Saat seseorang melihat impian dengan mata terbuka, aku justru sebaliknya.
Saat seseorang bahagia bisa menikah dengan orang yang dicintai, aku justru sebaliknya.
Saat seseorang bisa bahagia karena cinta, aku justru sebaliknya.
Saat seseorang menjadikan pasangan mereka sebagai rumah untuk kembali.
Aku justru ingin pergi dan mengakhiri semuanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon WK Rowling, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Makan Bersama
Anika masih duduk termenung di sofa ruang tv saat Kaisar menghampirinya setelah mandi dan ganti baju, Anika bahkan tidak sadar dengan kedatangan Kaisar.
"Mama... Kai laper, Mama udah masak belum nih?" Tanya Kaisar sambil berjalan ke arah Anika.
Melihat tak ada jawaban dari Anika, Kaisar sedikit membungkukan badannya lalu mengibaskan tangan kanannya di depan wajah Anika sebelum berkata, "Hallo, Ma? Mama denger Kai ngomong nggak sih?"
Apa yang dilakukan Kaisar cukup menyadarkan Anika dari lamunannya, dia sedikit tersentak kemudian menjawab, "Eh ya sayang? Kenapa?" Tanya Anika kemudian sambil menatap pemuda tampan yang masih berdiri di hadapannya itu.
"Kaisar laper Ma... Udah ada makanan belum?" Jawab Kaisar kemudian duduk di samping Anika.
"Oh laper... Kamu mau makan apa nak?" Tanya Anika sambil mengusap-usap pelan punggung Kaisar.
"Tadi Mama ngelamun ya, dipanggil-panggil gak denger ih!"
Anika hanya geleng-geleng kepala sambil sedikit tertawa sebelum menjawab, "Kamu mau makan apa? Ditanya gak jawab ih!" Anika menirukan gaya bicara Kaisar.
"Ih Mama ini! Apa aja deh Ma, yang cepet dimasak Kai udah laper banget soalnya."
"Yaudah, Mama masakin ayam aja ya. Udah dibumbui tinggal dimasak aja tuh." Jawab Anika sambil mengusap pundak Kaisar lembut.
"Terserah Mama aja yang penting cepet." Ucap Kaisar sambil nyengir kuda. Anika pun bergegas menuju dapur untuk memasak.
***
Anika memasak dengan lincahnya sudah seperti chef profesional. Dibaliknya ayam-ayam tersebut di atas wajan tanpa takut kecipratan minyak panas yang ikut menyembur keluar saat ayam di masukkan ke dalam wajan. Tidak butuh waktu lama untuk ayam itu siap disajikan, Anika menyiapkan makanan di atas meja makan untuk disantapnya bersama putra semata wayangnya, Kaisar.
"Kaisar! Ini makanannya sudah siap nak, ayo makan dulu!" Panggil Anika kepada Kaisar sambil meletakkan piring di atas meja.
"Iya bentar lagi Ma, masih nanggung." Balas Kaisar yang sibuk memainkan ponselnya.
"Ayo cepetan hpnya nanti lagi! Tadi katanya sudah laper, ayo sini mumpung masih anget ayamnya." Perintah Anika yang langsung dipatuhi oleh Kaisar.
"Hemmmm.... Baunya sedap sekali Ma!" Ucap Kaisar saat dirinya sudah duduk di meja makan.
"Enak dong siapa dulu yang masak, Mama!" Anika berucap dengan bangga kemudian mengambil nasi dan lauk untuk dirinya dan juga Kaisar.
"Ini sayang." Anika menyerahkan piring yang berisi nasi dan juga lauk kepada Kaisar.
Kaisar sudah bersiap untuk memakan masakan yang dibuat oleh Mamanya itu, mulutnya sudah terbuka siap dimasukan sendok berisi makanan sendoknya pun sudah melayang di depan mulut sebelum ditegur oleh Anika, "Kebiasaan! Berdoa dulu baru makan."
"Hehe iya Ma, lupa." Kaisar menjawab dengan cengengesan, kemudian dia pun berdoa dan langsung menyantap makanan yang sudah disiapkan itu.
Kaisar melirik ke arah Anika yang duduk di depannya, Anika hanya terlihat memainkan makanannya, dan pandangannya pun terlihat kosong.
"Ma, Mama kenapa lagi? Kenapa Mama akhir-akhir ini sering sekali melamun?" Akhirnya Kaisar bersuara karena merasa terganggu dengan sikap Anika yang seperti itu.
"Apa Mama masih memikirkan soal sarapan tadi pagi?" Lanjut Kaisar.
Anika mendongakkan kepalanya, dia terlihat mengehela nafas panjang sebelum berkata, "Mama heran aja, tumben-tumbenan Papa mau menyiapkan makanan untuk Mama. Padahal kami sedang ad-..." Anika tiba-tiba menghentikan bicaranya.
"Ada apa? Mama sama Papa lagi ada masalah ya?" Tanya Kaisar kemudian, dia seperti bisa membaca pikiran Anika.
"Ya begitulah, tapi bukan apa-apa kok bukan masalah besar." Anika menjawab sambil menghela nafas pendek.
"Apapun masalahnya, sebaiknya Mama sama Papa bicarakan baik-baik, Kai tau kok kalian pasti bisa menyelesaikannya." Ucap Kaisar sambil tersenyum ke arah Anika.
"Dan mungkin, apa yang dilakukan Papa tadi pagi dengan membuatkan sarapan untuk Mama, mungkin saja itu bentuk usaha Papa untuk memperbaiki masalah yang sedang kalian hadapi sekarang kan?" Lanjut kasar dengan mengangkat bahu.
Anika terdiam mendengar apa yang dikatakan oleh anak semata wayangnya itu. Dia tidak menolak ataupun menerima buku ucapan Kaisar, karena masalah yang sedang dihadapi mereka berdua tidak sesederhana yang Kaisar pikirkan.
"Ah mungkin kamu benar nak, ya sudah jangan bahas itu lagi, nanti Mama yang akan bicara sama Papa. Makanlah yang banyak hm." Ucap Anika kemudian sambil tersenyum. Keduanya pun makan dengan tenang tanpa ada yang bicara.
Bersambung...
Jangan lupa klik like dan favorit ya 🐣🐣🐣
sbnrnya apa yg terjadi?
buat penasaran ajah