NovelToon NovelToon
SABDA ARIMBI

SABDA ARIMBI

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Teen School/College / Diam-Diam Cinta
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: Lel

Bagaimana perasaan kamu kalau teman SMAmu melamar di akhir perkuliahan?
Itulah yang dialami Arimbi, selama ini menganggap Sabda hanya teman SMA, teman seperjuangan saat merantau untuk kuliah tiba-tiba Sabda melamarnya.
Dianggap bercanda, namun suatu sore Sabda benar-benar menemui Ibu Arimbi untuk mengutarakan niat baiknya?
Akankah Arimbi menerima Sabda?
Ikuti kisah cinta remaja ini semoga ada pembelajaran untuk kalian dalam menghadapi percintaan yang labil.
Happy Reading

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CALON MANTU

"Hallo, Assalamualaikum!" sapa Arimbi deg-deg an, baru kali ini menelepon Sabda sehoror ini. Apalagi setelah bicara dengan ibu, dan dia kembali ke kamar, melihat ponsel banyak chat dan missed call dari Sabda. Belum sempat terbaca, lebih penting menghubungi lelaki tu untuk meneruskan pesan ibu.

"Waalaikumsalam, Mbek. Lo dari nyangkul di sawah?" beginilah Sabda, tak ada romantis-romantisnya, main sindir, omongannya julid tak menunjukkan kalau tadi malam ia melamar Arimbi. Kalau sekarang mereka sedang berdekatan, udah ditampol tuh mulut.

"Gue lagi ngobrol sama ibu gue, Sapi. Lagian gue gak punya sawah," balas Arimbi sewot.

"Ada apa?" tanya Sabda to the point.

"Kamu di mana?"

"Bareng anak-anak, Teguh dan Ryan. Ada apa sih?"

"Lagi main?"

"Dih, lamaran gue aja belum lo terima seposesif itu sih," goda Sabda sembari tertawa meremehkan. Percayalah, Arimbi ingin menonjok wajah tengil Sabda sekarang. Bisa-bisanya dia bersama teman SMA bilang lamar, lamar, tuh mulut lemes amat, koar-koar sebelum pasti.

"Mulut lo, Sap. Jangan koar-koar!"

Terdengar tawa puas dari seberang sana. "Aman, gue agak jauh dari mereka, sengaja ngejauh karena ingin dengar suara lo. Lagian gue akan keep hubungan kita selama janur kuning belum melengkung."

Arimbi tertegun, nih laki kok bisa serius gini. Omongannya seperti orang waras. "Ada apa telepon, habis ini baca chat gue!"

"Iya, iya. Hem gue telepon karena ibu mau ketemu lo!"

"Emang lo bilang apa sama Ibu?"

"Soal tadi malam."

"Yang lo nginep di rumah gue," goda Sabda, sengaja sekali bikin emosi Arimbi naik, karena gadis itu jelas tak mau rahasia menginap tadi malam diketahui orang lain.

"Setan!"

"Eh mulutnya, ya Allah anak gadis orang."

"Lo bisa gak sih, menanggapi jawaban gue itu yang masuk akal!" sekali lagi Sabda tertawa di seberang sana. "Kalau lo emang serius, ntar datang sore an. Jangan malam juga."

"Kenapa? Takut gue nginep?" kembali Sabda mengungkit acara nginep tadi malam. Saking kesalnya Arimbi langsung memutus panggilan tanpa salam. Benar-benar tuh cowok meresahkan. Keseringan bahas nginep bisa-bisa terbongkar tabiat Arimbi.

Beginilah kalau menyimpang dari aturan agama, bawaannya khawatir terus, meskipun tidak terjadi apa-apa, tapi pandangan orang timur menilai negatif bila ada perempuan yang menginap di rumah lelaki.

Arimbi pun diminta untuk membeli buah dan beberapa camilan dan kue untuk menyambut Sabda. Dia sebenarnya menolak, ini belum pertemuan penting. Masih tahap interview mantu kenapa harus repot-repot menyiapkan kue segala sih. Kasih saja suguhan yang mereka punya di rumah.

"Bisa nurut ibu gak sih, tinggal beli juga!" ucap Ibu sewot. Arimbi pun mengambil uang dan segera menuju ke outlet roti sesuai pesanan ibu. Mengendarai motor matic kesayangannya, yang beberapa tahun ini menemaninya kuliah. Namun, sejak dua bulan lalu, motor sang adik rusak terpaksa motor Arimbi dibawa pulang.

Namanya seorang ibu mendengar sang anak dilamar orang pasti sangat bahagia, tak dapat dipungkiri salah satu doa yang beliau panjatkan sehari-hari satu per satu dikabulkan. Kadang melepas anak perempuan kuliah di luar kota juga khawatir, apalagi anak tetangga di perumahan ini banyak yang nikah muda, lantaran kecelakaan dulu. Tentu ibu pun berharap Arimbi segera menikah saja toh usianya 22 tahun, sudah pantaslah kalau menikah.

Sadewa bingung ketika Mbak Yatni bekerja tidak sesuai tupoksinya, biasanya Mbak Yatni diminta membantu ibu urusan masak dan jualan pecel, tapi siang ini tidak. Ibu minta tolong Mbak Yatni ngepel, membersihkan kaca dan mengganti korden. Sadewa yang baru bangun tidur kaget dengan kehebohan sang ibu.

"Mau ada tamu?" tanya Sadewa dengan menggarukkan kepala, lalu menuju ke lemari es mengambil air dingin.

"Mbakmu dilamar orang!" cetus ibu spontan. Sontak saja, Sadewa menyemburkan air yang baru saja ia minum, terkena lengan ibu lagi. Otomatis mode ngomel beliau aktif.

"Maaf, Ibunda Ratu," ucap Sadewa pasrah kena jiwit di lengan. Salahnya juga main sembarangan sembar-sembur. "Mbak siapa?" sebuah pertanyaan konyol, ibu makin murka, pipi Dewa langsung ditonyor sang ibu gemas.

"Mbakmu siapa lagi kalau bukan Arimbi, Dewa!"

"Yang melamar?"

"Sabda!"

"Sumpah, Bu?"

"Kata Mbakmu. Nanti sore Sabda ke sini, Ibu mau tanya langsung. Benar apa main-main melamar anak gadis orang."

"Gak usah judes-judes, Bu. Mas Sabda udah lama suka sama Mbak Arimbi, Bu. Wajar sih."

"Tapi emang dia benaran udah kerja ya, Wa?"

Sadewa mengingat-ingat, untuk kerja dia tak yakin juga. Karena mereka hanya sekedar bertemu di tempat futsal, beda circle meski beberapa kali satu tongkrongan, hanya saja tidak terlalu tahu dengan detail. "Belum kayaknya, Bu!"

"Tapi kata Mbakmu dia udah kerja, proyek dosen begitu katanya."

"Wah duitnya banyak tuh."

"Masa' iya?"

"Itu namanya freelance bu, memang gak tetap tapi kalau dapat proyek biasanya gajinya gede juga."

"Tahu darimana?"

"Cerita Bu Lira (salah satu guru Sadewa yang pernah menyinggung proyek dosen untuk skripsinya). Kalau dosennya punya power di kampus, sangat mudah banget buat dapat rekom menjadi dosen muda, ya tapi tetap daftar dulu sih."

"Berarti dia oke!"

"Oke, Bu! Setujui aja, percaya sama Dewa, Mas Sabda tuh gak macam-macam. Udah cinta mati tuh sama Mbak Arimbi."

"Kayak gimana tuh cinta matinya?"

Sadewa hanya mengedikkan bahu, karena dia cuma asal ceplos, toh dia juga tidak sedekat itu dengan Sabda, hanya tahu nomor WA, ngobrol juga say hello doang. Kalau tanya kakak langsung bisa-bisa sungut di kepala sang kakak muncul dan Dewa bakal diomeli dengan nasehat panjang lebar kecil-kecil gak usah pacaran. Awas lo yah kalau gue dengar lo pacaran gue pites lo sampai cemet.

Tepat pukul 4 sore, Sabda datang sendiri, membawa beberapa kotak kue. Arimbi yang membukakan pagar karena Sabda sempat chat udah di depan. Hanya saja Arimbi tak menduga sama sekali kalau Sabda membawa oleh-oleh. Biasanya anak cowok cenderung cuek, ke mana-mana juga cuma bawa diri doang.

"Buat calon mertua gue, bukan buat lo jadi gak usah ge-er!" ucap Sabda sembari berjalan beriringan menuju pintu.

Arimbi hanya tersenyum muak, bisa-bisanya dia ngomong jangan ge-er, kalau saja tidak di rumah mungkin mulut Sabda sudah ditampol.

"Tapi ujung-ujungnua gue yang makan gimana dong!" ledek Arimbi dengan tatapan tajam. Sabda hanya tersenyum saja.

"Kalau begitu kotak yang tengah aja!"

"Kenapa?"

"Udah gue taruh jampi-jampi biar lo pinter!"

"Setan!"

"Ih mulutnya!" ucap Sabda sembari menunjuk Arimbi dengan tatapan sok serius, spontan Arimbi memukul bibirnya.

1
Yunita Dwi Lestari
lanjut kakak
Yunita Dwi Lestari
suka suka /Kiss//Kiss/
lanjut kak
Sheva Linda
bagus bgt ceritanya, karakter Sabda keren, gentle, baik... paket komplit pokoknya
Yunita Dwi Lestari
/Heart//Heart//Heart//Heart/ lanjutt kak
Yunita Dwi Lestari
/Heart//Heart//Heart//Heart/
gojam Mariput
wkwkwk.....sabda gr tuh
gojam Mariput
seindah itu masa kuliah
gojam Mariput
kangen masa2 itu, udah puluhan tahun berlalu. kk othor bikin aku muda lagi nih
Lel: othornya juga sedang mengenang masa muda
total 1 replies
gojam Mariput
serunya masa remaja
Yunita Dwi Lestari
lanjut kak
Yunita Dwi Lestari
lanjut kak/Heart/
Yunita Dwi Lestari
lanjut kak /Heart/
Yunita Dwi Lestari
lanjut kak/Heart/
gojam Mariput
suka banget sama karakter sabda yg strong, manly , visioner
Yunita Dwi Lestari
lanjut kaaakkk /Heart//Heart/
Yunita Dwi Lestari
semangat kak
Yunita Dwi Lestari
kereeen kak
semangat terusss ya /Heart/
Yunita Dwi Lestari
bagus kak 😍😍
lanjut ya kak
semangat
Lel: terimakasih
total 1 replies
Yunita Dwi Lestari
bacaan ringan tp menarik. tidak melulu ttg org pemilik perusahaan n CEO.
Yunita Dwi Lestari
lanjut ya kak. cerita nya ringan tp asik bgt. dr segi bahasa jg menarik.
Lel: terimakasih
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!