Terpaksa Menikahi Perjaka Tua

Mendengar itu sontak David menoleh ke arah wajah istrinya yang jarak wajahnya hanya senti meter darinya.

“Apa maksud mu?” David tidak suka dengan pernyataan calon istrinya.

“Aku tidak suka tuan banyak bicara dengan wanita lainnya di hadapan ku.” bukan karena cemburu, tapi Kenisha merasa tidak di hormati sebagai seorang calon istri.

“Apa?” David pun mengernyitkan dahinya.

“Iya! Harga diriku terletak di dirimu, andai suatu saat orang lain tidak menghargai ku berarti itu kesalahan dari tuan,” ucap Kenisha.

Saat David ingin menjawab ternyata mereka berdua telah sampai di depan mobil, lalu David menurunkan Kenisha tepat di sebelah pintu masuk.

“Apa kau marah pada ku hanya karena masalah sepele itu?” David bertanya karena ia penasaran dengan perasaan Kenisha padanya.

“Iya, karena itu tidak lucu tuan, bagaimana bisa tuan melakukan itu saat aku ada di antara kalian, meskipun aku anak-anak di mata tuan dan wanita itu, tapi aku juga punya perasaan.” setelah mengatakan isi hatinya, Kenisha langsung masuk ke dalam mobil.

“Apa dia cemburu?” menurut David tak ada alasan lain yang paling masuk akal selain itu.

“Wajar sih, lelaki tampan seperti ku memang wajib di waspadai untuk selingkuh.” Sebelum masuk ke dalam mobil David berniat cafe untuk membeli sepasang baju pada Kenisha yang basah kuyup.

Ia pun menuju cafe dan memilih baju yang tergantung di halaman depan cafe.

Setelah memilih satu baju dengan motif bunga-bunga, David pun membayarnya dan kembali ke dalam mobil.

“Ini, ganti baju mu nanti kau masuk anginblagi.” David memberikan baju yang baru yang ia beli pada Kenisha.

“Aku ganti di mana tuan?” tanya Kenisha.

“Karena kau sudah membasahkan mobil ku maka kau harus ganti disini,” jawab David.

“Oke.” Kenisha mengikuti apa yang di katakan calon suami tanpa ada penolakan sedikit pun.

Ketika wanita cantik itu akan membuka kancing gaun yang ia kenakan, mata David membulat sempurna.

“Berhenti, tunggu aku keluar dulu.” ternyata David tidak sanggup melihat Kenisha bertelanjang di depannya.

“Oh iya, silakan keluar dulu tuan.” sahut Kenisha dengan santai.

Lalu David pun membuka pintu mobil dan turun dengan buru-buru.

Setelah itu Kenisha tertawa cengengesan, pasalnya ia hanya bercanda untuk membuka bajunya pada saat David ada dalam mobil

Dia berani melakukannya karena ia tahu kalau David tidak akan kurang ajar padanya.

Namun saat Kenisha melihat baju yang di beli suaminya adalah dress pantai dengan panjang di atas lutut, tali sebesar jari telunjuk atau yang biasa disebut you can see.

“Wah, dasar gila! Memang enggak ada yang lain apa disana? Tuan.. tuan... pada hal pakaian dalam ku juga basah, kenapa enggak sekalian.” karena takut masuk angin, akhirnya Kenisha pun memakai baju pilihan David.

Setelah selesai Kenisha mengetuk kaca pintu sebelah David.

Tok tok!

David yang mendengar pun menoleh ke dalam mobil.

“Oh, sudah selesai ya.” kemudian David pun masuk kembali.

Melihat penampilan calon istrinya yang begitu seksi membuat jantungnya berdebar dengan sangat kencang.

“Kita makan dulu ya,” ucap David.

“Di rumah saja tuan, karena aku kedinginan.” Kenisha pun memeluk tubuhnya.

Lalu mata David tanpa sengaja melihat ke tali braa calon istrinya yang basah.

“Baiklah.” kemudian David mengambil jaketnya yang ia letakkan di bangku kedua mobilnya.

“Ini.” lalu ia pun memberikannya pada Kenisha.

“Terimakasih banyak tuan.” Kenisha benar-benar senang akan perhatian David padanya.

“Sama-sama.” kemudian pria tampan itu pun menyalakan mesin mobilnya, setelah itu meluncur membela jalan raya menuju kediamannya.

Selama dalam perjalanan Kenisha hanya diam, karena ia menahan rasa perih yang ada di kakinya.

“Kita ke rumah sakit ya.” ternyata David tak lupa soal musibah yang di alami oleh wanita cantik itu.

“Tidak usah tuan.” Kenisha menolak karena ia takut jarum suntik.

“Nanti infeksi, memangnya kau mau pakai sendal jepit saat kita menikah nanti?” David membujuk halus Kenisha.

“Beli obat di apotek saja tuan, Ini hanya luka ringan, kaki ku sering berdarah kok, selama ini kalau aku tak punya uang untuk membeli sendal maka aku akan ceker ayam kemana-mana, tak jarang aku menginjak kaca aku atau duri.” Kenisha tak malu mengatakan keadaannya yang begitu memilukan kepada David.

David yang mendengar potongan kisah hidup hidup Kenisha merasa kasihan, pasalnya wanita yang ia nikahi tidak ada sisi bahagianya sedikitpun.

“Kaki mu kebal juga ya,” ucap David.

“Iya tuan, ini kualitas nomor satu karena tahan banting, lagi pula mana mungkin kita pergi ke rumah sakit sekarang.” kemudian Kenisha menatap wajah David.

“Kenapa?” David bingung mengapa kenisha berkata demikian padanya.

“Bukannya aku tidak boleh di sentuh orang lain?” ternyata Kenisha menyimpan semua apa yang dikatakan David dalam kepalanya.

“Semua ada kecualinya Kenisha, jangan malah di pukul rata.” jawab David dengan menahan rasa kesal di hatinya.

“Aku mau pulang saja tuan, kalau tuan punya alkohol dan antibiotik, itu sudah cukup, besok juga sudah sembuh, lagi pula pendarahannya sudah berhenti.” Kenisha bersikeras agar tak di bawa ke rumah sakit.

“Baiklah, terserah kau saja, kalau sampai infeksi, tanggung sendiri!” kemudian David mempercepat laju mobilnya karena ia takut gelisah masuk angin karena memakai dalaman yang basah.

Kenisha yang kena marah hanya diam tak berani melawan.

Setelah beberapa saat dalam perjalanan, mereka pun sampai di rumah.

“Cepat masuk, ganti baju mu, aku mau parkir ke garasi dulu,” ucap David.

“Iya tuan.” kemudian Kenisha membuka pintu mobil dan keluar.

“Eh, tunggu dulu.”

“Apa tuan?” tanya Kenisha seraua membalik tubuhnya.

“Masuk!” titah David.

Karena ia melihat pakaian yang ia berikan terlalu pendek, David juga takut jika orang lain melihat paha mulus Kenisha.

“Kenapa tuan?” Kenisha bingung dengan tujuan David yang sebenarnya.

“Masuk saja! Cepat.” titah David.

Karena David meminta Kenisha pun menurutinya, walau ia belum mendapatkan penjelasan dari pria tampan itu.

Bam!

Setelah pintu mobil tertutup, David kembali melajukan mobilnya menuju garasi.

Setelah mereka sampai, David dan Kenisha keluar dari dalam mobil.

“Tunggu sebentar.” kemudian David mengambil kain sarung yang di jemur dalam garasi itu lalu memberikannya pada Kenisha

“Buat buat apa tuan?” tanya Kenisha dengan pura-pura polos.

“Untuk kau pakai,” ujar David.

“Bukannya tuan suka kalau aku seksi?” wajah datar Kenisha membuat David geleng-geleng kepala.

“Aku suka, tapi kalau itu di dalam kamar.” David menerima umpan yang tak sengaja kini melempar.

Mendengar respon David membuat Kenisha jadi grogi.

“Kalau begitu aku pakai saja tuan.” Kenisha yang takut ada insiden panas di antara mereka berdua dengan cepat memakai kain sarung kotak-kotak yang ada di tangannya.

Kenisha pun, menyematkan kain sarung itu sampai ketiaknya hingga menutup dadanya.

“Begini sudah cukup kan tuan?” Kenisha menanyakan pendapat David.

“Iya babe.” David yang berdebar karena ulah Keisha dengan cepat mengelus rambut panjang wanita cantik itu.

Deg!

Takut kalau David akan berbuat sesuatu yang belum waktunya Kenisha pun mundur teratur.

“Kalau begitu saya ke dalam duluan tuan.” ketika Kenisha akan pergi David menggenggam tangannya.

“Mau temani aku minum kopi?” bisik David di telinga Kenisha.

“Kopi tidak aman di lambung, lebih enak pisang goreng tuan.” Kenisha menolak halus ajakan David.