NovelToon NovelToon
Cinta Di Dalam Cerita

Cinta Di Dalam Cerita

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Cinta Beda Dunia / Mengubah Takdir / Romansa / Idola sekolah / Ruang Ajaib
Popularitas:349
Nilai: 5
Nama Author: Eireyynezkim

Alseana, penulis muda berbakat yang masih duduk di bangku SMA, tak pernah menyangka kehidupannya akan berubah hanya karena sebuah novel yang ia tulis. Cerita yang awalnya hanya fiksi tentang antagonis penuh obsesi, tiba-tiba menjelma nyata ketika Alseana terjebak ke dalam dunia ciptaannya dan menjadi salah satu tokoh yang berhubungan dengan tokoh antagonis. Saat Alseana masuk kedalam dunia ciptaannya sendiri dia menjadi Auryn Athaya Queensha. Lebih mengejutkan lagi, salah satu tokoh antagonis yang ia tulis menyadari rahasia besar: bahwa dirinya hanyalah karakter fiksi dengan akhir tragis. Demi melawan takdir kematian yang sudah ditentukan, tokoh itu mulai mengejar Alseana, bukan hanya sebagai karakter, tapi sebagai penulis yang mampu mengubah nasibnya. Kini, cinta, kebencian, dan obsesi bercampur menjadi satu, membuat Alseana tak tahu apakah ia sedang menulis cerita atau justru sedang hidup di dalamnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eireyynezkim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Siapa?

Apartemen sepi dan gelap adalah hal pertama yang menyambutnya saat pulang sekolah, Manfredo Jarrel Ludovic atau bisa disebut Manfredo. Pria yang selalu menyendiri dan tak ingin berbaur dengan siapapun.

Ia meletakkan tas sekolahnya di meja ruang tamu dan berjalan sambil melepaskan kancing seragam sekolahnya yang sedikit basah oleh air hujan tadi.

Namun saat ia melepaskan seragamnya, ia bisa mencium bau parfum wanita yang cukup samar namun bisa ia cium dengan jelas.

Ia mendekatkan hidungnya ke arah baju seragamnya dan kemudian ia membuangnya ke sembarang arah dan masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri.

Di bawah guyuran air ia menikmati setiap tetesnya, dirasa waktunya sudah cukup ia segera mengakhiri ritual mandi yang ia lakukan.

Namun saat ia berada di walk in closet ia tak sengaja melihat wajahnya sendiri di kaca besar di lemari tersebut.

Ia mengamati setiap inci wajahnya yang tampan, kulit putih dan wajah dinginnya.

"Apa tadi aku begitu jelek?" Tanyanya pada dirinya sendiri namun ia segera mengangkat bahunya tak peduli.

Namun ingatan tentang gadis tadi membuatnya sangat terganggu.

"Siapa dia?" Gumamnya.

Namun dalam hatinya ia akan mencari tahu besok karena kebetulan seragam mereka sama yang sudah pasti mereka satu sekolahan. Namun ia belum pernah melihat gadis tadi.

Panggilan telepon dari ponselnya membuatnya mengalihkan pandangannya ke arah ponsel miliknya tersebut.

"Hm." Jawabnya singkat.

"Ada balap motor malam ini, hadiah 100 juta." Ucap Dax. Dia adalah pria yang mencari ajang balap motor untuknya.

Dia memang mencari uang dengan cara seperti ini namun ia juga menikmatinya, walaupun ia pewaris tunggal kekayaan Ludovic namun ia bahkan tak menikmati sedikitpun harta itu.

"Ok, sharelok." Ucapnya lalu mematikan panggilan tersebut dan merebahkan dirinya di ranjang.

......................

"Ma besok aku tak ingin masuk sekolah satu hari." Ucap Auryn setelah makan malam keluarga mereka selesai.

Tentu saja mama dan papa Auryn langsung menatap putri satu-satunya tersebut.

"Kau sakit sayang?" Tanya mama Auryn dengan khawatir.

"Tidak, tapi aku tak ingin masuk besok. Untuk besok saja yaa please?" Ucap Auryn sambil memperlihatkan puppy eyesnya.

Papa Auryn menatap dingin putrinya.

"Tidak," Ucapnya dengan singkat.

"Pa, please yaa. Aku tak ingin pergi sekolah besok. Boleh yaaa?" Ucap Auryn dengan nada manjanya yang membuat kedua orang tuanya merasa aneh tapi cukup nyaman karena anaknya sebelumnya tidak pernah berlaku seperti ini.

"Mas biarlah dia libur untuk besok saja, mungkin dia jenuh dengan suasana sekolah." Ucap mama Auryn yang membujuk suaminya tersebut.

Auryn yang mendapat dukungan seperti itu langsung merasa sangat senang, Auryn pun langsung melihat ke arah papanya dengan tatapan berbinar.

Wajah dingin pria paruh baya tersebut langsung mengalihkan pandangannya.

"Terserah." Ucap papa Auryn pada akhirnya dan Auryn yang mendengar itu langsung berdiri dengan loncat-loncat kecil saking bahagianya.

"Terima kasih papa tampanku dan mama cantikku." Ucapnya sambil mencium pipi kedua orang tuanya tersebut dan langsung lari ke atas menuju kamarnya.

Marava yang di cium oleh putrinya pertama kali langsung membeku di tempat.

"Sayang, putri kita banyak berubah ya. Tapi aku sangat bahagia melihat perubahannya." Ucap Analise pada suaminya tersebut.

Marava tak mendengarkan istrinya dan memilih untuk pergi dari sana, namun jika diamati lebih teliti bibir pria paruh baya tersebut tersenyum tipis.

Auryn yang berada di kamarnya langsung merebahkan dirinya dengan sangat bahagia, ia akhirnya bisa jauh dari mautnya.

Setidaknya jika besok ia libur berarti dia tak akan bertemu dengan pria itu lagi selama tiga hari karena hari berikutnya adalah hari sabtu dan minggu. Itu sangat melegakan baginya karena pria itu pasti sudah tak mengingatnya lagi.

Tapi ia penasaran, trauma apa yang dialami oleh antagonis itu? Karena ia tak pernah menuliskan rasa trauma apapun pada tokoh antagonis tersebut.

Tapi ia berusaha tak peduli, ia harus menjauh bukan untuk terhindar dari bahaya? karena jika dekat dengan pria itu sama saja dekat dengan masalah.

"Huft, sangat rumit. Namun senin depan masalah akan semakin panas karena kedekatan geng Stofor dengan Gisella yang membuat Erzabell akan bertambah marah karena Haizar yang lebih perhatian dengan Gisella daripada dengannya. Lalu apa lagi ya adegan yang akan datang?" Gumamnya

"Apakah besok adegan lain yang aku lupakan dan akan aku lewatkan?" Gumamnya dan langsung melihat ke ponselnya dan membuka web novel miliknya.

"Oh ya hari ini adalah pertemuan kedua keluarga Erzabell dan Haizar, huft aku merasa kasihan dengan Erzabell tapi itu adalah perannya dan harus berakhir mati di tangan tunangannya sendiri."

"Aku takut jika aku merubah alurnya maka aku tak ada jalan kembali ke dunia asalku. Maafkan aku Erzabell aku juga tak ingin seperti ini, jika aku tahu lebih awal jika dunia kalian bisa seperti ini tentu saja aku akan membuat kisah semua tokoh berakhir bahagia." Gumamnya.

"Huft, mari lupakan sejenak masalah ini. Kita fokus saja dengan hidup sekarang, pasti ada salah satu petunjuk nanti." Ucap Auryn dengan semangat.

......................

Restoran mewah yang sudah direservasi oleh kedua keluarga yang sudah bersahabat lama ini akhirnya bertemu.

Kedua keluarga yang bersahabat tersebut terlihat sangat bahagia dengan pertemuan ini.

"Akhirnya kita akan menjadi besan ya Lucano." Ucap Adalvino Sadian Gleoviska pada Lucano Khandra Kalundradengan nada bahagianya.

"Tentu saja, apalagi putrimu sangat cantik. Aku sangat senang calon menantuku sebaik dan secantik Erzabell." Puji Lucano dengan tulus.

Erzabell yang mendapat pujian tersebut menunduk malu karena dipuji oleh ayah dari sang pujaan hatinya.

Haizar yang melihat itu begitu muak dan memilih mengalihkan pandangannya ke arah lain, dia sangat malas dengan pertemuan ini yang ia ketahui sebagai pertemuan untuk membahas pertunangan mereka.

"Bagaimana jika kita langsung ke intinya saja." Ucap tuan Lucano pada Adalvino.

Adalvino pun mengangguk setuju.

"Jadi kapan pertunangan anak kita akan dilaksanakan?" Tanya Lucano.

"Bagaimana jika minggu depan?"

Haizar yang mendengar itu langsung menatap tuan Adalvino, Lucano ayah Haizar yang melihat gelagat anaknya yang seperti akan menolak langsung menginjak kaki anaknya dengan keras dan menatapnya tajam.

Haizar yang mendapatkan perlakuan seperti itu langsung menghela nafasnya lalu menatap datar ayahnya tersebut.

"Bagus, semakin cepat semakin baik. Bagaimana dengan nak Erzabell?" Tanya tuan Lucano dengan lembut.

Perlakuan tuan Lucano dengan Erzabell sangat berbeda jauh dengan anaknya sendiri, Haizar yang melihat itu tentu saja membuat dirinya semakin membenci sosok gadis yang duduk di sampingnya dengan malu-malu.

"I-iya om." Ucap Erzabell dengan tersipu, karena akhirnya ia bisa semakin dekat dengan Haizar dengan statusnya sekarang.

Mereka melanjutkan pembicaraan mengenai pertunangan Erzabell dan Haizar.

Haizar yang melihat itu izin untuk mengajak Erzabell untuk mencari udara segar dan tentu saja kedua orang tua itu mengijinkannya dengan senang hati.

Haizar pun langsung menarik Erzabell dengan kasar tanpa diketahui oleh orang tuanya dan mengajaknya menjauh dari jangkauan mereka.

Saat mereka sampai di taman yang ada di restoran tersebut, Haizar langsung melepaskan pegangan tangannya dengan kasar.

"Haizar ada apa? apa kamu ingin berbicara serius?" Tanya Erzabell pada pria itu.

"Batalkan tunangan ini!" Ucapnya dengan dingin.

Erzabell yang mendengar itu tentu saja terkejut.

"Tidak. Aku gak akan batalkan pertunangan ini." Ucapnya dengan wajah tegasnya.

"Lo tau gue gak sudi dengan lo. Tapi jika lo gak batalkan tunangan ini maka gue akan buat lo hidup menderita dengan bertunangan dengan gue. Camkan itu!" Ucap Haizar dengan kalimat tajamnya.

Erzabell yang mendengar itu tentu tak takut sama sekali dengan ancaman yang diberikan oleh Haizar.

Ia akan tetap memperjuangkan cintanya dan ia yakin suatu saat Haizar akan luluh padanya dan akan menerima cinta tulusnya ini.

Haizar yang sudah muak melihat gadis di depannya tersebut langsung melenggang pergi, ia langsung menaiki motornya dan mengenakan helmnya.

Erzabell yang melihat Haizar pergi ingin mengejarnya namun ia berhenti saat papanya memanggilnya.

"Erzabell, kemana Haizar pergi?" Tanya Adalvino pada putri semata wayangnya tersebut.

"Eh em dia ada urusan yang mendesak pa, tadi ada hal penting yang gak bisa ia tinggal." Jawab Erzabell bohong karena ia bingung harus menjawab bagaimana.

"Anak itu memang tak ada sopan santun!" Ucap Lucano dengan marah karena putranya pergi seenaknya.

"Sudah tak apa, mungkin memang ada hal yang mendesak. Kalau begitu ayo masuk kembali." Ajak tuan Adalvino dan Erzabell mengangguk.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!