Huang Se Se, Putri keluarga kaya yang lahir di tahun 2200. Gadis cantik yang memiliki ilmu bela diri dan pengobatan. Dia adalah seorang pemimpin pasukan khusus di sebuah organisasi militer.
Pada malam pernikahannya, dia diberi obat bius oleh suaminya. Dia meninggal dalam penyesalan dan membawa dendam yang sangat besar.
Gadis itu mengira kehidupannya telah berakhir, namun saat dia membuka matanya, dia mendapat kesempatan baru untuk hidup di dunia yang berbeda, status yang berbeda, tubuh yang berbeda tetapi dengan nama yang sama.
Huang Se Se dilahirkan kembali ke tubuh seorang putri Perdana Menteri di jaman ribuan tahun yang lalu. Putri yang dirumorkan sombong dan angkuh.
Dia mendapat perintah dari Kaisar untuk menikah dengan Raja Wei yang terkenal dengan sifat kejam dan sadis.
Hidupnya penuh dengan luka, banyak orang yang ingin mencelakai dan membunuhnya. Ibu tiri dan kedua adik tirinya selalu mencari cara untuk membuatnya menderita.
Bagaimanakah perjalanan hidupnya?
Yang penasaran ayo segera dibaca ✌
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Win, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Air mata yang memberontak
Ibu dan anak-anak itu selesai makan. Mereka menghabiskan semua makanan yang disiapkan Ling Er. Ling Er tersenyum puas melihat mereka makan dengan lahap.
"Ling Er, siapkan air hangat." ucap Se Se dari dalam kamar.
Ling Er menatap ke arah pintu kamar dan menjawab "Baik, Nona."
Pintu kamar terbuka, Se Se keluar dengan memakai sarung tangan karet dan membawa peralatan medisnya. Dia berjalan ke arah anak-anak dan duduk di tanah, di depan mereka.
"Nona...!" jerit Wanita dan kedua anak itu, mereka segera berdiri dan menyingkir dari kursi. Mereka terkejut dengan tindakan Nona muda itu.
Se Se mendongakan kepalanya dan berkata, "Duduklah!"
Ibu dan anak-anak itu menatap satu sama lain, kemudian mereka duduk kembali di kursi.
"Siapa namamu?" tanya Se Se pada anak yang terlihat lebih muda.
"Hamba, nama hamba Li Xiao Le." jawab anak itu pelan.
"Kakak akan mengobati luka Le Le. Jika terasa sakit, tolong tahanlah sebentar."
Li Xiao Le mengangguk tanpa bersuara.
Se Se menyuntikkan obat pereda nyeri dan antibiotik. Kemudian mulai membersihkan luka bernanah itu. Dia mengikis daging yang sudah membusuk dan membersihkannya dengan alkohol.
Dia menatap wajah anak yang sedang menahan rasa sakitnya itu. Anak sekecil ini, harus merasakan penderitaan yang mengerikan. Usianya bahkan belum mencapai 10 tahun.
Mata Nona muda itu mulai berkaca-kaca, dan sedetik kemudian air matanya menetes ke bawah. Dia menangis sambil terus melanjutkan pengobatannya. Sesekali dia mengusap air matanya yang menghalangi penglihatannya itu.
"Anak ini begitu kesakitan, tapi dia tidak mengeluarkan suara sekecil apapun, bahkan dia tidak menangis. Seberapa banyak penderitaan yang sudah di laluinya?" tanya Se Se dalam hati.
Setelah membersihkan luka Li Xiao Le, Se Se bergeser sedikit ke samping untuk membetulkan duduknya. Dia duduk di depan anak yang lebih besar.
"Siapa namamu?" pertanyaan yang sama di lontarkan pada sang kakak.
"Nama hamba Li Xiao Bao"
Se Se membersihkan luka anak itu, masih terlihat tetesan air di matanya. Ling Er ikut menangis, melihat Nona mudanya yang terlihat sangat sedih.
Setelah kedua anak itu di obati, Ling er membawa mereka ke ruangan pemandian. Se Se menoleh ke Ibu dari anak-anak.
"Hamba, Li Xiao Xing." ucap wanita itu tanya perlu di tanya lagi.
Se Se memintanya masuk ke kamar dan membuka semua pakaiannya. Awalnya wanita itu merasa ragu, namun beberapa saat kemudian dia masuk ke kamar dan melepaskan pakaiannya.
Se Se melihat tubuh wanita itu dengan tatapan mengerikan dan iba.
"Luka di tubuh wanita ini bahkan lebih parah dari kedua anaknya tadi." ucap Se Se dalam batinnya.
Air mata mulai membasahi kedua pipinya. Dia melihat wanita itu dengan iba dan memikirkan penderitaan seperti apa, yang telah wanita ini rasakan selama hidupnya.
Dia mengambil sepotong kain tipis dan memberikannya kepada wanita itu, untuk menutupi sebagian tubuhnya. Mulai dari ujung kepala hingga ujung kaki, tidak ada bagian yang tidak di tutupi luka. Bahkan wajah wanita itu pun tak luput dari luka cambuk.
Selesai membersihkan lukanya, Se Se menyuruh nya membersihkan diri dengan air hangat. Dia meletakkan beberapa botol cream obat di meja.
"Selesai mandi nanti, oleskanlah obat itu di semua lukamu. Se Se berjalan keluar kamar, meninggalkan wanita itu sendirian agar tidak canggung.
Xiao Le dan Xiao Pao sudah selesai mandi dan duduk di taman. Ling Er memberikan baju bekas pelayan pria untuk mereka pakai.
Se Se menghampiri kedua anak itu dan meminta mereka membuka bajunya. Dia mengeluarkan sebotol cream dari lengan bajunya dan mengoleskannya ke luka anak-anak itu.
Air matanya seakan memberontak ingin keluar. Dia tidak bisa menahan kesedihan di hatinya, melihat anak-anak kecil ini menahan rasa sakit tanpa mengeluh, membuat batinnya tersiksa.
Selesai mengoleskan obat, gadis itu menatap langit. Seakan mencoba untuk memasukkan kembali air mata yang memberontak, ingin keluar dari wadahnya.
"Ling Er, carilah selimut yang masih tersisa. Bawakan selimut itu untuk Le Le dan Pao Pao!" ucap Se Se sambil menatap langit.
"Baik Nona." jawab Ling Er.
Se Se membawa Le Le dan Pao Pao masuk ke kamar. Wanita itu telah selesai mandi dan sedang mengoleskan obat pada luka ditubuhnya. Se Se membantu mengoleskan obat nya karena banyak tempat yang tidak bisa di obati sendiri.
"Istirahatlah disini untuk satu malam. Maafkan aku, yang membuat kalian harus tidur di lantai. Tempat tidur di kamar ini hanya ada satu, dan aku, tidak memiliki kamar lain." ucap gadis itu merasa bersalah.
"Jangan berkata seperti itu Nona, Saya sangat ber-Terima Kasih pada Nona, kami sangat beruntung bisa bertemu dengan Nona." jawab Wanita itu.
Se Se tersenyum dan memeluk lembut wanita itu. Dia melepas pelukannya, dan berjalan keluar kamar.
"Mulai sekarang, aku akan melindungi kalian." ucapnya dalam hati.
Se Se duduk di taman sambil menatap bintang-bintang yang bersinar kecil di langit. Dia teringat dengan luka di tubuh Le Le. Hatinya merasa sakit dan sedih. Air matanya kembali mengalir.
Seseorang memberikan sapu tangan padanya. Se Se mengambilnya dan mengucapkan Terima Kasih tanpa melihat wajah pemilik sapu tangan itu.
Lelah menangis, akhirnya dia tertidur di taman tempatnya duduk. Seorang pemuda bertopeng berjalan ke arah Se Se. Dia melepas jubah hitamnya dan menyelimuti sang gadis. Pemuda itu memperhatikan wajahnya dan berbisik di dekatnya sambil menghapus air matanya.
"Huang Se Se, berhentilah menangis untuk orang lain."
PAGI HARI BERIKUTNYA
Kediaman Huang di datangi beberapa orang asing. Mereka mencari gadis yang memukuli tuan mudanya. Nyonya Xin meminta pelayan memanggil Nona Pertama.
Sementara di halaman depan kamar Se Se baru saja bangun, dia bergerak menuju pintu kamar. Pintu itu terbuka dari dalam, seorang wanita berjalan keluar dan menunduk hormat karena melihat Nona penolongnya berdiri didepan pintu.
"Terima Kasih atas kebaikan Nona. Kami akan pergi sekarang." ucap Wanita itu masih sambil menunduk.
"Kemana anda akan pergi? Nyonya Li, apakah anda memiliki tujuan?" tanya Se Se.
"Hamba tidak tau, hamba, tidak punya tujuan Nona." jawab wanita itu dengan raut wajah sedih.
"Tinggallah di sini. Jangan pergi kemanapun. Mulai sekarang, saya akan melindungi kalian." ucap Se Se sambil memegang tangannya.
Li Xiao Xing menatap ke Nona muda di depannya. "Mata yang indah, wajah yang sangat cantik, senyum yang membuat hati orang tenang. Kapan lagi aku akan menemukan orang sebaik ini?" pikirnya dalam hati.
"Hamba, tidak memiliki apapun dan tidak berbakat di semua hal. Meskipun begitu, apakah Nona akan menerima hamba di sini?" tanya Li Xiao Xing menatap Nona penolongnya.
"Saya akan menerima kalian di sini. Walaupun saya memiliki banyak musuh, bahkan di kediaman ini saya masih harus berhati-hati. Tapi saya berjanji akan melindungi kalian dengan dengan baik. Saya harap Nyonya Li tidak pergi kemanapun. Di luar sana, lebih berbahaya dari pada kediaman ini." ucap Se Se jujur menjelaskan kondisinya saat ini.
Wanita itu tiba-tiba berlutut dan kedua anaknya ikut berlutut. Mereka ber-Terima Kasih kepada Nona penolongnya yang sudah mau menerima mereka.
Se Se segera membantu mereka berdiri dan meminta mereka jangan berlutut lagi.
"Permisi Nona Pertama, Nona di minta ke aula utama" ucap seorang pelayan yang baru saja tiba.
"Ada apa?" tanya Se Se.
"Beberapa orang datang kemari dan membuat keributan. Mereka sedang mencari seorang gadis yang memukul Tuan muda nya." jawab pelayan itu.
Wanita dan anak-anak itu terkejut mendengar penjelasan pelayan. Mereka melihat ke arah Nona penolongnya, khawatir terjadi sesuatu padanya.
"Tidak apa-apa, semua akan baik-baik saja. Tidurlah lagi, Ling er akan membawakan sarapan untuk kalian nanti." ucap Nona itu kemudian berlalu menuju aula utama.
^^^BERSAMBUNG...^^^