Bunga Adelwis memiliki IQ di bawah rata rata , bandel , suka bolos , tentunya sering mendapat hukuman dari guru , terutama guru tampan dan galak pujaan hati siswi seantero sekolah .
Karna surat wasiat dari mendiang kakek Bunga . Ia pun harus menikah dengan seorang pria , yang ternyata guru paling galak disekolahnya ,cucu dari sepupu kakek Bunga . Dan bisa di bilang , Guru galak calon suaminya itu adalah sepupu jauhnya .
"Mama ! Bunga gak mau menikah sekarang ! titik ! , apa lagi dengan Guru galak itu , Bunga gak suka Ma !" bantah Bunga .
"Mama juga inginnya seperti itu sayang !, Tapi ini sudah wasiat mendiang Kakekmu !"
"Kenapa harus sekarang Ma !, apa gak bisa setidaknya Bunga lulus SMA dulu !" tawar Bunga .
"Apa kamu tega menolak permintaan Nenek Marni yang lagi sakit ?. Dia sangat ingin melihat cucu satu satunya menikah !" tanya Ibunya Bunga .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Icha cute, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18
Arya memarkirkan mobilnya di halaman rumah keluarga Bunga . Sebelum mereka keluar dari dalam mobil , Arya menarik tangan Bunga , dan meletakkan kartu atm di telapak tangannya .
"Pakailah ini untuk memenuhi kebutuhanmu !" ucap Arya .
Bunga mengalihkan tatapannya ke kartu atm di tangannya lalu bergantian menatap Arya .
"Kamu berhak mendapatkan nafkah dari suamimu ! . Setiap bulan aku akan mengisinya" jelas Arya .
Wajah Bunga langsung berbinar cerah" benaran ?". Jiwa matre Bunga langsung meronta ronta di dalam dadanya , langsung berdisco ria , membayangkan ia akan bisa belanja belanja sepuasnya .
"Belilah apa yang kamu inginkan , tapi ingat ! harus yang ada manfaatnya" ucap Arya . Senyum Bunga langsung menghilang .
"Salahkan aja penjualnya ! , kenapa mereka menjual barang yang gak bermanfaat !" sungut Bunga , memanyunkan bibirnya .
Arya mengacak acak rambut Bunga gemas . Ingin rasanya ia mencium bibir Bunga yang tampak menggoda . Tapi ia harus tahan , ia tidak mau membuat Bunga marah . Arya harus bersabar melakukan pendekatan kepada Bunga , meluluhkan hati Bunga . Tentunya membantu Bunga melupakan Aldo.
"Bibirnya jangan di manyunin , kalau gak mau kucium !" ucap Arya , Bunga langsung mengatupkan bibirnya .
Arya mengeluarjan kalung berwarna silper dari saku celananya , kemudian memasangkanya ke leher Bunga .
"Jangan di lepas !" ucap Arya .
Bunga memperhatikan kalung yang melingkar di lehernya , ada terdapat sebuah cincin , Bunga mengenal cincin itu .
"Itu cincin kawin kita , belum sempat di pasang kemarin , Biarkan disitu . Aku akan memakaikannya ke jarimu nanti , setelah tiba waktunya" ucap Arya lagi , mengecup pelipis Bunga dari samping .
Bunga diam saja tidak menjawab . Hati kecilnya masih ingin bersama Aldo . Tidak mudah baginya hidup tanpa Aldo , mereka sudah bersama sejak kecil , sampai cinta itu tumbuh di hati masing masing . Tapi perlakuan manis Arya , membuat hatinya sedikit melunak , apa lagi tidak ada sosok Aldo di dekatknya lagi .
"Ayo turun ! , aku akan mengantarmu masuk !." lagi , Arya mengecup pelipis Bunga seperti kecanduan . Bunga pun tidak marah lagi , sepertinya sudah terbiasa dengan ciuman ciuman Arya .
Setelah turun dari dalam mobil , mereka pun langsung melangkah masuk ke dalam rumah keluarga Bunga . Mengantar Bunga sampai ke dalam kamar .
"Aku langsung pulang ya !, ingat besok ! jangan sampai meliburkan diri lagi , dan jangan sampai telat" ucap Arya, lagi dan lagi , Arya mendaratka kecupan di kening Bunga , kemudian keluar dari kamar Bunga .
"Aaryan !" panggil Bunga . Arya langsung membalik badannya . Ia sangat senang Bunga memanggil namanya , dan sepertinya Bunga memiliki nama panggilan khusus kepadanya , Arya sangat menyukainya . Jika orang lain memanggilnya Arya , berbeda dengan Bunga yang memanggilnya Aaryan .
"Berikan aku waktu !" ucap Bunga .
Arya menganggukkan kepalanya tersenyum , ia harus memaklumi istri labilnya itu . Yang dipikiran Arya sekarang , ia sudah memiliki hak paten kepada Bunga , gadis kecil tercintanya .
Perlahan Arya melangkahkan kakinya kembali mendekati Bunga . Menangkupkan kedua tangannya ke sisi wajanya . Menempelkan benda kenyal miliknya ke kening Bunga , lama , menikmati setiap detik jarum jam di dinding .
"Aku pergi dulu !" ucapnya setelah melepas ciumannya . dan langsung keluar dari dalam kamar Bunga tanpa melihat ke belakang lagi . Ia takut tidak bisa menahan diri karna terlalu bahagia , bahagia karna Bunga telah membuka sedikit hatinya menerima pernikahan mereka . Ia takut kebablasan , mengingat di rumah Bunga lagi sunyi , Hanya ada pembantu lagi sibuk membersihkan rumah . Arya harus bisa menahannya , jangan sampai pak Fariq kecewa padanya . Meski sebenarnya Pak Fariq sudah tidak punya hak melarangnya . Tapi Arya tidak mau merusak kepercayaan mertuanya itu . Lagian Arya juga tidak ingin merusak masa depan Bunga .
Bunga masih diam di tempatnya berdiri , entah kenapa sering kali jantungnya berdetak dag dig dung dengan perlakuan Arya . Bersama dengan Aldo , tidak sekalipun jantungnya pernah berdebar .
Apa aku terkena penyakit hantung ya ?, apa aku periksa aja ke dokter ?,batin Bunga , memegangi dadanya .
Pagi hari seperti biasa , Bunga akan telat bangun . jika gak diseret paksa Mama Indah ke kamar mandi, Bunga tidak akan Bangun .
"Mama ! Bunga masih ngantuk !" rengek Bunga , berjalan dengan mata terpejam masuk kedalam kamar mandi .
" Ini sudah jam tujuh Bunga ! , kamu harus sekolah ! . Sudah seminggu lebih kamu meliburkan diri , sekarang kamu sudah punya alasan lagi untuk meliburkan diri" Omel Mama Indah . Langsung menyiram Bunga dengan air .
"Mama !" pekik Bunga , kaget dengan air dingin mengguyur tubuhnya .
"Cepat mandi !" Mama Indah pun keluar dari kamar mandi , meninggalkan Bunga dengan baju yang sudah basah kuyup .
Bunga memanyunkan bibirnya , sambil membuka baju badah di badannya . Mama Indah memang kadang sungguh terlalu , tega menyiramnya tanpa aba aba atau permisi dulu . Bukan Mama Indah tidak menyanyangi Bunga , Bunganya aja yang terlalu molor . Setiap malam sibuk main game sampai larut , pagi hari selalu tidak tau bangun .
Pernah handphonnya di sita , Bunga malah tidak betah di rumah , pulang sekolah ia tidak akan langsung pulang kerumah . Ia malah pergi taruhan balap liar , sampai tertangkap polisi .
Setelah itu , Pak Fariq menyita motornya lagi , Bunga malah pergi ke warnet untuk bermain game menghabiskan waktunya disana . Kalau di tanya kenapa ?, Bunga akan menjawab : bengong itu capek .Jika di suruh belajar , Ia akan menjawab : Gak suka belajar jawabnya enteng tanpa beban .
Pak Fariq dan Mama Indah sudah tidak tau lagi bagaimana cara mendidik Bunga . Dengan kekerasan dengan kelembutan , Bunga akan tetaplah Bunga , gadis yatim piatu dari usia tiga Tahun .
Bunga melangkahkan kakinya dengan santai menuruni anak tangga , dengan rambut setengah basah .
"Ayo cepat sarapan !" suruh Mama Indah . Bunga pun langsung mendudukkan tubuhnya di kursi meja makan .
"Papa , kak Rania sama Sofia mana Ma ?" tanya Bunga menguapkan mie goreng di kasih kuah pecal ke mulutnya . Entah kenapa ? , Bunga tidak ada bosannya dengan yang namanya kuah pecal .
"Dari tadi sudah berangkat !" jawab Mama Indah .
"Mama udah sarapan ?" tanya Bunga lagi .
"Mama lagi diet !" jawab Mama Indah .
"Idih ! , sudah tue juga !, masih diet diet ! , tambah cantik kagak , tue ! iya ?" ejek Bunga .
"Tue itu pasti , awet muda itu pilihan !" balas Mama Indah .
Bunga mencebikkan bibirnya " Bunga gak Yakin kalau Mama belum sarapan."
"Terserah !" Mama Indah mengedikkan Bahunya .
"Ma !" panggil Bunga .
"Hm..!"
"Apa kemarin Aldo berpamitan sama Mama ?" tanya Bunga ."Aku lihat Mama sama Papa gak kehilangan Aldo ?" tanya Bunga lagi . Karna Keluarganya tidak penah menanyakan Aldo yang tidak pernah datang ke rumah mereka .
"Lewat telephon "
Mama Indah menyentuh bahu Bunga , mengusapnya dengan lembut . Paham akan perasaan putrinya yang kehilangan sahabat baiknya .
"Mama mengerti perasaanmu ! , Tapi ingat sayang ! , jodoh , maut , rejeki tidak ada yang tau . Itu sudah menjadi ketentuan dari Allah !"
Bunga diam , bibirnya bergetar menahan tangis .
"Tuhan akan memberikan yang di butuhkan hambanya , bukan yang di inginkan." ucap Mama Indah lagi , memberi Bunga pemahaman tentang takdir ."Semua pasti ada hikmahnya sayang ! . Sekarang kamu marah dan tidak terima . Suatu hari nanti kamu akan bersyukur dan berterimakasih . Sabar dan berlapang dadalah , cobalah membuka hatimu untuk Arya , dia mencintaimu !" jelas Mama Indah lagi .
Bunga mendongakkan kepalanya ke arah Mama Indah , dengan wajah yang basah .
"Selain kalian menikah karna perjodohan yang di buat Kakek Samsul . Arya menukahimu karna dia juga mencintaimu !" Ungkap Mama Indah , mengulas senyumnya .
"Bunga gak percaya !" ketus Bunga , kemudian memanyunkan bibirnya .
.
.
.