Aku Ceo Dipaksa Menikahi Gadis Bercadar
Di bawah atap Perusahan Grub Muktar Widjaya. Seorang pria berjas hitam elegan duduk dalam rapatnya, Namanya Aktar Widjaya pria berumur 25 tahun. Ia terlihat tampan saat berwajah serius, dengan sangat serius ia membahas proyek yang akan ia bangun, para klien mendengarkan dengan sangat serius dan menyimak apa yang Aktar katakan.
Setiap kata keluar dengan jelas dari mulut Aktar, membuat para klien mudah menyimaknya. Ditengah rapatnya Andre dapat telfon, Ia langsung memotong perbincangan Proyek Mereka.
"Tuan ada telfon.... " Kata Andre sembari menyodorkan Hp itu. sebenarnya, Ia sangat berat hati mengganggu Aktar tapi karena telfon itu sangat penting terpaksa dia harus memberikan Hp itu kepada Aktar.
Aktar tidak menghiraukan Andre dia hanya melihat Andre sekilas dengan Hp yang di sodorkannya lalu melanjutkan perbincangan yang tadi sempat terpotong.
Andre tahu maksud Aktar, dia menyuruh dirinya untuk mematikannya saja. Aktar memang orang yang sangat kompeten saat bekerja tidak boleh ada yang mengganggu baik itu sangat penting, Tapi saat ini yang menelfon benar-benar sangat penting itu telfon dari Nyonya besar Widjaya.
"Tuan, Nyonya besar yang menelfon katanya ada hal penting!" Kata Andre lagi.
Aktar menatap Andre sinis. Selain itu semua orang yang ada dalam rapat itu juga menatap Andre, Sesekali melihat Aktar yang sudah memanas karena marah.
"Kau tau aku sibuk? Matikan saja!" kata Aktar geram dan sinis. Benar-benar membuat Aktar marah, Di saat rapat penting ini Andre berani mengganggu Aktar hanya karena telfon yang menurut Aktar jauh dari kata penting.
Dengan tatapan kejam Aktar membuat seisi ruangan itu menjadi canggung. Berpikir untuk Andre segera mengerti, bukannya Andre sudah lama menjadi sekertaris peribadi Aktar? Pasti dia sangat tahu sifat Aktar seperti apa, mengapa berani memotong perbincangan hanya karena Telfon.
"Maaf, tapi ini benar-benar penting," ucap Andre ketakutan melihat tatapan kejam Aktar.
Aktar menatap Andre sinis, dan kembali melihat klien "rapat berakhir sampai sini. pekan depan baru dilanjutkan," tutur Aktar terpaksa, kemudian mengambil Hp dari tangan Andre dan segera pergi meninggalkan ruang rapat.
Entah telfon sepenting apa, sampai-sampai andre berani mengganggu rapat ku. Gumam Aktar.
Aktar menekan tombol penghubung yang tampil dilayar monitor Hp berwarna hijau dan terdengar suara dari sebarang sana.
"Halo, Aktar?"
Aktar terdiam mendengar suara Ibunya.
"Segera pulanglah, ada hal penting yang harus dibicarakan."
"Tidak bisakah Ibu bicarakan disini saja?" Kata Aktar dengan nada kesal.
"Tidak bisa! kau jangan banyak alasan. cepat pulang ini sangat penting!"
"Ibu kau tau kan aku ini sibuk! tidak ada hal penting dari pekerjaanku sekarang."
"Anak bodoh! pokonya ibu tidak mau tau, kau harus pulang! tut..tut .."tuturnya dan langsung mematikan telfon.
Aktar terdiam sejenak dan berpikir. Jika ia tidak pulang Ibunya akan merasa kecewa, Tapi di sisi lain dia tidak ingin pulang karena suatu alasan.
"Mana kunci? Aku akan pulang," Kata Aktar setelah berpikir panjang.
Andre yang sedari tadi berdiri di belakangnya segera memberikan kunci mobil itu kepada Aktar. Ia sebenarnya ingin bertanya, tapi niat itu ia urungkan tidak baik bertanya untuk mengetahui semua hal, apalagi masalah penting keluarga Widjaya.
***
Saat tiba di depan kediaman Widjaya Aktar keluar dari dalam mobil dan segera masuk melihat situasi yang sangat berbeda. Kedua orang tuanya duduk menunggu dirinya, tidak seperti biasanya. Mana ada waktu mereka bersama kedua orang tuanya tidak pernah akur selalunya bertengkar, tapi sekarang yang dihadapan aktar membuatnya terkejut. Pikirnya, mungkin yang akan dikatakan ibunya hal penting adalah mereka sudah berniat untuk baikan, jika begitu aktar akan sangat bahagia.
"Duduklah..sayang," Kata Natri lembut. Aktar sangat senang mendengarnya ini adalah pertama kalinya diperlalukan sangat lembut, karena biasanya setiap Aktar pulang dari kerja selalu mendengar pertengkaran.
Dengan hati senang dan raut bahagia Aktar duduk tepat dihadapan Ayah dan Ibunya.
Aktar diam menunggu kabar penting yang akan dibicarakan Ibunya yang dia harapkan kedua orang tuanya akan berbaikan dan memulai hari-hari bahagia tanpa pertengkaran.
Dilihat dari keduanya tampak gugup. Tidak ada yang berani mengatakan deluan, Keduanya saling menatap menuntut untuk segera mengatakan ke Aktar.
"Kenapa diam? Ibu menelfon ku di tengah rapat, bahkan berkata itu penting. Tapi kenapa sekarang kalian berdua diam saja?" tanya Aktar dia sepertinya sudah tidak sabar mendengar hal bahagia sesuai tebakannya.
"Aktar.. sebenarnya kami berdua sudah menjodohkan mu sejak lama, dan sekarang sudah waktunya memberitahu mu. Karena besok adalah tanggal dimana kami janjikan kepada mereka untuk menikahkan mu kepada putri mereka," kata Natri melihat Aktar yang tidak sabaran.
"Apa dijodohkan!! Dan bahkan acaranya akan di langsung kan besok?" tanya Aktar dengan suara keras.
Natri mengangguk pelan karena sedikit takut melihat reaksi anaknya itu.
Aktar menunduk sambil mengepal tangannya di dahi, kepalanya terasa sakit karena syok mendengarnya dan kemudian Aktar kembali mengangkat wajahnya melihat kedua orang tuanya dengan sinis.
"Apa kalian bercanda?"
"Tidak nak, kami tidak bercanda." jawab Natri ibu Aktar.
"kalian benar menjodohkan ku dengan gadis yang tidak aku ketahui? Bagaimana mungkin!!" seru Aktar dengan suara keras.
"Aku tidak setuju!" Lanjutnya
"Kau harus setuju!" kata Ikrar membalas putranya dengan suara keras.
"Sudah! tenangkan diri kalian." kata Natri ia tidak tahan melihat suami dan anaknya saling menentang.
"Tar.. tenanglah nak, ibu akan menjelaskan semuanya." lanjutnya dan kemudian mulai menjelaskan alasan mereka menjodohkan Aktar.
Aktar langsung terdiam dia tidak tahu mau bagaimana lagi setelah mendengar penjelasan dari ibunya, dia berusaha keras untuk berpikir cara menolak perjodohan ini.
Alasan mengapa mereka menjodohkan Aktar itu karena perjanjian ayahnya dengan sahabatnya, sebenarnya mereka dulu bukan sahabat. Karena awal pertemuan mereka pada saat Ikrar dan Natri melakukan perjalanan keluar kota secara melingkar dan pada saat itu mereka terkena musibah sebuah mobil menabrak mobil mereka.
Pada saat itulah ayah wanita itu bertemu dengan ayah Aktar, karena dialah yang menolong mereka. Ikrar dan Natri cukup lama tinggal di rumah orang tua wanita itu. Juga karena mengetahui mereka memiliki anak perempuan yang pada saat itu lebih kecil dari Aktar dan secara langsung Ikrar membuat perjodohan putranya dengan putri mereka dan mereka bahkan langsung menyetujuinya.
"Aktar kamu mau kan Ayah dan Ibu baikan? jika kamu mau itu. Maka terimalah perjanjian ini, ayah dan ibu berjanji selanjutnya kami akan memperbaiki hubungan kami." kata Natri menebak keinginan Aktar anak semata wayangnya.
Sungguh membuat Aktar bingung akan perkataan ibunya barusan. Karena tebakan ibunya sangat benar dan Yah, Aktar sangat menginginkan itu. Tapi hatinya berat untuk menerima pejanjian perjodohan ini, apalagi pernikahannya akan di lakukan besok Aktar benar-benar belum siap.
Beberapa lama kemudian.
"Baik aku terima tapi kalian juga harus tepati janji Selanjutnya aku tidak ingin mendengar kalian bertengkar lagi." ujar Aktar.
"Yah, kami akan tepati janji, sungguh kamu membuat kami bahagia," kata Natri dengan wajah bahagia begitu juga dengan Ikrar.
Padahal Aktar menerimanya dalam keadaan terpaksa mungkin hanya ini jalan membuat Ayah dan Ibunya baikan dan kembali menjalani kehidupan suami istri dengan normal.
"Ibu, Ayah kalau boleh aku tahu siapa nama gadis yang kalian jodohkan untuk ku ?"tanya Aktar, Natri dan Ikrar saling menatap secara bersamaan. Mereka terlihat berpikir dengan tatapan mereka yang saling pandang seperti sedang berkemunikasi lewat mata. Aktar melihatnya hanya bisa terdiam menunggu jawaban mereka.
"Ibu juga belum tahu namanya."ujarnya setelah melihat lama suaminya, Aktar tergelak.
menjodohkan ku dengan gadis tapi tidak tahu namanya, apa maksudnya itu?
"Ibu, aku tidak sedang bercanda! aku serius bertanya siapa nama gadis itu, jika memang ibu tidak tahu berarti ayah yang tahu."ucap Aktar kembali melihat Ayahnya. Tatapan yang sangat menakutkan, bahkan Aktar berani membuat tatapan itu kepada Ayahnya.
"Kenapa diam? bukankah ayah sudah lama menjodohkan aku dengan anak teman ayah, apa ayah juga akan bilang tidak tahu namanya!"Aktar mulai kesal.
Yah, tidak ada orang yang akan tenang begitu saja. Saat ia tahu dirinya di jodohkan dan akan menikah secepat itu. Padahal Aktar sudah lama menahan diri untuk menunggu wanita yang cocok dengan dirinya, dan pasti ia mencintai wanita itu. Sekarang malah mendadak di suruh nikah.
"Bahkan ayah pun tidak tahu namanya." jawab Ikrar, dia memang tidak tahu namanya diantara dia dan istrinya tidak ada yang tahu namanya, karena sudah sangat lama bahkan setelah meninggalkan kota itu mereka sudah tidak pernah bertemu. Barulah hari ini mereka bertemu dan hari ini juga mereka kembali membicarakan perjanjian perjodohan yang mereka buat bertahun-tahun lamanya.
Bersambung....
#Happy reading#
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
sri Hartati_
mamperrr
2023-12-01
0
Soraya
permisi numpang duduk dl ya kak
2023-08-17
1
ㅤㅤㅤㅤ😻Kᵝ⃟ᴸ⸙ᵍᵏ نَيْ ㊍㊍🍒⃞⃟🦅😻
numpang lesehan bentar 🤭
semangat terus berkarya 👍
2022-10-02
0