NovelToon NovelToon
Takdir Istri Di Atas Kertas

Takdir Istri Di Atas Kertas

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Janda / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:9.4k
Nilai: 5
Nama Author: Reni mardiana

Karena desakan Ekonomi, Rosa terpaksa harus menikah dengan pria yang sama sekali tak di cintainya. Bekas luka di tubuh serta hatinya kian membara, namun apalah daya ia tak bisa lepas begitu saja dari ikatan pernikahan yang isinya lautan luka.

seiring berjalannya waktu, Rosa membulatkan tekadnya untuk membalas segala perbuatan suaminya. bersembunyi di balik wajah yang lemah lembut nan penurut, nyatanya menyiapkan bom waktu yang bisa meledak kapan saja.

Hem, gimana ya ceritanya. yuk simak kelanjutannya, jangan lupa tinggalkan jejak likenya, komen, subscribe dan vote 🥰🫶

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni mardiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pergi

Mata Alan membeliak melihat siapa yang datang, Dharma berjalan masuk dengan wajah dinginnya di ikuti oleh Lucy dan juga Kenny. Rosa mendorong Sabrina sampai tersungkur, ia berjalan kearah Dharma dengan perasaan campur aduknya.

Rosa memasang wajah sendu, tak dapat di pungkiri kalau ia pun kecewa pada Dharma karena tak menepati ucapannya. Rosa diam saja, ia larut dengan segala pikiran yang berputar di kepalanya seperti roller coaster.

"Kemarilah, nak," Dharma membentangkan tangannya, ia meminta Rosa masuk ke dalam pelukannya.

Rosa menggelengkan kepalanya, tenggorokannya terasa tercekat begitu pula tangannya yang terasa dingin.

Dharma maju 5 langkah menghampiri Rosa, ia memeluk cucu menantu kesayangannya. Belaian tangan Dharma mampu meruntuhkan pertahanan Rosa, gadis lemah lembut itu pun kinu membalas pelukan Dharma sambil menangis.

"Maafkan kakek, semua salah kakek karena terlalu memaksa kehendak." Ucap Dharma.

Dharma meregangkan pelukannya, ia menangkup wajah Rosa dan mengusap jejak air mata di pipi Ros menggunakan kedua ibu jarinya.

"Aku sudah tahu semuanya, keputusan ada di tanganmu." Ucap Dharma.

"Hiks, kakek. Maaf jika aku berbuat salah selama hampir 4 tahun ini, tapi aku sudah tidak sanggup lagi melanjutkan pernikahan menyakitkan ini. Aku ingin bercerai," Ucap Rosa menundukkan kepalanya.

"Apa keputusanmu sudah bulat?" Tanya Dharma.

Rosa mengangkat wajahnya kemudian menganggukkan kepalanya dengan mantap, ia sudah memikirkannya dan keputusannya sudah final tidak bisa di ganggu gugat.

"Tidak! Aku tidak setuju." Bantah Alan tak terima.

Ia berjalan dengan tergesa menghampiri kakeknya, ia memegang kedua tangan Rosa memasang tatapan memohon agar pernikahannya tetap berlanjut.

"Aku mohon, beri aku kesempatan satu kali lagi, aku janji akan berubah." Ucap Alan.

"Alan, apa-apaan kamu ini, hah! Apa untungnya mempertahankan perempuan kampung ini, kita bisa hidup bahagia bersama Naresh tanpa harus melibatkan orang lain di hubungan kita." Sahut Sabrina kesal.

"Diam kamu!" Bentak Alan.

Rosa menarik tangannya dari genggaman Alan, tak akan ada kesempatan apapun yang akan ia berikan karena semuanya sudah terlalu mengecewakan..

"Apa kamu pikir aku bisa mempercayai ucapanmu itu? Manusia memang bisa berubah, contohnya seperti dirimu, dari awal kau mempertahankan kakakku di banding pernikahan yang ku jalani sendirian. Lalu sekarang, kau berubah pikiran dan ingin mempertahankanku? Secepat itu kah perubahanmu? Percuma kalau pernikahan ini di teruskan kalau kau sebagai imam pun tidak punya pendirian." Cibir Rosa.

"Silahkan ajukan gugatanmu, Rosa. Aku mendukung mu, biarkan saja Alan hidup sesuai keinginannya karena aku sudah tak mau mencampuri urusannya lagi." Ucap Dharma.

"Kakek, aku mohon tahan Rosa, aku gak mau bercerai." Ucap Alan panik, ia benar-benar tak mau kehilangan Rosa.

"Alan!" Geram Sabrina.

"Rosa berhak bahagia, aku sudah memberikanmu wanita yang pantas dan berharga, tapi justru kau menyia-nyiakannya. Aku kecewa padamu, Alan!" Dharma tak akan menahan Rosa, ia akan mendukung apapun keputusan Rosa sebagai salah satu bentuk penebus rasa bersalahnya.

"Kakek, kalau aku menjadi duda bagaimana dengan reputasi keluarga ini? Tolonglah, kek." Alan merengek seperti anak kecil, tapi Dharma tak menghiraukannya.

"Kenapa kau memikirkan reputasi keluarga? Kemarin-kemarin kemana saja, hah!" Bentak Dharma.

Alan pun terdiam. Dharma beralih menatap Sabrina yang berdiri melipat kedua tangannya di dada, sopan santunnya sangat tidak ada saat berada di hadapan orang yang lebih tua.

"Kau! Angkat kakimu dari rumah ini, bawa anakmu juga pergi dari sini. Ini rumahku, aku tidak mau rumahku di kotori oleh jin dasim sepertimu!" Usir Dharma.

"Kakek tua! Hanya karena kau lebih tua bukan berarti bisa seenaknya, harusnya aku menuntut Alan untuk menikahiku karena kami saling mencintai dan sudah memiliki anak." Protes Sabrina.

"Jaga mulutmu, Brina!" Bentak Alan.

"Kenapa? Memang benar kan, kenapa si kampungan itu di perlakukan lebih spesial dari pada aku, jelas-jelas aku lah yang berhak menjadi menantu di rumah ini." Sabrina tak mau kalah, ia tak akan menyia-nyiakan kesempatan masuk ke dalam rumah Dharma disaat ada celah dari rasa lelah Rosa.

"Kenny!" Panggil Dharma.

"Saya, Tuan besar," Jawab Kenny.

"Urus surat cerai Alan sekarang juga, dan seret perempuan gila ini keluar dari rumah ini!" Tegas Dharma.

Kenny menganggukkan kepalanya, ia segera melaksanakan perintah tuannya dengan menyeret Sabrina keluar, tenaganya lebih besar sekalipun Sabrina memberontak dan menggigit tangannya tak membuat Kenny melepaskan cengkramannya.

Dharma memegangi dadanya yang berdenyut nyeri, Lucy menopang tubuh Dharma dan menuntunnya menuju sofa. Kini tinggallah Rosa dan Alan yang saling diam, hp Rosa berbunyi menandakan panggilan masuk, ia menatap layar dimana ada nama Lutfi tertulis disana.

'Lutfi?' Batin Rosa.

Ibu jari Rosa mengusap layar hijau di hpnya, ia menempelkannya di telinga mendengarkan Lutfi bersuara. Mata Rosa langsung melotot, dengan cepat ia berlari keluar dari rumah Dharma, kabar dari Lutfi membuatnya ketakutan setengah mati.

"Rosa, Rosa!!" Teriak Alan memanggil Rosa. Tak diam saja, Alan mengejar Rosa keluar rumah namun, mobil Sabrina langsung menghalanginya.

Cekiittt...

Alan berusaha mencari jalan lain, tapi Sabrina terlalu egois karena terus menghalangi jalannya.

"Minggir!" Pekik Alan.

"Kamu lebih pilih dia di banding aku, hah!" Kesal Sabrina.

Alan kembali berjalan lewat belakang mobil Sabrina, ia langsung melangkahkan kakinya dengan cepat tak mau kehilangan jejak Rosa.

Sabrina memukul setirnya, ia menancap gasnya dengan perasaan di balut emosi.

Tiiiiinnnnn....

Dari kejauhan Sabrina melihat Rosa berlari di jalanan yang sepi, Alan mengejarnya seperti orang gila. Klakson sengaja di bunyikan dengan keras agar Alan menyingkir dan berhenti mengejar, tetapi Alan tetap dengan pendiriannya.

"Baik, kalau itu mau kamu, Alan." Ucap Sabrina.

Ngueeennnggggg...

Brukkkk....

1
I Love you,
Q suka bawang TPI yg ga pedes ada ga yg gaaaa pedesssssss.......😭😭😭😭😭😭
@pry😛
😭😭😭😭😭😭😭😭
@pry😛
eeee monyet.... moga ktm
@pry😛
emak🤣🤣🤣👏👏👏
Wahyuni Riansyah RO
bener² ini si anak durhaka Sabrina memang bener2 anak sableng
juwita
sedih banget Rosa di tinggalkan sm ayah dn ibunya sekaligus😭😭
Etty Rohaeti
semangat Thor
I Love you,
🤣🤣🤣🤣🤣🤭🤭🤭🤭🤭🤭. Tuk..tuk ..tuk....aku fokus ke sura tongkat emak di kolam cucunya 🤣🤣🤣🤣🤣🤭🤭🙏🙏🙏🙏🙏
I Love you,: maksut nya kepal🤣🤣🤣 tapi nek.....🤭
total 1 replies
Etty Rohaeti
lanjut
Reni Mardiana: oke gas😉
total 1 replies
@pry😛
yak bukn...salh almt aq🤣
@pry😛
apa orlando...
anak sich nando sm zoya kah kk
@pry😛: 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣iya" ya....
sangking 💪💪ny aq bc... jd kgn mrk
total 2 replies
@pry😛
hy pak... dy lg nyamar🤣🤣🤣🤣
@pry😛: bnr" next lg
total 2 replies
juwita
jgn smpe di perkosaan sm sialan thor. jijik aq sm dia. kk sm adek mau di tidurin
@pry😛
syukur slmt... gk di mkn mokondo
@pry😛
mt kn z
@pry😛
aq jijik liat ny... tlog ya kk... pshkn mrk
@pry😛
cpt bkn cerai ny
@pry😛
mampus kau
juwita
😍😍😍😍
Ayi lubis
bagus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!