Setelah 15 tahun menikah, Elma dan Danu merasa hidup mereka terenggut, mereka sama-sama lelah, sama-sama marah dengan keadaan yang memaksa untuk bertahan.
Hingga di suatu malam mereka memutuskan untuk berpisah dan mencari bahagia masing-masing.
Mampukah itu terwujud? saat hati masih saling bertaut ...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
S15TMD BAB 19 - Lelah
Meski masih training dan hari pertamanya kerja, namun Elma tidak bisa santai. Dia terus menghafalkan daftar harga. Mencocokkan harga yang tertera di produk dan komputer.
Bahkan saat ada calon pembeli yang datang, Puspa dan Lena memintanya untuk melayani. Menemani kemana pun konsumen itu berjalan saat mengelilingi toko.
"Ada yang bisa saya bantu Mbak?" tanya Elma, menawarkan bantuan. Tapi konsumen itu malah menunjukan wajah masam.
"Tidak mbak, kalau saya butuh bantuan nanti saya bilang." jawabnya ketus, lalu segera pergi dan berharap karyawan ini tidak mengikutinya lagi.
Elma mendesah pelan, lalu kembali ke meja kasir.
"Loh kok kesini Mbak? itu orangnya lagi pilih-pilih," tanya Lena, ekor matanya menunjuk pelanggan yang tadi di ikuti oleh Elma.
"Sepertinya dia tidak suka jika di dampingi Len, karena itulah mbak kesini."
"Mbak Elma kurang ramah sih, harusnya konsumen itu di dampingi jadi dia bakal beli. Kalau dilepas gitu yang ada dia keluar lagi dari toko kita," jelas Lena. Beginilah ajaran yang dia dapatkan.
Bahkan setelah mengatakan hal panjang lebar itu dia langsung segera berlalu dari sana, melewati begitu saja Elma yang tergugu dan menghampiri sang konsumen.
Elma terdiam, tak punya satu pun kata-kata untuk menyanggah.
Sementara Puspa hanya diam, terkesan seolah pura-pura tidak tahu dengan apa yang terjadi.
Jam 10 malam Elma mulai merasa lelah dan mengantuk, namun dia tetap harus tersenyum karena jam jaganya masih ada.
Jam 11 malam akhirnya toko tutup. Mereka semua keluar dari toko itu seperti orang asing. Puspa dan Lena pergi lebih dulu, sementara Elma berjalan perlahan di belakang.
Mall ini masih ramai, benar-benar seperti tak ada habisnya pengunjung datang.
Agar tidak terlalu mengantuk, Elma membeli minuman dingin di salah satu stand penjual minuman.
Di tengah keramaian ini dia sungguh merasa sepi.
Rasanya lelah sekali. Batin Elma, apalagi saat membayangkan perjalanannya pulang masih panjang.
Hari berlalu.
Di tempat lain, Danu membuka matanya saat pagi mulai datang.
Di pandangan pertamanya yang terbayang adalah wajah Arkan dan Elma. Dia bertanya-tanya bagaimana kabar kedua orang itu.
Danu lantas bangkit, duduk di tepi ranjang.
Beberapa hari ini dia tinggal di rumah Bayu, rumah kontrakan kecil yang hanya cukup untuk tinggal mereka berdua.
Saat pertama kali menginap di rumah ini Danu dan Bayu bersepakat, untuk akhirnya menyewa satu rumah ini berdua. Jadi Danu tidak akan merasa tidak enakan di rumah ini.
Danu lantas bangkit, mengambil handuk dan keluar dari dalam kamar. Kamar mandinya hanya ada satu di dapur.
Namun saat dia hendak mandi ternyata Bayu ada di dalam sana. Hingga akhirnya membuat Danu menunggu.
Dan saat menunggu itu, Danu menatap sekeliling rumah. Rumah yang baginya sangat berantakan. Padahal kemarin sepertinya sudah dia bereskan.
Bahkan di westafel sudah ada beberapa piring kotor.
Melihat itu Danu mendesah pelan, sudah bisa ditebak jika itu semua pasti ulah Bayu.
Biarkan sajalah, mungkin Bayu akan mencucinya setelah mandi. Dan nanti malam aku tidak akan melihatnya lagi. Batin Danu.
Dia hanya menyapu sedikit bagian dapur, agar nanti saat dia keluar dari kamar mandi kakinya tidak akan kotor lagi.
Danu juga lelah jika harus mengurus rumah, karena itulah dia akan biarkan saja dan berharap Bayu membersihkan barangnya sendiri.