Dyeza Ghinara Alinzkie Harus menerima takdir yang sudah di tentukan oleh ibu tirinya.
Semuanya berawal dari dua garis merah yang di alaminya. kehidupannya jadi berubah
menikah dengan pria yang tidak dirinya kenal. bahkan melihat saja tidak pernah.
Namun apalah daya.
Semua demi kebaikan dirinya dan juga ayahnya
Menerima pinangan seorang presdir muda namun Pria itu juga merangkap sebagai seorang mafia.
Mafia kejam yang tidak segan mengambil organ orang yang sudah berani mengusik pekerjaanya.
Akankah gadis ini bertahan di sisiNya?
Atau malah pergi meninggalkannya.?
🌹🌹
Masih tahap belajar dan terus belajar
Mohon krisan nya ya Readers.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reva'$live, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kehangatan
...***...
Di ruang makan.
Dirga segera duduk di kursi yang sudah Yeza siapkan untuknya
Yeza, menunjuk menu makanan pada Dirga. Ada Sandwich, nasi goreng dan ada Scotch egg makanan yang populer di negera Inggris. Yeza memang banyak tau tentang menu masakan luar. Karena Yeza juga ingin menguasai kuliner mancanegara. Suatu saat Yeza bisa membuat restoran has manca negara.
Dirga memilih Scotch egg . Dirga pernah memakan itu bebrapa kali di luar negeri.
Setelah habis dua butir. Dirga kembali menyendok nasi goreng yang memanggil untuk di sentuh juga
Baru kali ini Dirga sarapan dengan 3 menu. Kalo biasanya bi Uci akan menyiapkan roti panggang kalo nggak nasi goreng dan bahkan bubur ayam. Dan menu makanan has negaranya sendiri. Sangat membosankan memang.
Setelah di rasa kenyang Dirga segera mengeluarkan kartu card berwana hitam untuk Yeza
Yeza menatap Dirga tak paham. Dan untuk apa dia memberikan kartu untuknya
"Dengan ini kamu bisa membeli apapun yang kamu sukai." ujar Dirga
Yeza masih belum mengambil kartu itu dari meja di mana Dirga memberikannya.
"Nanti Sam akan kesini. Sam akan mengantarmu untuk berobat. Atau kalau tidak kau akan di bawa ketempat terapi wicara." ucap Dirga lagi.
Dirga sudah mengetahui jika Yeza kehilangan suaranya. Bukan sejak masih bayi. Namun semenjak meninggalnya ibu Yeza . Dirga berharap Yeza masih bisa di sembuhkan.
📝"kenapa kau melakukan ini padaku? Siapa kamu yang sebenarnya?" tanya Yeza lewat kertas
"Aku ingin kamu mengikuti yang aku perintahkan. Itu sudah cukup buatku." jawab Dirga. Bukan menjawab pertanyaan dari Yeza. Namun Dirga malah memberi ketegasan yang tidak boleh di bantah.
Yeza, mengerucutkan bibirnya karena kesal.
"Menyebalkan.. Kenapa kau selalu menggodaku?" batin Dirga.
Dirga segera menyudahi sarapan dan obrolannya bersama Yeza.
Saat Dirga ingin melangkah. Tangan Dirga di cekal oleh Yeza
Dirga menoleh dan menatap wajah Yeza dengan menunduk. Karena Yeza hanya sedada dengan dirinya.
Yeza segera mengambil kertas yang sudah di tulis. 📝"Bolehkah aku meminjam tanganmu untuk mengelus perutku, aku ingin sekali kau melakukannya." ucapnya dalam kertas. Namun Yeza benar benar menunduk. Dan sangat malu untuk menatap pria di depannya.
Bagaimana mungkin bayi ini menginginkan hal itu. Bahkan pria yang ada di depannya belum tentu tau jika Dirinya hamil. Dan siapa ayahnya Yeza pun tak tau.
Dengan sedikit gemetar Dirga mengulurkan tanganya. Dan segera berlutut menyamakan wajah nya pada perut Yeza.
Yeza tersentak saat perutnya di belai dengan lembut oleh tangan kekar milik Dirga. Perut yang masih datar itu menginginkan sentuhan dari lawan jenisnya.
Ada rasa nyaman yang amat Yeza harapkan. Yeza memejamkan matanya. Begitu sangat damai hatinya saat ini. Jantungnya berdegub amat cepat
Begitu juga dengan Dirga. Dirga tak bisa menyembunyikan rasa groginya.
Dirga berbisik diperut Yeza. "Kau jangan nakal di sana. Tunggu beberapa bulan lagi kau akan melihat papamu yang tampan ini." lirihnya sambil tersenyum.
Dirga segera berdiri lalu menatap Yeza sebentar. Dan mendapati Yeza hanya menunduk dengan wajah merahnya.
"Aku berangkat dulu. " pamitnya.
Dirga segera keluar meninggalksn Yeza. Di mobil sudah ada Candra yang menunggu
Dirga segera masuk ke mobilnya. Dirga menyentuh dadanya yang masih merasakan degupan jantungnya.
Dirga memejamkan matanya lalu mencium tangan kanannya yang tadi di gunakan untuk mengelus perut Yeza.
Rasa yang Dirga alami saat ini sungguh berbeda. Seperti menemukan kehangatan dalam hidupnya.
...***...
Yeza segera pergi ke kamarnya.
Yeza juga menyentuh dadanya yang masih berdegup. Apa yang aku lakukan pada pria itu. Dan kenapa pria itu tidak menolak saat ku minta untuk mengelus perutku.
Kenapa dia mau melakuknyaa???? Batin Yeza.
Yeza segera melangkah menuju cermin yang ada di meja rias nya. Yeza menatap diri nya lewat pantulan cermin.
Mata pandanya masih belum pudar. Masih tampak jelas hitamnya. Yeza melihat beberapa make-up yang ada di meja rias nya. Membaca satu persatu yang sudah ada di sini.
Ini juga pekerjaan Dirga.
Dirga yang mengutis Nara sekertaris nya untuk mencari kan perlengkapan make-up. Dirga tidak memberi tau untuk siapa. Dan Nara pun tidak berani menanyakan yang bukan menjadi pekerjaanya. Tugasnya hanya mencari make-up yang bagus.
Yeza mengambil eye serum. Lalu mngeluarkan sedikit untuk mengoleskan di area matanya.
Tok... Tokk...
Suara pintu di ketuk dari luar. Yeza segera, membuka nya. Dan menatap Bi Amin sudah berada di depan kamarnya
"Non.. Tuan Sam sudah menunggu." ucap bi Amin.
Yeza segera mengangguk. Lalu kembali ke kamarnya mengambil tas slempang nya dan kertas beserta pena untuk alat komunikasi nya.
...***...
"Ren.. Kita mau kemana?" tanya Anggi.
"Kita akan bersenang senang Nggi. Kau tak usah takut." jawab Rendi
"Tapi Ren.. Kita harus sekolah. Aku tak mau papaku tau kalo aku tidak sekolah." ujar Anggi lagi
Sudah 3 hari ini. Rendi selalu membawa Anggi bolos sekolah.
"Tidak apa apa. Lagian kita sudah selesei kan ujian kenaikan kelasnya" jawab Rendi
"Iya juga sihhh.." batin Anggi
Rendi membawa Anggi kali ini di cafe. Setelah dua hari kemarin Rendi membawanya di taman. Kadang di pantai. Dan Rendi akan mengantar Anggi malam nya. Sekitar jam 8 malam.
Mereka segera berjalan memasuki cafe. "Yok kita kesana." ajak Rendi. Dan segera, menggandeng tangan Anggi.
Anggi mengikuti saja kemana Rendi akan membawanya.
Di sana sudah ada beberapa teman Rendi dan juga Anggi.
"Hai.." sapa Anggi saat melihat wanita yang langsung menghampiri Rendi.
"Kenalin ini Anggi temen gue." ucap Rendi pada Xena
"Anggi ini Xena sepupu ku." ujar Rendi lagi pada Anggi.
Anggi dan Xena saling berjabat tangan. Mereka segera duduk di kursi yang masih kosong.
"Anggi.. Jadi kan nanti malam kita ngklub.?" tanya Firda teman sekelas Anggi.
"Nggak tau nanti. Kalo papaku masih di luar kota jadi kok." jawab Anggi
"Ok.. Jadi aja lah Anggi. Ini malam kenaikan kelas kita." ujar Kya teman dekat Anggi
Anggi hanya mengangguk lalu tersenyum.
"Bentar ya Ngg. Aku ke toilet dulu." pamit Rendi
Rendi segera, melangkah menuju toilet.
Tak berapa lama Xena juga izin mau telok maminya
"Rendi.. Tunggu..!! " teriak Xena.
Rendi menghentikan langkahnya dan menatap Xena yang berlari kearahnya
Xena langsung memeluk Rendi. "Aku kangen banget tau nggak?" tanya Xena. Masih dalam pelukannya.
"Maaf.. Aku sibuk terus. Aku harus mengantar Anggi pulang." jawabnya
"Kau menyukai dia?" tanya Xena cemberut.
"Xena... Kita udah putus. Dan aku sedang mencoba membuka hatiku lagi untuk wanita lain." ucap Rendi.
"Aku tidak mau putus. Aku masih sayang sama kamu Rendi" ucap Xena manja.
Rendi mendesah sebentar. Lalu mengambil dagu milik Xena. Rendi mencium bibi Xena
"Nanti setelah aku mengantar Anggi. Aku mampir ke apartemen kamu." jawab Rendi
...***...
"Rendi.. Apa yang kau berikan pada minuman ku. Kenapa aku jadi ngantuk begini.?" tanya Anggi yang sudah mulai kehilangan kesadarannya.
maap blm bs kasih rate krn bru baca bab 1🤗