NovelToon NovelToon
Kutukar Diriku Demi Sebuah Keadilan

Kutukar Diriku Demi Sebuah Keadilan

Status: tamat
Genre:Cintapertama / Anak Yatim Piatu / Cinta Seiring Waktu / Tamat
Popularitas:2.1M
Nilai: 4.9
Nama Author: Dewi Risnawati

Seorang gadis berparas cantik yang selalu menyembunyikan wajahnya dibalik cadar. Kini harus menyerahkan tubuhnya demi mendapatkan sebuah keadilan untuk kedua ALM orangtuanya yang dibunuh secara sadis oleh suruhan orang tersohor di daerah dimana mereka tinggal.

"Apakah kamu berjanji akan memberikan hukuman mati pada mereka Pak Hakim?" Tanya wanita itu pada seorang hakim ketua yang sudah tak bisa menahan gejolak hasratnya saat serbuk minuman itu sudah merasuki tubuhnya.

Sementara itu Zahira sudah memasang sebuah Camera tersembunyi di kamar hotel itu.

"Baiklah, aku akan melakukan apapun untukmu. Tolong bantu aku untuk menuntaskan hasratku ini!" Seru ketua hakim itu dengan wajah memohon.

Zahira tersenyum kecut menatap wajah Pria yang sudah mendapatkan amplop coklat dari orang terkaya dan sekaligus dalang pembunuhan itu.


Yuk mampir ikuti kisah selanjutnya. Jangan lupa like komen ya🙏🥰🤗

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Risnawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19

Sudah beberapa hari ini aku tidak melihat batang hidung Pria itu, sedikit membuat hatiku lebih tenang. Aku sudah bisa bergerak lebih bebas di rumah itu.

Pagi ini aku membawa Zafran berjemur di teras belakang. Sudah beberapa hari ini dia tak melihat pijar mentari pagi. Terlihat bayi kesayanganku menggeliat dengan wajah memerah karena silau.

Aku tersenyum melihatnya. Dia begitu lucu dan menggemaskan, aku memberi kecupan seluruh wajahnya, pipinya sudah mulai gembul karena dia begitu kuat ASI.

"Selamat pagi, Papa pulang!" seruan seseorang yang sudah aku ketahui siapa dirinya.

Aku tak menoleh, tetap fokus dengan buah hatiku. Ada perasaan entah saat dia mengatakan Papa. Apakah ikatan batinnya begitu kuat sehingga dia mengakui sebagai Papa dari anakku.

Dia menarik kursi, lalu duduk tepat berada dihadapanku yang sedang memangku Zafran. Tatapannya tak lepas antara aku dan putraku.

"Kenapa diam saja? Kamu tidak ingin menyambut calon suami pulang?" ucapnya yang membuat aku mual mendengar pertanyaan itu.

Aku menatap sekilas, dia segera menyambut dengan senyum memuakkan bagiku.

"Kenapa kamu terlalu percaya diri? Sudah berulang kali kukatakan bahwa aku tidak ingin menikah denganmu! Aku hanya ingin pergi dari sini!" tegasku mengutarakan keinginan yang sudah beberapa hari ini kupendam.

Dia menatapku, kali ini tatapannya terlihat lebih santai dari yang biasanya. Tangannya bertumpu pada kedua lutut, tubuh agak sedikit merunduk sorot mata elang itu mengunciku.

"Jika aku memaksamu tetap menikah denganku, bagaimana?" tanyanya sembari tersenyum tipis.

"Aku tetap tidak mau."

"Kau kira aku akan mengalah? Hng! Itu mustahil di kamus hidupku!"

Aku menatapnya masih tidak percaya. Apa yang dia harapkan dariku. Bukankah dia sendiri yang mengatakan bahwa aku adalah musuhnya, tapi sekarang dia ingin menikah denganku.

"Sebenarnya apa yang kamu lakukan padaku? Bukankah kamu sangat membenciku, jadi untuk apa kamu ingin menikahi aku?" tanyaku ingin tahu.

Dia berdiri dari duduk, kakinya bergerak melangkah berkisar dua meter membelakangi, kedua tangan masuk kedalam saku celana jeansnya, tatapan lurus kedepan hingga terbentur pada kolam renang yang menampakkan airnya begitu jernih.

Aku masih menatap tubuh tegap yang sedang membelakangiku. Dari gesture body language-nya Ada sesuatu yang ingin dia utarakan, tetapi sulit untuk di ucapkan.

"Kenapa kamu diam saja? Apakah hanya untuk balas dendam?" Aku sudah tak sabar mendengar jawaban darinya.

Perlahan wajahnya terangkat keatas, terdengar helaan nafas panjang. "Jika iya kamu mau apa?" jawaban itu keluar juga, tubuhnya masih membelakangiku.

Hatiku sakit sekali mendengar jawaban darinya. Aku segera berdiri, ku langkahkan kaki sedikit lebih dekat dengannya, kini posisiku tepat berada dibelakangnya.

"Hanya karena balas dendam kamu tega merenggut sisa kebahagiaanku? Apakah dengan menukar tubuhku belum membuatmu lega. Bahkan aku sudah tidak mempunyai masa depan lagi. Kenapa kamu tidak membiarkan saja aku hidup bahagia bersama anakku. Sebesar itukah salahku, demi uang kau tega menyimpan dendam yang begitu dalam."

Buliran air mata jatuh dikedua pipiku. Kenapa dia jahat sekali. Belum cukupkah penderitaanku selama ini? Dia benar-benar lelaki egois dan sangat jahat yang pernah aku temui dalam hidup ini.

Dia hanya diam tak bicara apapun, tubuhnya seperti batu, dan mungkin saja hatinya juga telah menjadi benda keras nan kaku itu.

Aku segera meninggalkan tempat itu dan kembali ke kamar. Kutumpahkan tangisku dengan segala rasa sakit yang ada dalam qalbu. Sekarang apa yang harus aku lakukan? Apakah aku harus merelakan penderitaan ini terus bergulir. Menikah dengan orang yang tidak kita cintai dan sebaliknya, dia hanya ingin membalas dendam.

Aku tidak tahu apa yang akan terjadi padaku nanti. Bagaimana dengan anakku? Apakah dia bisa hidup normal layaknya anak-anak yang lain tak kekurangan kasih sayang dari kedua orangtuanya.

Sejak pembicaraan kami di pagi itu, aku hanya bisa pasrah dan tak ingin lagi bertanya apapun padanya. Dia juga terlihat acuh tidak terlalu mengganggu ketenangan aku dan Zafran. Bagiku itu lebih baik.

Hari-hari yang aku lalui bagaikan burung dalam sangkar. Aku hanya dapat melihat pemandangan dari balik jendela, tetapi aku tak dapat menikmati indahnya udara segar di kepulauan Riau itu.

Pria itu terkadang tidak pulang, bahkan ada satu minggu dia tidak menampakkan wajahnya dirumah ini. Mungkin saja dia sedang bersama istri dan keluarganya menghabiskan waktu.

Tak terasa kini Zafran sudah berumur tiga bulan, itu tandanya sudah cukup lama waktu yang pernah dia jadwalkan untuk menikahi aku. Aku sangat bersyukur, mungkin dia sudah tak berminat lagi untuk balas dendam padaku.

Sudah dua minggu dia tak hadir di villa ini, membuat aku bisa bernafas lega. Semoga saja dia melupakan semuanya dan segera melepaskan aku. Pagi ini aku aku bersantai membuai bayiku di taman belakang tempat biasa aku menghirup udara segar.

"Non Zahira, Non diminta Tuan Zico untuk bersiap," ujar Bibik menghampiri aku dengan langkah sedikit tergesa.

"Bersiap?" tanyaku tidak mengerti, tetapi perasaan mulai tak tenang.

"Iya, Non, di dalam sudah ada MUA untuk mempersiapkan Non Zahira untuk melaksanakan akad," jelas wanita paruh baya itu. Seketika duniaku berhenti berputar bibirku mendadak bisu.

Ternyata apa yang aku takutkan kini menjadi kenyataan. Pria itu sama sekali tak mangkir dari niatnya. Aku segera berjalan cepat menuju kamarku, dan ku kunci pintu kamar itu dari dalam. Aku benar-benar tidak ingin menikah dengannya. Aku tidak ingin jika hanya dijadikan bahan pelampiasan amarahnya.

"Non! Buka pintunya! Jangan membuat Tuan murka, Non!" Seru para orang suruhan Pria itu. Aku tidak peduli, bahkan aku menutup kedua telingaku sembari menangis tergugu.

Dua puluh menit suara riuh itu berhenti, aku menghapus air mata. Ku dekap tubuh bayiku dengan erat demi mencari sedikit ketenangan.

"Zahira! Buka pintunya!" panggil Pria itu dari luar.

Aku terjingkat mendengar suara yang kini rasanya menjadi semakin horor. Aku hanya diam tak mau menjawab.

"Zahira buka pintunya! Kalau tidak aku akan mendongkraknya!" ancam begitu menakutkan. Tetapi, aku masih tidak perduli.

"Aku tidak ingin menikah denganmu! Pergilah! jangan mengganggu hidupku lagi!" sentakku dengan keras.

Braaakk! Brakkk!

Pintu kamar itu terbuka sempurna saat di dobrak oleh dua orang lelaki berbadan tegap yang menjaga diluar waktu itu. Aku melihat Pria itu berdiri diambang pintu dengan sorot menyala.

"Sekarang bersiaplah, jangan membuatku murka!" bentaknya dengan amarah.

"Tidak! Aku katakan tidak!" aku tak kalah kesal.

Dia berjalan mendekat padaku. Dengan secepat kilat tangannya meraih Zafran dari tanganku. Tentu saja aku terkejut bukan kepalang. Dia begitu licik menggunakan anakku untuk mengalahkan jiwa memberontakku.

Bersambung....

Happy reading 🥰

1
Vien Habib
Luar biasa
Tamirah Spd
Thor kok konyol banget ceritanya .
untuk mencari pasangan harus berbuat zina dulu lalu wanita nya hamil... alias zina dulu baru halal.
payah ...banget.!!!! jangan sampai karya anda ini ditiru orang lain**.Bukan salah bunda mengandung **
Tamirah Spd
Restu dr orang tua itu sangat penting ridhonya Allah ridho nya Orang tua.
Dalam mengarungi bahtera rumah tangga ridho org tua selalu membawa berkah bagi keluarga sang anak dan menantu nya.
Tamirah Spd
demi balas dendam mengapa hrs mengorban kesucian tohh akhir nya penyesalan yg nnt yg slalu menghantui dlm kehidupannya,apa yg akan dijelaskan pada calon suaminya kelak kalau sdh gak perawan lagi
슈가
Luar biasa
echa purin
/Good//Good/
Deswita
Luar biasa
Deswita
💪💪
Dewi Leticia
Luar biasa
Kelly Lim
zafran dan zhera bukannya beda 10 tahun ya? kok ini sudah lahir saat zafran umur 1 thn lebih/Slight//Slight//Slight/
Cia Sanu
keren
Miss Typo
semoga permintaan Zi di kabulkan
Miss Typo
dasar aku cengeng bgt, mereka yg pisah karena Zahira nerusin kuliah yg ketinggalan, aku yg nangis sedih 😭🙈
Miss Typo
saatnya balas Budi pada Adri
Miss Typo
Alhamdulillah adiknya Zafran lahir dgn selamat dan sehat ibu juga bayinya
Ruli Gea
😊😊😊
Miss Typo
Alhamdulillah akhirnya mama nya Adri dah merestui, hbs ini mereka semua datang ke kampung Mila
Miss Typo
Mila hamil diusir gk ya sm orang tuanya
Miss Typo
ada apa denganmu Adri???
Miss Typo
bener² tuh mama nya Adri blm berubah juga
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!