NovelToon NovelToon
The Cleaner

The Cleaner

Status: sedang berlangsung
Genre:Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Mafia / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:29
Nilai: 5
Nama Author: Adrina salsabila Alkhadafi

Di Chicago modern, kekuasaan bukan lagi soal siapa yang paling banyak menembak. Tapi siapa yang paling bersih menutupinya.
​Kenalan dengan Luca Rossi, si Cleaner. Dia bukan tukang bersih-bersih biasa, tapi Consigliere dingin yang jadi otak di balik organisasi mafia Moretti. Dinding kantornya rapi, suit-nya mahal, tapi tangannya berlumur semua dirty work Keluarga—dari pembukuan yang dimanipulasi sampai menghilangkan jejak kejahatan.
​Masalahnya, kini Keluarga Moretti di ambang collapse. Bos lama sekarat. Kekuasaan jatuh ke tangan Marco, si pewaris baru yang psikopat, ceroboh, dan hobi bikin drama. Marco melanggar semua aturan, dan Luca tahu: kalau dia diam, seluruh empire mereka hancur. Dengan bantuan Sofia, istri Bos yang terlihat polos tapi menyimpan banyak kartu, Luca memutuskan satu hal brutal: Ia harus mengkhianati bos barunya sendiri.
​Di tengah rencana kotornya, Luca bertemu Isabella. Dia cantik, pintar, dan vibe-nya langsung nyambung sama Luca yang kaku. Luca akhirnya merasakan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Adrina salsabila Alkhadafi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 19: RETURN TO NAPLES

​Luca mendarat di Bandara Fiumicino, Roma, saat subuh. Ia tidak mengambil penerbangan langsung ke Napoli; itu terlalu mudah dilacak. Dari Roma, ia menyewa mobil rental sederhana, mobil Italia yang lusuh—tidak ada lagi kemewahan Maybach atau Maybach yang menarik perhatian. Luca kini bergerak seperti bayangan yang seharusnya.

​Ia mengendarai mobil ke selatan menuju Napoli. Setiap kilometer yang ditempuh membawa aroma yang familiar: bau garam laut, kopi kental, dan kekacauan Italia yang energik. Aroma itu adalah kode untuk Luca. Aroma itu adalah rumah, tetapi juga kuburan yang ia gali sendiri sepuluh tahun lalu.

​Di bawah jas hujan hitam yang ia kenakan, The Ghost telah mempersenjatai diri. Tidak ada pistol berperedam yang mahal; hanya pisau belati yang tersembunyi dengan sempurna dan satu unit telepon sekali pakai dengan enkripsi maksimum. Luca telah menanggalkan identitasnya sebagai Cleaner Chicago. Ia adalah predator yang bergerak di medan yang ia kenal.

​Ia tiba di Napoli saat matahari terbit di atas Gunung Vesuvius.

​"Vito," Luca mengirim pesan terenkripsi singkat ke Chicago. "Aku sudah di sini. Fokus pertahanan tetap di Chicago. Jangan ada kontak kecuali aku yang memulai."

​Status: Aktif.

​Prioritas Luca: Isabella. Pesan yang ia terima dari Isabella adalah satu-satunya variable yang tidak bisa ia hitung dengan data.

​Melalui saluran enkripsi yang ia ketahui hanya Isabella yang memiliki aksesnya, Luca mengirimkan satu koordinat: sebuah restoran tua yang tersembunyi di distrik Spaccanapoli, tempat yang terlalu berisiko untuk pertemuan. Risiko itu adalah sinyal: Isabella ingin bertemu.

​Luca tiba di distrik lama Napoli. Gang-gang sempit, jemuran yang tergantung di atas kepala, dan kehidupan yang berdenyut kencang di tengah reruntuhan kuno. Ia masuk ke restoran tua itu. Hanya ada beberapa meja yang diisi oleh penduduk setempat yang tenang.

​Di sudut paling belakang, Isabella Mancini (Bianchi) duduk.

​Luka tembak di bahunya telah sembuh, tetapi bekas lukanya masih terlihat. Pakaiannya tidak lagi rapi seperti auditor Wall Street; ia mengenakan celana jeans dan jaket kulit gelap. Rambutnya diikat longgar. Dia terlihat lebih rapuh, tetapi matanya—mata yang telah mengkhianati dan menyelamatkannya—tetap setajam belati.

​Luca duduk di hadapannya. Tidak ada pelukan, tidak ada ciuman, tidak ada kata-kata manis. Hanya keheningan yang tegang, dipenuhi oleh pengkhianatan, pengorbanan, dan kebutuhan mendesak untuk bertahan hidup.

​"Kau seharusnya tidak datang," bisik Isabella, suaranya parau.

​"Kau mengirim sinyal bahaya," balas Luca, nada suaranya datar, tanpa emosi. "Itu adalah perintah, bukan undangan."

​"Itu adalah pembersihan terakhirku, Luca," balas Isabella, matanya berkaca-kaca. "Aku ingin membereskannya untukmu, menutup masa lalumu. Kau seharusnya tetap aman di Chicago."

​"Tidak ada yang aman di Chicago selama Falcone masih mencari Scarlatti," potong Luca. "Kau mempertaruhkan nyawamu lagi. Untuk apa? Untuk menebus pengkhianatanmu?"

​Isabella mencondongkan tubuhnya ke meja, menatapnya dengan intens. "Aku tidak bisa membiarkan Ayahku menggunakan masa lalumu untuk membunuhmu. Dan aku tidak bisa membiarkan Falcone menemukan Scarlatti. Dia adalah bom waktu yang tahu tentang Elena, tentang Palermo, tentang Don Moretti yang sakit. Jika Falcone mendapatkannya, mereka tidak hanya menghancurkan Moretti, mereka menghancurkanmu secara pribadi."

​"Di mana dia?"

​"Scarlatti bersembunyi. Dia tahu Falcone dan orang-orang Moretti akan mencarinya. Dia adalah variable yang tidak stabil," jawab Isabella. "Tapi Falcone juga di sini. Aku melihat mereka. Mereka tidak lagi mencari data, Luca. Mereka mencari darah."

​III. Ancaman Falcone: Pencarian di Kota Lama

​Tepat saat Isabella berbicara, Luca merasakan perubahan di udara.

​Ia melihat ke jalanan. Dua pria Italia berjas mahal, bodyguard yang terlalu rapi untuk distrik lama ini, berjalan lambat, mata mereka menyapu setiap wajah di restoran. Mereka bukan orang lokal; mereka adalah agen Falcone yang mencari The Ghost.

​Luca menatap Isabella. "Mereka mencarimu?"

​"Mereka mencarimu," bisik Isabella. "Mereka tahu aku diasingkan oleh Ayahku. Mereka tahu aku mungkin tahu sesuatu. Aku telah menjadi umpan yang tidak disengaja."

​Luca mengeluarkan pistol kecil di balik jaketnya. "Kau memberiku dua pilihan: melarikan diri atau bertarung. Aku memilih bertarung."

​"Tidak," Isabella menghentikannya, meletakkan tangannya di atas tangan Luca. Sentuhan itu seperti kejutan listrik—campuran rasa sakit dan keakraban yang mematikan. "Kau tidak bisa membunuh di sini. Ini Napoli. Tembakan akan membawa perhatian yang tidak kita inginkan. Kita bergerak seperti hantu, seperti yang seharusnya kau lakukan."

​Luca mematuhi. Ia menyadari, di Napoli, Isabella adalah Cleaner yang lebih baik daripada dirinya.

​"Ikuti aku," perintah Isabella.

​Mereka keluar melalui pintu dapur. Luca bergerak cepat di belakang Isabella, melintasi lorong-lorong sempit dan gelap. The Ghost adalah pembunuh. Isabella adalah survivor. Kombinasi mereka adalah duet yang mematikan.

​Di luar, Luca dan Isabella menyelinap ke tengah pasar yang ramai.

​"Falcone mengira mereka cerdas," bisik Isabella, menarik Luca melewati tumpukan buah-buahan. "Mereka mencari di hotel mewah, di pelabuhan. Mereka tidak akan mencari kita di sini, di jantung kota lama, di antara orang-orang miskin dan sejarah."

​Mereka bersembunyi di atap sebuah bangunan apartemen tua, menyaksikan kekacauan di jalanan di bawah. Luca mengeluarkan flash drive data Bianchi yang ia bawa dari Chicago.

​"Aku akan memberimu data ini," kata Luca. "Ini adalah kelemahan Falcone di pasar gelap Eropa. Kita tidak bisa membunuh Falcone, tapi kita bisa melumpuhkan mereka secara finansial. Itu adalah pembersihan yang sejati."

​Isabella mengambil flash drive itu, matanya berbinar. "Kau tahu, ini adalah hadiah termahal yang pernah kau berikan padaku. Kepercayaan."

​"Bukan kepercayaan," potong Luca, wajahnya keras. "Ini adalah kebutuhan. Kita berdua terikat pada kekacauan ini. Aku butuh keahlianmu di Eropa, dan kau butuh The Ghost untuk menutup masa lalu."

​"Aku setuju," kata Isabella. "Kita bekerja sama. Luca, Scarlatti dulunya adalah agen Ayahku. Dia mungkin bersembunyi di salah satu tempat Ayahku dulu melakukan bisnis kotor. Tempat yang hanya diketahui oleh orang terdekat."

​Isabella menunjuk ke peta digital di ponsel Luca. Sebuah gudang tua di pinggiran Napoli, di bawah kawasan Castellammare.

​"Tempat itu. Ayahku menggunakannya untuk menyembunyikan uang kotornya. Scarlatti mungkin mengira itu tempat terakhir yang akan kita cari," kata Isabella.

​"Itu risiko yang harus kita ambil," kata Luca. "Tapi kita tidak bisa pergi berdua. Falcone tahu kau dan aku ada di sini. Kita akan menarik perhatian terlalu banyak."

​Luca menatap Isabella. "Kau akan kembali ke Chicago, Isabella. Gunakan data ini, dan serang Falcone secara finansial dari sana. Jadilah Cleaner di Chicago, seperti yang aku ajarkan padamu."

​Isabella menggeleng. "Tidak, Luca. Aku tidak akan melarikan diri lagi. Aku akan menyelesaikan apa yang aku mulai. Aku yang membawa Falcone ke sini. Aku akan menjadi umpan."

​Luca tahu dia tidak bisa memaksanya. Mereka adalah dua kekuatan yang saling menarik, yang ditakdirkan untuk menghancurkan, tetapi juga untuk menyelamatkan, satu sama lain.

​"Baik," kata Luca. "Kita bagi tugas. Kau melacak semua pergerakan keuangan Scarlatti dan Falcone. Aku akan masuk. Tapi jika terjadi sesuatu, kau menghilang. Jangan pernah kembali."

​Perjanjian itu telah dibuat. Luca dan Isabella, dua arsitek kekacauan, kini bersatu di bawah langit Napoli, siap untuk membersihkan masa lalu Luca dan mengakhiri ancaman Falcone. The Ghost telah kembali ke tempat asalnya, dan pembersihan terakhirnya akan menjadi yang paling brutal.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!