang ia dikeluarkannya, jika tidak mereka tak kan bisa makan.
"Ibu, apa aku masih boleh mengambil yang aku suka?" tanya Jingga di mana keranjangnya sudah penuh.
"Ambil sesukamu, Jingga. Apapun yang kau mau, ayahmu sanggup untuk membayarnya," ucap Mita, hatinya terasa tersayat, saat anaknya yang berbelanja dengan begitu senang. Setahun ini sudah menjadi hari tersulit baginya, ia tak akan lagi mengizinkan putrinya itu pergi dari pengawasannya, walau harus menikah putrinya sekalipun ia tak akan melakukan kesalahan lagi dengan merelakannya untuk pergi bersama dengan orang lain, terlebih lagi pria yang sudah membuat hari-harinya selama setahun menderita.
Disaat Jingga tengah asyik berbelanja, ia tak sengaja bertemu dengan Ambar yang juga sedang membeli pakaian bayi di toko yang sama.