NovelToon NovelToon
Bloom Of The Crimson Mark

Bloom Of The Crimson Mark

Status: sedang berlangsung
Genre:Iblis / Identitas Tersembunyi / Rebirth For Love / Dark Romance / Fantasi / Reinkarnasi
Popularitas:400
Nilai: 5
Nama Author: NINI(LENI)

Update Every day

Qing Lou tak tahu kenapa, ia terjebak di dunia entah apa ini. Dan di paksa melakukan hubungan dengan pria asing, yang katanya akan menikahinya.

mengira itu omong kosong seorang pria, siapa sangka pria itu membawanya..tidak, tidak...lebih tepat menculiknya.

dan ya...

cari sendiri kelanjutannya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NINI(LENI), isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 17

"Apa kau yakin Qing Lou akan suka?" tanya pada Kasim.

"Pelayan banyak yang bilang, kalau selir Agung selalu meminta kue itu, yang Mulia! Apalagi anda sendiri yang membuatnya!" tutur sang Kasim.

Lian Zhen mendengar itu cukup senang, apalagi kue berwarna putih salju, yang terlihat enak. Tapi entah rasanya.

Dan bagi Kasim, yang melayani Kaisar sudah lama dan melihat tubuh besar. ia tak pernah melihat kalau bisa melakukan hal seperti itu, ini kali pertamanya.

Itu menandakan bahwa, kaisar begitu amat mencintainya.

Tapi saat Lian Zhen berjalan dengan senang, tepat depan pintu kamar sang pujaan hati.

Ruangan itu porak-poranda ketika Lian Zhen tiba. Angin malam yang masuk dari jendela terbuka meniup tirai hingga berputar-putar, seolah mengejeknya. Bau darah begitu pekat — menusuk hidung siapa pun yang masih punya rasa takut.

Namun kaisar itu hanya menatap tanpa ekspresi.

"Apa yang terjadi?" kaget Kasim dan langsung masuk dalam kamar. Kaisar hanya bisa terdiam dalam beberapa waktu.

Tidak ada korban jiwa disana, hanya darah berceceran dan barang - barang berserakan yang hancur.

Tak menemukan dia...kemana dia?

Tak jauh dari sana, "Yang Mulia, pelayan Selir Agung baik-baik saja tapi..." Kasim yang tak berani melanjutkan perkataanya.

BRAK!!

piring berisi kue salju itu, terjatuh dan mengenai darah merah itu.

"Qing Lou…" Suaranya rendah dan hawa dingin mulai terasa. Begitu tenang hingga membuat semua orang di belakangnya menggigil.

Lian Zhen melangkah ke tengah ruangan. Ia perlahan jongkok, memeriksa lantai kayu yang retak, jemarinya menyentuh noda darah yang belum mengering, lalu menggosok darah di tanah...sudah dingin.

"Pengawal, cepat cari jejak kemana yang mulia selir Agung pergi!" titah Kasim.

"Sepertinya dia terluka, tidak mungkin bisa dibawa begitu saja." Suaranya hampir seperti lirih… tapi penuh kebanggaan dan kemarahan bercampur jadi satu. "Lihat cara retakan ini. Kakinya… menendang keras sekali."

Ia menelusuri bekas goresan di tiang, jejak serpihan kayu, dan arah jendela.

Melihat ada jarum perak tergeletak di lantai...ia mengenali siapa pemiliknya. Sepertinya mencoba bertahan.

Mata hitam gelapnya berkilat.

Sungguh… perempuan itu selalu membuatnya ingin tersenyum dan mengamuk pada waktu yang sama.

"Yang Mulia… kami menemukan bekas injakan kaki… menuju luar istana."

Lian Zhen menatapnya.

"Ke arah mana?"

"Utara… ke jalur hutan yang jarang dilalui."

Jalur yang…dipakai kelompok bawah tanah. Tempat orang-orang yang membenci kekaisaran menyembunyikan diri.

Dan Qing Lou dibawa ke sana, apa tujuan mereka.

Tiba-tiba tangan Lian Zhen mengepal. Pembuluh darah di lengannya tampak menegang.

Hanya satu pikiran berputar dalam kepalanya, Siapa pun yang menyentuhnya… tidak boleh hidup satupun.

...----------------...

Hutan XingLou, gudang tengah hutan.

Wajah Qing Lou ditampar keras hingga kepalanya terpelanting ke samping. Bibirnya pecah, darah menetes ke dagu.

"Ternyata benar," suara lelaki lain muncul itu terdengar rendah dan geli, tapi bukan pria bertopeng. "Kau memang masih hidup."

Qing Lou menatapnya dengan sorot mata membunuh, dia Wang He Lin, mantan yang menyukainya setengah mati.

"Berarti umurku panjang," katanya serak, "mengapa tidak dari tadi saja?"

"Tentu saja tidak."

He Lin itu meraih dagu Qing Lou, mencengkeramnya kuat. Menatap dengan tajam, terlihat wajahnya

ada bekas luka besar.

"Luka itu..."

"Lihat luka ini...kau sendiri menggoresnya, bagaimana aku juga menggoresnya di pipimu juga?" katanya dengan pelan yang penuh dengan ancaman.

Tapi terlihat memikirkan sesuatu, "Tidak - tidak, kalau memikirkan itu...mungkin tak tahan tidak membunuhmu! Kami membutuhkanmu dengan keadaan hidup… untuk memancing monster itu keluar."

"…monster?" Qing Lou menyeringai. "Kau bicar" seakan mengenalnya, dia bukan monster melainkan...iblis!"

Dan He Lin melepaskan cekraman itu dengen menghempaskan. "Heh. Kau bahkan berani menyebutnya begitu. Tak heran dia begitu terobsesi padamu."

Obsesinya? Kata itu membuat Qing Lou meringis kecil.

Ia tahu.

Wang He Lin menambahkan, "Dia membunuh ayahku. Dan aku akan melihatnya hancur tepat di depan mata sebelum aku mencabut nyawanya. Kau—"

Qing Lou menendang kursi, tubuhnya sedikit terangkat meski terikat, membuat He Lin terhuyung.

"Lepaskan aku," katanya dingin. "Aku akan menghabisimu bahkan ketika tangan dan kakiku terikat. Kau tidak tahu dengan siapa—"

Belum selesai bicara, belakang lehernya ditekan keras. Ia tersentak—tidak kuat bergerak. Seperti titik vitalnya dipukul.

Dan lagi - lagi ini terjadi lagi tanpa persiapan apapun. Tubuhnya melemah…dan tubuhnya tak bisa bergerak.

Pandangan berputar. "Beraninya kau—" gumamnya lemah.

Wang He Lin menarik rambutnya dengan keras. "Kau masih saja sombong, seperti dulu...sama saja!"

Ia mendesis, "Tak apa. Kamu masih punya waktu. Kaisar sialan itu akan datang mencarimu seperti anjing gila, untuk menemukan makanan favoritnya!"

Qing Lou mencoba melawan rasa pusing, berusaha tetap sadar. Tapi tubuhnya terlalu lemah setelah serangan itu.

Dalam kondisi setengah pingsan… pikirannya berbisik satu nama.

Entah kenapa. Entah apa yang memicunya, untuk berpikir seperti itu. Entah bagaimana.

"…Zhen…"

He Lin menatap dengan wajah seram, langsung membeku saat mendengarnya.

"Apa kau… barusan memanggil NAMANYA?" suaranya meninggi, marahnya tak terkendali. "Kau memanggilnya dengan nada seperti itu?! bagaimana kau berani?! bahkan dulu kau- begitu membencinya!"

Qing Lou tak menjawab, kesadaran mulai menggelap dan merasa benar dulu memang membenci yang berada ada si gelas penguasa.

baginya dulu, orang di posisi itu tak akan memikirkan orang - orang bawahnya...tapi entahlah, bagaimana bisa...sekarang tak begitu membencinya, walaupun ia enggan mengakuinya.

bahkan tak pernah ingin mengakuinya sama sekali.

"…kaisar… bodoh…" gumamnya sebelum terpuruk, terjatuh kembali ke kursi.

Wajah He Lin itu berubah gelap, rahangnya mengeras.

"Baik. Kalau begitu… mari kita lihat sampai sejauh apa dia akan menghancurkan dunia demi perempuan seperti kau."

"Apa yang kamu lakukan?" suara seseorang dan terlihat itu pria bertopeng tadi. "Bukan urusanmu, Wang He Ye!"

...----------------...

Di Istana

Ketika prajurit dan orang - orang ahli menganalisis kalau terget sebenarnya adalah Lian Zhen dan Qing Lou hanya sebuah pancingan belaka.

"Siapkan kuda."

"Tapi..." Orang di sudut sana itu hendak menahan, tapi tatapan tajam Lian Zhen seperti tak mau dibantah saat ini.

Hanya bisa menghela nafas.

"Siapakan pasukkan bayangmu." titahnya "Tutup seluruh jalur hutan utara."

"Siapa pun yang melihat Selir Agung tanpa melapor… bunuh." Suara Lian Zhen tajam seperti bilah pedang.

Kasim menelan ludah. "Yang Mulia… kalau boleh bertanya… Anda terlihat—"

"Marah?"

Lian Zhen tersenyum tipis, senyum yang membuat semua orang ingin lari sejauh mungkin, bahkan kalau bisa ingin menghilang dari situ.

"Tidak." Matanya memerah.

"Apanya yang tidak? anda ingin makan hidup- hidup orang disini!" batin Kasim melihat kemarahan sang kaisar yang enggan mengakuinya.

Ia turun dari tangga paviliun.

"Aku… takut kehilangan dia lagi, sangat." Angin malam meniup jubah hitamnya, membuatnya berterbangan bebas, dengan rambut hitamnya berkibar dan matanya seakan bercahaya mengkilat seakan menandakan musibah.

Tatapannya mengarah ke hutan utara.

"Qing Lou…" suaranya rendah, seperti doa gelap.

"Tunggu aku."

Satu langkah lagi, dan aura membunuhnya menelan semua udara. "Aku akan membalikkan dunia kalau perlu."

..._BERSAMBUNG_...

1
Fransiska Husun
bagusss thorr
Leni: penulisnya ngerasa kurang soalnya...
total 1 replies
Leni
sekelas pemula bagus sii
うacacia╰︶
Gak disadari sampai pagi cuma baca cerita ini, wkwkwk.
Leni: terima kasih
total 1 replies
sareishon
Teruslah menulis dan mempersembahkan cerita yang menakjubkan ini, thor!
Leni: terima kasih
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!