Aku dapat telfon dari ibu dan katanya itu hal penting ibu meminta ku pulang, terpaksa aku pulang. Aku tidak menyangka aku mendadak di suruh menikah sampai aku tidak menyangka wanita yang akan aku nikahi bukanlah wanita tipe ku, bahkan melainkan jauh dari tipe ku.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur dzakiyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pengungkapan..
Soreh tampak ramai, sebuah kafe terletak di pinggir jalan. Dimana kafe yang cukup besar di antara semuanya, bangunan yang begitu mencolok dan elegan disana ada papan besar tertulis Anji Anjas Cafe. Orang-orang senang mampir di kafe itu, selain karyawannya ramah yang lainnya pun berkualitas.
Kendaraan tak ada hentinya berlalu lalang, sebuah mobil mewah tepat bersinggah di parkiran milik kafe itu. Dua pria keluar dari mobil bersetelan jas, Pria tinggi berjas biru nafi berjalan masuk di ikuti Pria yang bersamanya. Pria itu di sambut ramah oleh penjaga pintu, begitu juga dengan karyawan-karyawan lainnya.
"Tuan mari saya antar, tuan Anji dan yang lain sudah menunggu anda."Kata salah satu karyawan wanita. Pria itu membalasnya dengan anggukan.
Para pelanggang kafe dan karyawan kafe hanya melihatnya kagum, pria yang sangat dikenali oleh semua orang tak lain adalah Aktar Widjaya. Setiba di depan pintu ruangan VIP, karyawan itu mempersilahkan dua pria yaitu Aktar dan Andre masuk.
Melihat semuanya sudah ada Aktar dan Andre mengambil tempat duduk di antaranya, tanpa memanda bos, karena semuanya hanyalah teman jadi kembali keteman tidak ada yang ditinggikan.
"Lama tidak bertemu bro,"kata Anji sambil memukul pundak Aktar, Aktar hanya membalasnya dengan tatapan dingin.
"Huh, kau selalu saja seperti ini, yasudah kalian berdua mau minum apa ?"sambil melihat Aktar dan Andre secara bergantian.
"Aku tidak ada selera untuk minum, jadi air biasa saja."sahut Aktar.
"Untuk ku bir saja," kata Andre.
"Kau dengar kan? cepat ambilkan jangan buat tamu terhormat ku menunggu !"Ucapnya kepada pelayan yang berdiri di sampingnya, pelayan yang siap siaga menunggu perintah.
"Baik tuan,"kata pelayan itu kemudian pergi.
"Hei ! kau sudah menikah kan ?, maaf kami tidak bisa hadir di acara pernikahan mu, karena saat itu bertepatan acara pernikahan mu Anji ada tugas di london."tutur Anjas adik kembar Anji.
"Yah..kalau aku tidak tahu kalau kau akan menika di hari itu."sahut Ghio
"Justru aku tidak ingin kalian datang !"
Anji, Anjas dan Ghio terdiam karena mereka semua sudah mengerti maksud dari Aktar.
"Apa benar, kau menikahi gadis muslimah bercadar ?"tanya Anji memastikan, karena dia tahu itu hanya dari berita yang dia dengar.
"Ya,"jawab Aktar singkat.
"Wah... Aku penasaran dengan wanita itu, terus bagaimana hubungan mu? kau meminta Ghio menyelidiki pria bernama Furqon. Apa kau sudah mencintai wanita itu ?"tanya Anji lagi ia semakin penasaran dengan hubungan Aktar dengan istrinya, dan begitu juga dengan yang lain hanya saja mereka tidak berani menanyakan semua itu hanya Anji yang berani.
"Huh ! kalau bukan karna ibu ku mematai hubungan kami mana mungkin aku mau mendekati wanita itu, bersikap manis dengannya mimpi saja !"tutur Aktar mengingat Hal romantis yang berapa hari ini ia lakukan, yah..itu semua hanya sandiwara karena tidak ada yang tahu Ibunya memasang CCTV di dalam kamarnya.
Aktar tahu itu saat malam dimana ia berpindah tempat tidur di ruang tamu, disitu dia mulai bersikap manis dengan Najwa maka itulah kenapa dia pindah tidur di kamar tamu. Karena dia tidak ingin ibunya tahu kalau mereka berdua tidak tidur bersama.
"Jadi kau hanya bersandiwara ?"tanya Ghio.
"Yah, semua itu hanya bersandiwara tapi jujur saja dia tidak merespon semua itu. Sikapnya tidak berubah justru dia hanya menghindari jika aku menyentuhnya."jawab Aktar tiba-tiba dia terdiam mengingat saat Najwa bermimpi lalu menyebut nama pria itu.
Tapi mengapa ada perasaan aneh saat Najwa menyebut nama pria itu ? gumam Aktar sambil bertanya-tanya di dalam pikirannya.
Jadi, Maksud Aktar menyuruh ku mengikuti Istrinya waktu itu hanya untuk memastikan siapa orang yang akan ia temui ?, dan dilain tempat menyuruh ku mencari orang yang bisa menyelidiki pria bernama Furqon itu. Entah kenapa aku tidak berpikir saat itu, justru aku malah berpikir yang tidak-tidak. Gumam Andre dalam hati.
"Ei, kau kenapa terdiam ?"tanya Ghio sambil memukul pundak Andre, Andre melihat Ghio.
"Tidak ada apa-apa."
"Wah... kau ngomongnya tidak ada apa-apa tapi dari raut wajah mu, kau terlihat sedang memikirkan sesuatu. Ada apa ? kau jangan hanya diam saja coba cerita sama kami."kata Anjas yang juga memerhatikan Andre yang terus diam. Kini pandangan mereka semua tertuju pada Andre.
"Apaan, kenapa kalian semua melihat ku ? aku tidak memikirkan apa-apa, dan jika begitu itu juga tidak penting untuk kalian dengar."
"Tapi kami hanya kepo saja, iya kan ?"kata Anjas lagi sambil mengangkat alisnya dengan melihat mereka secara bergantian kecuali Andre.
"Iya betul !"kata Anji dan Ghio secara bersamaan, sedangkan Aktar dia hanya mengangguk dengan wajah yang tak berespresi.
"Apa mungkin kau sedang memikirkan pacar mu ? iya kan jujur saja !"kata Anji dengan wajah meledeknya.
"Haha...kamu punya pacar ? kenapa tidak memperkenalkan wanita mu dengan kami."
Andre melihat Anjas, Ghio dan Anji dengan tatapan kesal, entah kenapa mereka bertiga terlalu jahil. Dan mereka terlalu hobi membuatnya kesal. Setiap berkumpul Andre tidak pernah lolos dari kejahilan mereka yang selalu mengganggunya entah itu apa.
"Apa yang kalian tertawakan, tidak ada yang lucu."ucap Aktar ketus, seketika mereka terdiam. Andre mendengus karena mereka yang hanya mendengarkan Aktar. Aktar yang hanya mengatakan berapa kata mereka sudah diam membisu.
Tak lama minuman Aktar dan Andre datang, pelayan itu menyimpan minuman itu tepat di hadapan Aktar dan Andre.
"Sepertinya tidak seruh kalau begini saja."kata Ghio menutupi keheningan.
"Yah, seharusnya ada yang menemani kita, biar lebih seruh gitu."sambung Anjas yang cepat tanggap masuk perkataan Ghio.
"Ohh... jadi maksud kalian, perempuan ? tenang saja. Aku sudah mempersiap kan semuanya dari awal, dan dalam tiga menit mereka sudah datang."kata Anji, yang sebagai di Kafe itu.
"Wah, kau benar-benar hebat !"puji Ghio dan Anjas, Anji menampilkan tampang sombongnya.
Sesuai yang di katakan Anji, dalam tiga menit para wanita itu sudah datang.
"Bagaimana menurut kalian cantik-cantik kan ?"kata Anji memuji wanita pilihannya. Ghio yang gila cewe langsung memuji Anji dan menarik wanita yang cantik menurutnya duduk di menemaninya. Begitupun dengan Anjas dan Anji. Aktar hanya melihat mereka tanpa berkutip.
"Lah... kau kenapa tidak memilih cewe, lihat mereka cantik-cantik semua kau pilih saja yang mana selera mu."kata Anji kepada Andre.
Andre melihat tiap wanita yang berdiri di hadapannya itu, meski mereka memiliki body bagus tapi Andre tidak minat untuk wanita menemaninya.
"Tidak aku tidak tertarik !"kata Andre.
Bersambung...
Lanjut lagi kak