Anisa gadis yatim piatu bekerja sebagai pelayan. Demi keselamatan Sang Majikan dan di tengah rasa putus asa dengan hidupnya, dia terpaksa menikah dengan Pangeran Jin, yang tampan namun menyerupai monyet.
Akan tetapi siapa sangka setelah menikah dengan Pangeran Jin Monyet, dia justru bisa balas dendam pada orang orang yang telah menyengsarakan dirinya di masa lalu.
Bagaimana kisah Anisa yang menjadi istri jin dan ada misteri apa di masa lalu Anisa? Yukkk guys ikuti kisahnya...
ini lanjutan novel Digondol Jin ya guys ♥️♥️♥️♥️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arias Binerkah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 6.
Sementara itu di tempat lain, di alam gaib. Di Kerajaan jin, kerajaan Sang Ratu. Pesta pernikahan masih berlangsung, meskipun pernikahan itu gagal karena Andien mempelai perempuan sudah turun ke bumi.
Di ruang yang megah dan luas. Ruang yang sudah dipersiapkan untuk pesta empat puluh hari empat puluh malam..
Pangeran Dewa Anum duduk sedih di salah satu kursi. Bukan kursi pelaminan. Ia sudah tidak memakai baju pengantin. Hanya memakai baju kebesarannya yang biasa digunakan untuk acara acara besar.
Para tamu undangan yang tidak sempat diberi tahu pembatalan acara tetap datang untuk memenuhi undangan.
Makluk makluk gaib dari penjuru dunia sudah datang.. ada jin dari Baghdad, Tuan Vampir dari Eropa, onryo dari Jepang, dan lain lain.. Yang lebih menakjubkan ada juga sosok Presiden Abraham Lincoln dari Gedung Putih USA, karena arwah Sang Presiden pun diundang oleh Sang Ratu.
Mereka para tamu tamu makluk gaib itu menikmati jamuan yang khusus untuk mereka...
Sang Ibunda Ratu pun tampak sibuk menemui para tamu mengucapkan terima kasih dan memohon maaf, “Terima kasih atas kedatangannya, kami mohon maaf sebesar besarnya karena tidak ada waktu untuk menyampaikan berita pernikahan Putra saya yang batal lagi...”
“Silakan menikmati perjamuan yang ada.” Ucap Sang Ratu lagi.
Para tamu undangan dari segala penjuru dunia itu tampak tidak menghiraukan batalnya pernikahan. Mereka tetap menikmati perjamuan pesta...
“Hmmm minuman ini sangat enak sekali.” Ucap Tuan Vampir sambil memegang gelas yang berisi minuman kesukaannya. Darah segar.
“Ini darah sangat berbeda dengan darah di Eropa.” Ucap Tuan Vampir lagi sambil tersenyum memperlihatkan dua taring nya yang runcing.
“Iya Tuan, ini bukan darah manusia karena kami tidak mengorbankan manusia untuk acara ini. Kami ingin menghapus kutuk keluarga.” Ucap Sang Ratu dengan serius.
“Kutuk keluarga?” ucap Tuan Vampire sambil memicingkan mata.
“Iya Tuan, kami mendapat kutuk dari orang tua. Jika kutuk itu sudah terhapus, keturunan saya yang lahir bisa kembali lagi menjadi manusia sempurna.. Tapi dengan banyak syarat...” jawab Sang Ratu dengan gurat sedih di wajahnya..
“Oohhh tapi ini enak sekali. Darah apa ini?” ucap Tuan Vampir tidak begitu menghiraukan masalah kutuk keluarga Sang Ratu, tapi lebih tertarik pada minuman perjamuan.
“Ini darah ayam cemani Tuan Vampir.” Jawab Sang Ibunda Ratu..
“Ayam ce..ma..ni..? Apa itu?” tanya Tuan Vampir yang menjadi semakin kepo.
Akan tetapi belum juga Sang Ibunda Ratu menjawab muncul sosok Nyi Dasih berjalan dengan tergopoh gopoh...
“Ratu... Ratu.. gawat gawat..” suara Nyi Dasih saat sudah berada di dekat Sang Ibunda Ratu..
“Maaf maaf Tuan Vampir.” Ucap Nyi Dasih tampak ketakutan karena Tuan Vampir menatap Nyi Dasih dengan tajam dan taring runcingnya menyeringai.
“Maaf Tuan.” Ucap Sang Ibunda Ratu pula. Sang Ibunda Ratu lalu menatap Nyi Dasih..
“Ada apa Nyi?” tanya Sang Ibunda Ratu dengan suara pelan agar tamu tamu tidak mendengar.
“Jin yang menjaga orang di bumi melihat biang kerok yang menggagalkan pesta datang ke rumah sakit. Katanya sudah sehat tidak sakit.” Suara Nyi Dasih lirih juga...
“Kurang ajar! Punya ilmu apa dia?” Suara Sang Ibunda Ratu dengan geram.. Ibunda Ratu tampak bingung ingin datang ke bumi tetapi masih ada banyak tamu kehormatan yang harus dia temui..
Dia pun melangkah menuju ke tempat duduk Sang Putra yang terlihat masih duduk dengan sedih hati..
“Putraku kamu jangan sedih, temui tamu tamu itu. Aku akan pergi sebentar untuk membuat perhitungan dengan biang kerok itu.” Ucap Sang Ibunda Ratu dengan pelan.
Pangeran Dewa Anum pun menoleh ke arah Sang Ibunda Ratu..
“Bukannya tadi Ibu sudah menyerang dia?” tanya Pangeran Dewa Anum dengan heran...
“Iya sudah aku serang dia tetapi entah mengapa dia bisa bertahan. Aku akan datang untuk menyelidiki dia. Dia mempunyai ilmu apa? Dan siapa yang sudah membantu dia. Aku lihat Kakek Pikulun tidak berani melanggar perjanjian.” Ucap Sang Ibunda Ratu dengan nada serius.
“Sekarang kamu temui dulu tamu tamu itu dulu. Kamu jangan bersedih anakku.. aku akan membuat perhitungan dengan mereka. Biang kerok itu hanya bisa mengobati sementara saja, aku akan menyerang mereka berkali kali...” ucap Sang Ibunda Ratu dia sebenarnya akan mengakhiri kalimat nya dengan tertawa namun dia ingat harus menjaga etika di dalam ruang yang ada banyaj tamu tamu undangan..
“Baik Ibu.” Ucap Pangeran Dewa Anum pelan karena masih sedih hatinya dua kali dia patah hati dan gagal menikah. Di saat dia sudah mulai jatuh hati pada Andien dan kini hati nya benar benar menjadi patah berantakan.
🏥🏥🏥
Sedang di alam nyata di bumi. Di ruang ICU rumah sakit mewah. Ndaru masih khawatir jika burung nya menjadi lebih kecil dari ukuran semula..
“Bro kamu tidak mengurangi ukuran burungku kan?” tanya Ndaru sambil melihat burung nya di balik selimut.
“Buat apa aku mengorupsi ukuran burung kamu. Nanti Fatima suruh cek ukuran masih sama atau lebih kecil.” Ucap Pungki lalu dia menoleh menatap Dokter.
“Bagaimana Dok?” tanya Pungki
“Sudah bagus Mas Pungki. Suhu, detak jantung, tekanan darah kadar oksigen sudah kembali normal dan terutama mikro organisme asing itu telah hilang dari tubuh Mas Ndaru.” Ucap Dokter sambil menatap layar monitor komputer..
“Baik Dok sekarang di mana Fatima?” tanya Pungki yang sangat khawatir dengan keadaan sahabatnya itu.
“Di ruang sebelah, Dokter Nenny yang menjaga dia. Perawat biar mengantar Mas Pungki.” Ucap Dokter sambil menatap Pungki dan perawat perempuan yang ada di ruang itu.
Akan tetapi tiba tiba Ndaru pun juga bangkit dari tempat tidurnya dengan kesulitan sebab masih ada alat alat medis terpasang di tubuhnya.
“Dok saya sudah merasa sehat tolong lepas alat alat ini dari tubuh saya.” Ucap Ndaru sambil menatap Dokter, setelah itu Ndaru menoleh ke arah Pungki yang sudah berjalan..
“Bro, tunggu aku!” teriak Ndaru. Pungki masih terus melangkah di belakang perawat.
“Bro, tunggu!” teriak Ndaru lagi sebab Dokter dan perawat masih dalam proses melepas alat alat medis.
Sementara itu di luar ruang ICU, Anisa yang duduk di kursi tunggu, mendengar suara Ndaru yang berteriak. Jantungnya berdebar debar lagi lebih kencang karena harap harap cemas.
“Bu, itu suara Mas Ndaru berteriak. Sudah sadar atau mengigau lagi ya Bu?” ucap Anisa khawatir sang anak majikan mengigau lagi seperti tadi.
“Tolong kamu tanya perawat penjaga itu. Aku kok lemes banget mau berdiri. Bapak juga sedang periksa tensi tadi katanya kepalanya pusing.” Ucap Bu Hasto dan memang Pak Hasto kini tidak terlihat di tempat itu.
pokok sultini wes
ada nasi minyak g atau nasi ayam
nahh makan itu mengingatkan q dlu di negri sebrang
g di sana g di sini sama aja mbingumhi 🤣🤣🤣
tp nnti pennjelasan panheran yg masuk akal dpt meruntuhkan ego samg ibunda dan nnit mlh jd baik se lam jin jd muslim.🤣