NovelToon NovelToon
My Ex Boyfriend

My Ex Boyfriend

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Obsesi / Pelakor / Diam-Diam Cinta / Mengubah Takdir / Kaya Raya
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: lailararista

Auristella Queensha Syahreza

Stella. Primadona sekolah,siapa yang tidak terpesona dengannya? Gadis cantik dan tajir semua orang mengaguminya.

Kenan Alvaro Melviano

Kenan. Mostwanted yang dikagumi para gadis. Tetapi memiliki sifat dingin yang tak tersentuh.

Sebuah keberuntungan bagi stella dapat berpacaran dengan kenan. Lelaki yang menurutnya romantis walaupun terkadang menjadi posesif Namun semua kandas ketika dia tahu bahwa kenan hanya menjadikannya bahan taruhan.

Seperti tidak ada rasa bersalah. Kenan tetaplah kanan,selalu mengekang stella walaupun tidak ada hubungan apa-apa.

🌸

"Gue ngak ijinin lo makan ini."

"Dan gue ngak perlu ijin lo." Sinis Stella.

"Gue ngak suka penolakan."

"Gue ngak perduli."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lailararista, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perjanjian

Stella memandang sekitarnya, terlihat banyak macam bunga yang indah. Sekarang dia dan Gavin sedang berada ditoko bunga. Kenapa Gavin membawanya kesini? Dia pun tidak tahu.

"Yang biasa buk." Kata Gavin, kelihatannya Gavin sering datang kesini, Gavin dengan penjualnya tampak akrab.

"Tumben gak sendiri kesininya, itu siapa?" Ucap ibuk itu tersenyum menggoda, tangannya sibuk merangkai bunga.

"Bukan siapa-siapa bu, tapi mungkin akan jadi siapanya aku."

Ibu itu tertawa."calon pacar ya, sukur deh, ibuk doa yang terbaik aja buat kamu."

"Doain aja bu, semoga jadi."

Stella hanya menatap dua orang itu.

Ibu itu menyerahkan sebuket bunga kepada Gavin. Gavin menerimanya, setelah itu mereka keluar dari toko bunga itu.

"Buat gue?" Tanya Stella saat Gavin menyerahkan buket bunga itu.

"Pegangin."

"Hah?" Stella masih tidak mengerti.

"Pegangin bunganya."

"Ooh. Makanya kalau ngomong tu jangan setengah-setengah. Btw...bunga ini buat siapa?"

Gavin mengabaikan Stella, dia menaiki motornya. Stella mencebik, merasa terabaikan.

"Naik!"

Diperjalanan hanya ada keheningan. Gavin yang fokus mengendarai motor dan Stella sibuk dengan pikirannya sendiri, sebenarnya Gavin mau mengajaknya kemana,itu yang selalu ada dibenak stella.

"Turun!"

Saking asiknya melamun Stella baru sadar ternyata motor Gavin telah berhenti. Stella turun lalu melepas helm dan memberikannya kepada Gavin.

Stella mengerinyit, ini kan pemakaman, kenapa Gavin membawanya kesini?

Stella tidak bertanya, dia hanya mengikuti Gavin. Sampai lah mereka di sebuah makam.

"Shakila." Gumam stella membaca nama di papan lisan. Sepertinya gadis yang dimakam itu masih muda, terlihat umurnya 15 tahun."dia siapa?" Gumam Stella.

"Dia orang yang udah ngisi hari-hari gue sekaligus memberikan luka dihati gue" Jawab Gavin mendengar gumaman Stella. Stella mengeriyitkan dahinya bingung.

"Pacar lo?"Gavin mengangguk.

"Dia meninggal sehari sesudah kita putus"

"Kok bisa?"Gavin menaikan bahunya dan duduk disebelah batu nisan disusul Stella.

"Kita putus karena dia selingkuh sama sahabat gue sendiri"Stella terdiam sambil memandang nama Shakila disana.

"Terus kenapa dia bisa meninggal?"

"Gue gak tau"

"Kayaknya lo sangat cinta ya sama dia"Gavin terkekeh.

"Dulu gue memang sangat cinta sama dia bahkan saat dia suka sama sahabat gue sendiri. tapi sekarang hati gue udah diisi oleh seseorang."Stella mengangguk.

"Berati sekarang lo udah move on?"Gavin menatap Stella sekilas.

"Iya, karena gadis bodoh itu yang buat gue move on"Gavin tersenyum tipis menatap batu nisan itu.

"Pasti gadis bodoh itu beruntung bisa dicintai orang kayak lo"Gavin menatap Stella lamat.

"Kalau gadis bodoh itu lo gimana?"Stella terkesiap, ia menghela nafas Gavin pria dingin kenapa bisa nge gombal.

"Lo apa an si, sejak kapan lo bisa nge gombal kayak gini"Gavin menghela nafas, Stella memang tidak pernah bisa peka.

"Serah"ucap Gavin dan bangkit berdiri, ia menatap batu nisan itu dan membatin,'semoga kamu tenang disana shakila. terima kasih untuk semuanya, semua kesenangan sakaligus luka, luka itu gak akan pernah hilang shakila, tapi aku sudah memaafkan kamu'batinya dan berjalan duluan keluar pemakaman meninggalkan Stella yang menga-nga.

"WOI MAIN TINGGAL AJA LO!"

Stella memandang sekitarnya ia bergidik ngeri melihat kuburan yang sepi seperti ini, ditinggal sendiri lagi, gak tau apa Stella orangnya penakut.

...~...

"Serius lo mau makan disini?"

Stella memutar bola matanya malas, sudah lebih dari lima kali Gavin selalu menanyakan itu.

"Iya Gavin, emangnya kenapa sih?"

"Gue heran aja, kenapa cewek sombong kayak Lo mau makan dipinggir jalan?"

"Sejak kapan gue sombong? Asu- auwh," Stella mengusap bibirnya yang perih karena dipukul Gavin.

"Sakit tau"

"Makanya jangan ngomong kasar, gue nggak suka. Lagian gue mukulnya pelan juga" ucap Gavin santai.

"Pelan bapak Lo, tenaga cewek sama cowok beda, jangan disama-samain. Udah ah dari pada ngeladenin lo nggak ada faedahnya, mendingan gue makan, bikin kenyang. Pak pesen somaynya satu ya, yang pedes nggak usah pakai sayur."

"Jangan yang pedes pak,pakai sayur aja, kalau perlu banyakin." Stella memandang Gavin sinis.

"Siapa Lo ngatur-ngatur gue?"

"Gue?" Tunjuk Gavin pada dirinya sendiri.

"Gue calon pacar Lo"

Stella memandang kembang api dengan mata berbinar.

"Indah banget." Stella tersenyum senang, bertepuk tangan seperti anak kecil. Setiap pasang mata memandangnya dengan tatapan kagum. Itu membuat Gavin yang disebelahnya menggeram, Gavin rasanya ingin membawa Stella pergi tapi melihat Stella yang senang Gavin mengurungkan niatnya.

"Lo mau main juga?" Stella menoleh, dihadapan Gavin sudah ada kembang api.

"Lo dapet dari mana?"

"Tu" Gavin menunjuk penjual kembang api yang berada tidak jauh dari mereka.

"Mau main gak?"

"Mau."

Gavin tersenyum tipis, lalu mulai membakar kembang api itu. Stella bersorak kegirangan saat kembang api itu dinyalakan.

"Lo seneng banget keliatannya,"

"Gue suka banget, kembang api itu indah,"

"Lo juga indah," batin Gavin.

"Gavin fotoin gue ya"

"Mana hp Lo?"

Stella menyodorkan ponselnya. Gavin memotret Stella dengan berbagai gaya. Stella kegirangan ketika hasil foto nya bagus semua.

"Lo berbakat jadi fotografer Gav,"

Stella masih asik asik melihat hasil foto nya, hingga tidak menyadari raut wajah Gavin yang berubah.

"Kamu cocok jadi fotografer Vin, soal nya hasil nya bagus" Ucap seorang gadis berseragam SMP.

"Aku nggak mau jadi fotografer, kalo fotografer pribadi kamu gak papa"  jawab laki-laki yang juga mengenakan seragam SMP.

"GAVIN!"

Spontan Gavin menutup telinga nya. "Apa sih?"

"Lagian Lo, gue panggil dari tadi gak nyaut-nyaut, ngelamunin apaan sih?" Stella mengerucut bibirnya kesal.

"Gue gak ngelamun"

"Bohong aja terus," cebik Stella.

"Pulang yuk"

"Lo mau pulang? Yaudah yuk"

"Iya, udah malam nih gue capek"

Gavin mengambil motornya, setelah itu mereka pulang. Diperjalanan hanya ada keheningan. Sesampainya di rumah, Stella turun dari motor Gavin.

"Thanks Gav" ucap Stella sambil menyerahkan helm Gavin.

"Sama-sama kalau gitu gue pulang dulu,"

"Ngak mau mampir dulu?" Tanya Stella.

"Lain kali aja, gue pulang dulu, bye." Gavin menyalakan mesin motornya dan mulai menjalankannya.

Setelah motor Gavin tidak terlihat. Stella hendak masuk kedalam rumah nya  berhenti, ketika melihat sesosok pria berdiri di sisi mobilnya. Pria itu menatap Stella dingin, bibirnya membentuk seringai membuat tubuh Stella bergetar. Pria itu berjalan menghampiri Stella, sampai lah dia dihadapan Stella.

"Darimana?"

Stella menahan nafas nya saat jarak diantara mereka sangat dekat.

"Bukan urusan Lo" Stella memalingkan wajahnya saat Kenan menatapnya intens.

Stella mundur beberapa langkah membuat jarak diantara mereka. Tetapi Kenan malah menariknya, hingga punggung nya membentur mobil. Kenan mempersempit jarak mereka hingga wajah mereka terpaut beberapa cm. Untung hari malam jadi tetangga tidak akan lihat, kalau tetangga lihat bisa gempar dunia.

"Gue tanya sekali lagi, darimana Lo?"

"Kan gue udah bilang, mau gue kemanapun itu bukan urusan lo! Lo bukan siapa-siapa gue." Stella berusaha menutupi ketakutannya.

Kenan tersenyum miring"oh ya? akan gue buat Lo jadi milik gue kembali malam ini juga"

"Mimpi Lo. Lepasin gue brengsek!"

Stella mendorong tubuh Kenan tapi tidak bisa.

Cup

"Jangan ngomong kasar kalo lo nggak mau gue cium sampai bibir lo bengkak."

"Lepasin Ken" lirih Stella.

Kenan langsung melepaskannya, dia mengusap wajahnya sedikit merasa bersalah. Stella bernafas lega.

"Gimana kalau kita bikin perjanjian" ucap Kenan.

"Perjanjian?"

Kenan berdehem"Gue akan buat perusahaan ayah lo balik lagi asal...."

"Asal apa?"

Kenan berbisik di telinga Stella"Lo jadi milik gue lagi"

Stella mendorong tubuh Kenan,"Gue nggak mau, cih."

"Ternyata lo egois juga ya"

"Gue nggak egois,"

"Lo egois. Lo nggak kasian ngelihat Bokap nyokap lo susah?"

"Mereka nggak susah, selama ini kita baik-baik aja. Gue mulai terbiasa hidup susah, gue bahagia dengan kehidupan gue sekarang,"

"Lo bahagia, lo pikir orang tua lo juga bahagia?"

Stella terdiam, Stella juga tidak tahu apakah orang tua nya bahagia. Yang Stella liat kedua orang tua nya keliatan baik-baik saja dihadapannya.

"Nggak bisa jawab?"

"Gue yakin mereka bahagia, mulai sekarang lo nggak usah ikut campur urusan gue lagi."

Stella berbalik hendak pergi.

"Tunggu."

"Apa lagi?" Tanya Stella tanpa berbalik.

"Kalo lo berubah pikiran bisa hubungi gue."

Stella tidak menjawab, dia langsung pergi. Kenan terus memandangi punggung Stella hingga tidak terlihat.

Kenan merogoh saku celananya dan mengeluarkan benda berbentuk persegi panjang. Kenan mulai mengetikkan beberapa nomor lalu meletakkannya ke telinga. Tidak butuh waktu lama untuk panggilan tersambung.

"Besok Lakuin apa yang gue suruh, ingat jangan sampai dia mati, cukup buat masuk rumah sakit aja dan jangan ada satu orang pun yang tau, kalian akan tahu akibatnya kalau itu terjadi" Kenan mematikan telfonnya secara sepihak.

Kenan memandang rumah Stella lamat setelah itu dia memasuki mobilnya, dan pergi dari sana.

1
Dewi Saptiani
ini rada aneh niy...cctv mana?model orkay tapi rumah minim cctv.hidup ditahun brp thor ini ceritanya???
Samiatik
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!