NovelToon NovelToon
Meluluhkan Hati Tuan Ferguson

Meluluhkan Hati Tuan Ferguson

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO / Anak Kembar / Pengantin Pengganti Konglomerat / Cinta Seiring Waktu / Pengasuh
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: Sang_Imajinasi

Isabella Rosales mencintai Alex Ferguson dan ketiga anak kembar mereka—Adrian, Eren, dan Alden—lebih dari hidupnya sendiri. Namun, kebahagiaan mereka direnggut secara paksa. Berasal dari keluarga Rosales yang merupakan musuh bebuyutan keluarga Ferguson, Isabella diancam oleh keluarganya sendiri: tinggalkan Alex dan anak-anaknya, atau mereka semua akan dihancurkan.

Demi melindungi orang-orang yang dicintainya, Isabella membuat pengorbanan terbesar. Ia berpura-pura meninggalkan mereka atas kemauannya sendiri, membiarkan Alex percaya bahwa ia adalah wanita tak berperasaan yang memilih kebebasan. Selama lima tahun, ia hidup dalam pengasingan yang menyakitkan, memandangi foto anak-anaknya dari jauh, hatinya hancur setiap hari.

Di sisi lain kota, Celine Severe, seorang desainer yatim piatu yang baik hati, menjalani hidupnya yang sederhana. Jiwanya lelah setelah berjuang sendirian begitu lama.

Takdir mempertemukan mereka dalam sebuah malam yang tragis. Sebuah kecelakaan hebat terjadi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sang_Imajinasi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18

Kehangatan dari hari Rabu itu terasa membekas hingga keesokan paginya. Untuk pertama kalinya dalam lima tahun, Rumah Awan Pelangi terbangun pada hari Minggu dengan atmosfer yang menyerupai sebuah rumah keluarga yang sesungguhnya. Di ruang makan, Adrian dengan bangga memajang roket karyanya di tengah meja, menceritakan kembali setiap detail peluncurannya yang heroik kepada Eren dan Alden yang mendengarkan dengan penuh kekaguman. Tawa mereka yang lepas terdengar hingga ke seluruh penjuru ruangan, sebuah melodi yang telah lama hilang.

Saat Isabella masuk untuk membantu menyiapkan jus, ia berpapasan dengan Alex yang baru saja selesai berolahraga. Biasanya, pria itu hanya akan melewatinya dengan anggukan singkat yang nyaris tak terlihat. Pagi ini, ia berhenti.

"Selamat pagi, Nona Severe," katanya, suaranya terdengar jelas dan tidak sedingin biasanya. Ada sedikit kelelahan di matanya, tetapi tidak ada lagi dinding es yang beku. "Terima kasih untuk bantuan Anda kemarin. Adrian... dia sangat senang."

Hati Isabella berdesir hangat. "Sama-sama, Tuan Ferguson. Itu adalah hari yang indah."

"Ya," jawab Alex pelan, tatapan matanya seolah menerawang sejenak. "Memang."

Percakapan singkat itu mungkin tidak berarti apa-apa bagi orang luar. Tapi bagi Isabella, itu adalah sebuah gempa bumi kecil. Sebuah pengakuan. Sebuah koneksi. Saat ia melanjutkan harinya, mengawasi anak-anak bermain di taman atap yang mulai menghijau, ia membiarkan dirinya merasakan secercah harapan yang berbahaya. Ia memutar ulang momen saat tangan mereka bertaut, dihubungkan oleh tangan kecil Adrian. Momen itu terasa begitu nyata, begitu benar, hingga ia hampir lupa bahwa semua ini dibangun di atas fondasi kebohongan. Harapan itu terasa seperti matahari yang hangat di kulitnya, membuatnya lupa bahwa bayangan panjang dari masa lalunya masih mengintai.

Sementara Isabella berjemur dalam kehangatan semu itu, Alex Ferguson justru sedang berjuang melawan badai di dalam dirinya. Ia mengunci diri di ruang kerjanya, bukan untuk bekerja, melainkan untuk berpikir.

Perasaan saat berjalan bergandengan tangan dengan "Celine" dan putranya kemarin... itu telah mengguncangnya sampai ke intinya. Selama lima tahun, ia telah hidup dalam kesedihan dan kemarahan yang terkendali. Ia merindukan Isabella dengan rasa sakit yang tumpul, tetapi ia telah belajar untuk hidup dengannya. Ia telah menerima bahwa kebahagiaan keluarga adalah sebuah bab yang telah tertutup dalam hidupnya.

Lalu datanglah wanita ini. Celine Severe. Seorang anomali. Teka-teki yang hidup. Dan kemarin, untuk beberapa jam yang singkat, wanita itu telah memberinya kembali ilusi dari apa yang telah hilang. Dan rasanya... luar biasa. Menakutkan.

Ia merasa tidak setia pada kenangan Isabella. Bagaimana bisa ia merasakan kehangatan saat bersama wanita lain, di saat ia seharusnya masih berduka untuk istrinya? Tapi kemudian, logikanya berteriak. Wanita ini memiliki goresan pensil Isabella, menyanyikan lagu rahasia Isabella, memahami anak-anak mereka seperti Isabella. Perasaan akrab ini muncul karena wanita ini adalah gema dari Isabella.

Kebingungan itu membuatnya gila. Emosinya kini tidak lagi terkendali. Ia merasa kehilangan pijakan. Sebagai seorang pria yang membangun kerajaannya di atas logika dan kontrol, perasaan ini tidak bisa ditolerir.

Ia butuh cara untuk merebut kembali kendali atas situasi ini, dan atas perasaannya sendiri. Ia tidak bisa terus-menerus menguji wanita ini secara emosional; itu terlalu berbahaya bagi kewarasannya sendiri. Ia harus memindahkan interaksi mereka kembali ke arena yang ia kuasai: dunia bisnis. Logis, terstruktur, dengan tujuan dan hasil yang jelas. Proyek Yayasan Tunas Pelangi adalah arena yang sempurna.

Itu adalah keputusan yang ia buat, bukan hanya sebagai seorang CEO, tetapi sebagai seorang pria yang sedang berusaha menyelamatkan dirinya sendiri dari tenggelam dalam lautan emosi yang bertentangan. Ia akan mengubah "Celine" dari sebuah misteri yang menghantui menjadi sebuah proyek yang bisa ia kelola.

Malam itu, suasana di perpustakaan terasa berbeda. Tidak ada lagi kehangatan kolaboratif yang santai seperti malam-malam sebelumnya. Saat Isabella masuk, ia mendapati Alex sudah duduk di meja, dikelilingi oleh tumpukan dokumen yang tertata rapi. Pria itu tampak seperti Tuan Ferguson sang CEO, bukan Alex sang ayah.

"Selamat malam, Nona Severe," sapanya, nadanya kembali formal. "Silakan duduk. Ada yang perlu kita diskusikan."

Isabella duduk di seberangnya, merasakan firasat bahwa gencatan senjata mereka telah berakhir.

"Saya telah meninjau kembali semua catatan dan ide yang telah Anda kumpulkan untuk Yayasan Tunas Pelangi selama seminggu terakhir," Alex memulai, langsung ke intinya. "Ide-ide Anda... bukan hanya bagus. Mereka visioner."

Isabella tertegun oleh pujian langsung itu.

"Oleh karena itu," lanjut Alex, "saya telah membuat keputusan. Saya tidak ingin menunggu lebih lama lagi. Saya ingin mempercepat peluncuran yayasan ini. Targetnya bukan lagi tahun depan, melainkan kuartal pertama tahun ini."

Mata Isabella membelalak. Secepat itu? Itu berarti... dalam tiga atau empat bulan.

"Langkah pertama dan yang paling krusial adalah mendapatkan persetujuan penuh dan pendanaan dari dewan direksi Ferguson Corp dalam rapat anggaran tahunan bulan depan. Selain itu, saya juga sudah mengidentifikasi beberapa donor kunci dari kalangan filantropis yang harus kita yakinkan."

Alex berhenti sejenak, menatap lurus ke arah Isabella, tatapannya intens dan penuh perhitungan.

"Saya ingin Anda menyiapkan presentasi lengkap bersama saya. Bukan hanya konsep, tapi juga proyeksi anggaran, strategi implementasi, dan analisis dampak sosialnya. Kita akan menyajikannya bersama-sama di hadapan dewan direksi. Dalam waktu tiga minggu."

Dunia Isabella seolah miring dari porosnya. Presentasi? Di hadapan dewan direksi Ferguson Corp? Sekelompok predator paling tajam di dunia bisnis kekaisaran? Lalu di hadapan para donor, yang berarti tampil di depan publik?

Ini adalah mimpi buruknya yang menjadi kenyataan, terbungkus dalam mimpinya yang paling indah. Di satu sisi, hatinya melambung tinggi. Alex memercayainya untuk tugas sebesar ini. Kesempatan untuk benar-benar mewujudkan Yayasan Tunas Pelangi kini ada di depan mata.

Namun di sisi lain, gelombang panik yang dingin merayap di tulang punggungnya. Ia adalah Celine Severe, seorang pengasuh anak dengan CV yang tipis. Bagaimana mungkin ia bisa berdiri di ruang rapat yang penuh dengan para titan industri dan berbicara tentang proyeksi anggaran? Ia tidak punya pakaian yang pantas, tidak punya latar belakang yang mendukung. Identitasnya yang rapuh akan hancur berkeping-keping di bawah pengawasan seketat itu. Ini adalah sebuah panggung yang terlalu besar, terlalu terang. Seseorang pasti akan mengenalinya. Seseorang dari masa lalunya.

Alex mengamati keheningan dan konflik yang tergambar jelas di wajah wanita itu. Ini adalah ujiannya yang baru. Ujian pamungkas. Bisakah gema Isabella ini bertahan di dunia nyata Isabella?

"Apakah Anda sanggup, Nona Severe?" tanya Alex, suaranya terdengar seperti sebuah tantangan langsung.

Isabella menatap mata Alex. Ia melihat tantangan di sana, tetapi ia juga melihat sesuatu yang lain: sebuah harapan yang enggan. Pria ini tidak sedang mencoba menjebaknya lagi. Pria ini sedang menawarkan sebuah kesempatan, sebuah podium. Ia sedang bertanya apakah wanita di hadapannya ini benar-benar sekuat dan sebrilian yang ia rasakan.

Strategi barunya adalah untuk menjadi tak tergantikan. Dan ini adalah jalannya. Mungkin ini adalah satu-satunya jalan.

Mengambil napas dalam-dalam, Isabella menegakkan punggungnya. Kepanikan di matanya perlahan digantikan oleh kilatan api yang familier. Api Isabella Rosales.

"Ya, Tuan Ferguson," jawabnya, suaranya tenang dan mantap. "Saya sanggup."

Alex mengangguk sekali, sebuah ekspresi kepuasan yang nyaris tak terlihat melintas di wajahnya. "Bagus," katanya. "Kalau begitu, kita mulai bekerja."

Isabella menatap tumpukan dokumen di atas meja, hatinya berdebar kencang antara ketakutan dan kegembiraan yang luar biasa.

1
Indah Ratna
bagus thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!