NovelToon NovelToon
Absurd Couple

Absurd Couple

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Idola sekolah
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: felyaklueva

Hanya menceritakan tentang dua sejoli yang awalnya sebatas teman sekelas yang sering menganggu dan di ganggu, kemudian berakhir menjadi sepasang kekasih yang sulit di pisahkan, entah alasan apa cowok bernama lengkap Jendra Natawiratama tiba-tiba jatuh cinta pada gadis sekelasnya yang bernama Aprilia Yuswan atau kerap di sapa Lia. Banyak hal yang terjadi setelah mereka menjadi sepasang kekasih, mulai dari hal Absurd nya Jendra pada Lia sampai orang ketiga yang terus mencoba merusak hubungan mereka.




Apakah mereka bisa menghadapi segala lika-liku hubungan nya? Bagaimana cara mereka berdua saling menguatkan? Dan bagaimana kelanjutan hubungan mereka? Ikuti kisah mereka sampai tuntas ya..


See you.....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon felyaklueva, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 18. Makan malam bersama keluarga Wiratama (part 1).

Meja makan persegi panjang berlapis kaca tebal, sudah dihinggapi banyak makanan serta tatanan piring juga alat makan lainnya. Tante Rinjani benar-benar memasak berbagai macam menu yang cukup banyak.

Lia yang kini telah hadir ke ruang makan, dengan keadaan jauh lebih segar sebab dirinya sudah mandi di tempat yang Tante Rinjani siapkan. Lia nampak begitu sangat cantik dengan dress pendek berwarna biru laut dengan corak bunga tipis, bahkan sampai si Jendra aja terus melirik Lia yang duduk dengan kaki menyilang berhadapan sama tuh cowok. Ekhem... Jendra pasti lagi berpikir Lia seksi banget pakai dress itu. Tahan Jen, tunggu sampai halal bro.

Di sebelah Lia, tentu ada Tante Rinjani yang gak kalah cantik dan seksi. Wanita dewasa itu memakai baju dress yang tak kalah pendek dari punya Lia, sampai belahan gunung yang masih padat itu terlihat jelas. Makannya Lia di pakein baju kek begitu, ternyata Tante Rinjani masih suka pake baju minim.

Derung suara mobil terdengar dari arah halaman rumah, Tante Rinjani memekik senang akhirnya suami tercintanya sampai juga di rumah. Lantas dirinya buru-buru berdiri dari duduknya, sembari jari tangan itu sedikit membenarkan rambut panjang bergelombang nya lalu berlari kecil meninggalkan ruang makan. Hendak menyambut kedatangan suaminya.

Jendra menggeleng pelan dengan kebiasaan ibunya, sementara Lia terkekeh lucu melihat tingkah Tante Rinjani yang rempong. "Sorry kalau nyokap gue agak rempong juga centil, kata bokap gue udah bawaan lahir nyokap begitu" ucap Jendra ke arah Lia.

Sebelum menimpali, gadis itu tersenyum manis "gak apa-apa, Tante Rinjani baik banget bikin gue nyaman, tapi kok bokap lo tau kalau nyokap lo udah kek gitu dari bawaan lahir?" Ucap Lia sambil bertanya dengan raut agak bingung.

"Soalnya bokap bilang, mereka itu temen masa kecil yang pernah berpisah dan di pertemukan lagi pas jaman kuliah dulu, awalnya bokap gak sadar kalau itu temen masa kecilnya. Tapi begitu waktu perkenalan kampus, pas banget beliau denger nama lengkapnya mama, ya udah.. bokap mulai inget kenangan nya dan coba pendekatan lagi sampai mereka jadian, terus nikah punya gue" jelas Jendra menceritakan ulang sebuah kisah pertemuan orang tua nya dulu, dia tau kisahnya sebab ayahnya sering banget tuh ceritain berulang kali sampai Jendra bosen dengernya.

Lia manggut-manggut sambil tersenyum mendengarnya, lucu juga pertemuan orang tua Jendra. Sampai ia juga ke pikiran, gimana ya nanti dia di pertemukan sama calon suaminya? Sementara Jendra yang melihat Lia tersenyum dengan melirik sembarang arah, menatap ngeri pada cewek di depannya.

'Kenapa nih cewek, kesambet kah?' batin Jendra.

"Li, nyebut Li, kalau Lo kesambet ntar gue yang repot" ujar Jendra sedikit menggunakan nada tinggi.

Lia tersentak kaget dan tersadar kembali, ia sedikit gelagapan. Namun langsung berpura-pura merapikan lengan baju dress nya, menghilangkan rasa gelagapan nya.

"Apaan sih lo Jen, gue gak bakal kesambet ya. Orang gue lagi mikirin nih makanan kalau gak habis gimana? Masa di buang, kan sayang" elak Lia sambil menunjuk pada setiap makanan berat sampai penutup di meja makan tersebut.

Jendra tak menimpali, lelaki itu cuma menahan senyum usilnya. Lagian gak dikasih tau juga dia tau, kalau Lia lagi haluin masa depannya. Dasar cewek. Tak lama suara hentakan kaki memasuki ruang makan, dan tibalah Tante Rinjani berjalan bersama Om Wiratama dengan mendekap manja di lengan sang suami.

"Papa pulang..." Ucap Om Wiratama.

Mendengar suara bariton dari ayahnya Jendra. Seketika Lia langsung berdiri dan membalikkan badannya. Ia memberi salam dengan tersenyum kecil sembari sedikit mengangguk pelan, sementara Jendra yang tubuhnya terhalangi oleh Lia. Anak itu tak ada niatan untuk bangun dari duduknya memberi salam seperti kebanyakan anak lain, Jendra lebih suka memakai pertanyaan konyol nya kala sang ayah pulang kerja. Seperti... "Udah pulang pah?" Begitulah pertanyaannya.

Melihat yang menyambutnya tak terlihat seperti anak lanangnya, tentu membuat dahi pria paruh baya berusia 45 keatas itu mengkerut bingung. "Loh... Mah, kok anak kita berubah jadi anak perawan gini? Jendra, nak.. kapan kamu operasi ke Thailand nya? Kamu tuh kalau ditolak cewek ya jangan sampai kaya gi --" kaget om Wiratama dengan terus berceloteh, dan untungnya ucapannya di potong oleh Jendra yang menggeser kursinya agar terlihat nampak oleh sang ayah.

"Pah.. Jendra disini" sahut Jendra dengan tampang malas ke arah ayahnya.

"Sayang... Kenalin itu Lia, pacarnya anak kita. Bukan Jendra yang berubah, masa anak ganteng kita mendadak jadi Plucinta Juna?! Ih.. ngeri pah" Tante Rinjani ikut menyahut ke arah suaminya sembari mengenalkan Lia.

"Tau tuh papa aneh-aneh aja, aku gak bakal sampai segitunya juga kali pah" Jendra ikutan menyahut.

Sementara Lia kembali dengan senyum kecilnya, mencoba untuk memperkenalkan diri "sore om, saya Lia pacarnya Jendra" ucapnya.

Om Wiratama berdehem sembari membenarkan letak kacamata yang bertengger di hidung mancungnya, juga tak lupa merapikan kumis membahana nya guna mengusir malu karena sudah salah kira.

"Sore juga Lia, salam kenal dan maaf atas kesalahpahaman nya. Juga panggil saja saya papa, supaya tidak canggung dan silahkan kembali duduk nak Lia" jelas om Wiratama dengan penuh wibawa.

"I-iya pah, salam kenal juga" Lia kembali sedikit terbata, orang tua Jendra benar-benar sangat baik dan ramah ternyata.

Tante Rinjani tersenyum teduh pada Lia kala gadis itu kembali duduk, kini ia tersenyum mendongak menatap sang suami yang meski umurnya tak lagi muda. Namun ketampanan nya tak pudar di makan usia, bahkan postur tubuhnya pun terbilang masih segar dan bugar.

"Papa mau langsung makan atau mandi dulu? Kalau mau mandi dulu, mama siapin air hangatnya ya" ucap Tante Rinjani dengan suara centil pada suaminya "sekalian mama mandiin mau gak?" Bisikan nakal Tante Rinjani di dekat telinga Om Wiratama, tapi percuma bisik-bisik juga udah kedengeran sama dua bocah yang duduk di meja makan.

Lia tersedak minuman sirup nya kala mendengar bisikan yang amat jelas dari Tante Rinjani, sementara Jendra. Sang anak, menatap jengah orang tuanya "Mah..." Ujar datar Jendra pada sang ibu.

Mamanya ini bisa-bisanya mengumbar kemesraan di depan jendra dan Lia, kalau di depan jendra sih gak masalah, orang dia udah biasa lihatnya. Tapi ini masalah nya ada Lia, yang ekhem nih.. notabene nya masih pacar, belum sah jadi Jendra gak bisa ikutan.

Om Wiratama terkekeh gemas pada sang istri, sebelum menjawab beliau melirik kedua anak yang menatap mereka dengan tatapan berbeda. Lia masih dengan senyum canggung, sementara putranya. Jendra, menatap malas pada dirinya.

"Kita makan dulu aja ya sayang, kasihan anak-anak pada nungguin takutnya keburu laper" timpal om Wiratama pada sang istri, dan kini mereka pun duduk di kursi yang sudah ditentukan.

"Dari tadi kek pah, laper nih..." Bisik Jendra pada papanya yang duduk di sebelahnya dan berhadapan dengan sang istri.

"Mama kamu sih ngegoda terus jadi kan papa gak ku --" bisik balik Om Wiratama yang kembali terpotong oleh si Jendra.

"Udah pah, jangan dilanjut" final Jendra cemberut bad mood.

Om Wiratama tersenyum memandang wajah sang anak "papa transfer uang jajan nanti" bisiknya di dekat telinga sang anak.

Senyum Jendra merekah kala mendengar transferan uang saku, ini anak kalau urusan suap-menyuap emang paling gampang. Dan sekarang, dua pria berbeda usia itupun memulai kegiatan makan malamnya sebelum mendapatkan tatapan tajam dari sang nyonya rumah. Untuk acara ngobrol nya nanti aja, itu bagian sambil makan makanan penutup.

1
Nana Colen
🤣🤣🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!