NovelToon NovelToon
Sepupu Dingin Itu Suamiku.

Sepupu Dingin Itu Suamiku.

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / CEO
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: ovhiie

Tentang Almaira yang tiba-tiba menikah dengan sepupu jauh yang tidak ada hubungan darah.

*
*


Seperti biasa

Nulisnya cuma iseng
Update na suka-suka 🤭

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ovhiie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 4

Permisi Kak... Aira membawa sesuatu untuk di minum pagi ini."

Setelah sarapan bersama pagi itu, suara Almaira kembali terdengar jelas di balik pintu ruang kerja Yaga.

"Masuklah. Dan letakkan itu di meja ku."

"Baik Kak."

Begitu Almaira masuk ke dalam. Mata Yaga yang menatap layar laptop tampak sempurna. Dingin namun menegangkan.

Almaira pun terus melangkah maju, meletakkan secangkir kopi di meja Yaga.

Saat itu, Yaga tiba-tiba menoleh, melirik kulit wajah Almaira yang mulus, pun turun menelusuri lehernya.

Ketika angin berhembus, aroma khas tubuh gadis itu menari di hidungnya. Itu adalah aroma bedak alami yang di sukai Yaga.

Almaira, sabun mandi yang di gunakan mu ternyata masih sama ya. Tidak ada yang berubah. Lembut dan menenangkan.

Yang membuat ku ingin terus menempel padamu sepanjang waktu.

Yaga menggaruk sisi lehernya yang memanas.

"Ini Kak, Aira sudah menyimpan kopinya di meja. Jangan lupa di minum ya."

''Hmm."

Setelah mendengar Yaga menjawab, segera Almaira menarik kursi lalu duduk bersebrangan dengan Yaga.

Sambil menyangga pipi dengan kedua tangannya, dia menatap wajah Yaga dan bicara,

"Kak, Aira dengan dari Bibik. Kak Yaga mau merayakan ulang tahun ya. Benar begitu?"

"Bukan perayaan Almaira, tapi acara makan malam untuk kita berdua."

"Berdua?"

"Ya."

"Dimana?"

Masih dengan fokus pada layar laptop Yaga menjawab, "Di rumah."

"Oh, Aira sempat berpikir, kalau Kak Yaga mau makan malam di luar." Almaira menjawab datar "Tapi... Kenapa Kak Yaga mau merayakan ulang tahun hanya berdua dengan Aira? Padahal kan..."

"Itu yang dulu pernah ku katakan pada mu kan Almaira?" Yaga memotong "Jangan pura-pura lupa."

Ya tentu Almaira tidak lupa.

Kejadian hari itu, saat pertama kalinya Anita membawa Almaira masuk ke kamar Yaga.

Rencananya, Anita akan membangunkan sang Kakak dari tidur, lalu diberikan kejutan dengan kue ulang tahun yang di bawanya di tengah malam.

Yaga pun terbangun, namun ironisnya. Alih-laih dia terharu pada momen itu, Yaga malah mengusir Anita keluar dengan wajah penuh kekesalan.

Berbeda dengan Almaira, yang masih berdiri kaku di dekat pintu. Hanya dengan melihat raut wajahnya saja, Almaira bisa tahu bahwa Yaga menginginkannya untuk tetap ada di sampingnya.

Itu adalah hari pertama kali saat Yaga merayakan ulang tahun bersama Almaira. Berpesan padanya, di tahun berikutnya dan seterusnya. Yaga hanya ingin merayakan hari ulang tahun berdua dengan Almaira.

"Baiklah, kue ulang tahun seperti apa yang Kak Yaga mau? Biar Aira yang membuatnya kali ini. Sekarang kan, Aira pandai memasak. Kak Yaga tahu?"

"Sayangnya, untuk kali ini, tidak ada kue ulang tahun Almaira. Aku hanya ingin kita makan malam bersama, itu sudah cukup. Jadi, biarkan Bibik saja yang menyiapkan semuanya."

"Uhm... Kak Yaga selalu saja begitu. Suka melarang Aira melakukan apapun yang Aira mau buat Kak Yaga."

Pena yang tadi digenggam erat oleh Yaga tiba-tiba terjatuh ke meja, kemudian dengan tatapannya yang serius, dia bicara,

"Yang ku butuhkan, aku hanya perlu kamu melayani ku Almaira. Tidak lebih dari itu. Kamu masih ingat kan?"

Suara dingin dalam pertanyaan satu kalimat itu rasanya seolah-olah menghapus energi dari wajah Almaira.

Almaira tahu, itu bukan pertanyaan yang mengharapkan jawaban. Pada akhirnya, dia hanya bisa menghela napas pasrah.

Sementara Yaga mendengus pelan, lalu menundukkan pandangannya kembali pada dokumennya.

"Baiklah, kalau itu yang Kak Yaga inginkan. Boleh Aira izin keluar sebentar?"

"Apa lagi yang ingin kamu lakukan, Almaira? Jangan katakan, kalau kamu akan mampir ke toko bunga hari ini."

"Tidak! Rencananya, teman Aira akan menutup toko bunganya untuk satu tahun ke depan mulai hari ini. Jadi.. Aira minta izin karena ada sesuatu yang mau Aira belikan buat Kak Yaga di luar. Bagaimana, boleh kan?"

"Sesuatu ya? Apa itu semacam hadiah ulang tahun?"

"Kalau bukan hadiah, lalu apa yang seharusnya Aira berikan untuk Kak Yaga?"

Suara Almaira yang keluar terdengar sedikit menyindir, sedikit kekesalan, tapi laki-laki itu tetap menanggapinya dengan tenang.

"Pergilah, anggap saja aku memberi mu izin dua jam lamanya."

Almaira terkejut

"Eh? Dua jam?"

"Hmm,"

"Tapi.. bagaimana bisa, Aira menemukan hadiah yang cocok secepat itu?"

"Selama perjalanan, kamu harus memikirkan semua tentang ku. Dengan begitu, kamu akan tahu. Hadiah apa yang bisa membuat ku terkesan pada pemberian mu. Itu jawaban ku."

"Kenapa rasanya, ucapan Kak Yaga penuh dengan teka-teki begini lagi?"

"Dari dulu, aku selalu begini pada siapapun kan Almaira? Kamu sendiri yang selalu berhasil temukan jawabannya."

"Oh, dari dulu, Kak Yaga memang licik kan? Selalu saja membuat Aira pusing sendirian."

"Hmm..."

Yaga hanya tersenyum melihat wajah Almaira yang cemberut

* * *

Meski merayu dengan tampang memohon agar mendapatkan waktu tambahan, Almaira tidak berhasil. Dia keluar dan menutup pintu ruang kerja Yaga dengan wajah yang masih cemberut lalu kembali berjalan menuju lantai bawah.

Begitu sampai di ruang tengah dia bertemu dengan sosok ibu muda yang di kenalnya selama ini. Siapa lagi kalau bukan Rita sosok ibu mertua yang hangat penuh dengan kasih sayang.

Berdiri di sampingnya, terlihat sosok Anita. Dia adalah Adik kandung perempuan Yaga satu-satunya. Melempar senyum dengan penuh kehangatan, seolah Almaira satu-satunya Kakak perempuan yang berharga di hatinya.

"Pagi Kak... Coba lihat apa yang ku bawa hari?"

"Um... Apa ya?"

"Martabak telor kesukaan kamu sayang." Rita yang menjawab

"Wah... sungguh?"

"Hmm! Cobalah, ibu yang membuatnya kali ini."

Mendengar hal itu, Almaira segera mendekat dan menyambar kotak makanan yang di bawa Anita, kemudian, dia duduk di sofa meraih potongan martabak telor dan melahapnya tanpa malu-malu.

Mereka duduk bersama, sambil tangannya membelai kepalanya gadis itu, pandangan Rita yang menatap Almaira terasa hangat.

Sementara itu, Anita segera meminta pada Bibik untuk membawakan beberapa minuman. Tidak lama kemudian, potongan cake matcha dan tiga gelas jus buahpun dibawa keluar dari dapur dan di letakkan di meja.

"Uih... Pelan-pelan makannya dong Kak. Nanti keselek." Anita memperingati sambil membelai punggung Almaira pelan.

"Hehe..., siapa suruh martabaknya enak. Aira jadi lupa menawarkan pada ibu."

"Tidak apa-apa" Rita tersenyum "Ibu memang membuatnya khusus buat kamu."

"Hehe, terimakasih ibu. Dan... Aira mau minta maaf. Maafkan aku ibu."

"Kenapa kamu jadi minta maaf?" tegur Rita

"Karena Aira sadar, Aira masih banyak kekurangan bagi Kak Yaga."

"Maka, kamu harus berusaha untuk perbaiki dirimu sendiri kan, Almaira."

Anita ingin menyela lagi, tapi Rita mengangkat tangannya untuk menghentikannya.

Almaira melanjutkan, "Aira tahu Aira harus belajar melayani Kak Yaga dengan baik kan ibu. Tapi_"

"Hhh Aira, rupanya kamu masih polos juga ya."

"Aira tahu bu, tapi tetap saja Aira merasa, Aira masih banyak kekurangan. Dan merasa tidak pantas bagi Kak Yaga."

"Almaira, Yaga selalu menganggap mu istri paling istimewa baginya. Kamu tahu? Jadi, ibu mohon, singkirkan semua pikiran jelek kamu. Ibu tidak suka."

"Apa Kak Yaga benar-benar bilang begitu pada ibu. Bahwa Aira istimewa?"

"Tentu, Almaira. Dia bilang pada ibu kalau kamu memang sedikit keras kepala, tapi sangat perhatian dan tidak pernah menyimpan dendam pada siapapun."

"Ya Anita mengakui, kalau Kak Yaga memang pandai menilai karakter orang. Benar kan bu?"

"Hmm.." Rita menjawab

"Oya Kak, omong-omong, Kak Yaga ada di mana ya? Masa sih, aku gak bisa menemukannya dari tadi." Anita bertanya

"Oh, Kak Yaga ya. Kalau kamu ingin bertemu. Kamu masuk saja ke ruang kerjanya. Dia ada disana."

"Hhh, benar-benar ya anak itu. Diam di rumah bukannya istirahat malah sibuk ngurusin pekerjaan. Ada-ada saja. Ibu jadi malu sama kamu Aira." Rita yang bicara

"Kenapa ibu harus malu? Aira tidak apa-apa kok. Malah Aira senang, setidaknya Kak Yaga benar-benar bertanggung jawab pada pekerjaan dan posisinya kan?"

"Iya juga sih.. Kata-kata Kak Aira masuk akal juga. Tapi kan, besok hari ulang tahunnya. Apa Kak Yaga belum mempersiapkan dirinya buat melakukan itu ya... Ah tidak mungkin. Pasti_" Entah kenapa Anita tiba-tiba berhenti di tengah kalimatnya.

"Hm? Melakukan apa?" Almaira menunggu sambil mengunyah martabak di mulutnya

"Hm, ibu lihat dari raut wajah kamu. Sepertinya Anak itu belum bilang apa-apa sama kamu, kan?"

"Bilang apa?"

"Hadiah ulang tahun yang Kak Yaga mau." Anita yang menjawab

"Nah, itu masalahnya. Aira tidak tahu, hadiah seperti apa yang Kak Yaga inginkan kali ini ya? Aira pusing. Eh! Ibu tahu tidak. Aira hanya diperbolehkan pergi selama dua jam oleh Kak Yaga untuk mencari hadiah yang cocok."

"Dua jam?"

"Hmm" Almaira mengangguk pada pertanyaannya "Coba ibu bayangkan. Bagaimana bisa, Aira menemukannya dalam waktu secepat itu? Kak Yaga pikir Aira robot ya? Atau mungkin, itu hanya akal-akalan saja membuat Aira pusing? Bisa-bisanya Aira di beri waktu dua jam untuk berpikir dan membeli sekaligus dalam waktu bersamaan. Aira jadi sebal kan bu..."

"Aira sayang, kamu jangan marah ya. Suamimu, orangnya memang begitu kan? Suka bermain teka-teki sama kamu. Jadi, kamu harus maklum ya."

"Benar Kak, lagipula, kalau bukan Kakak, siapa lagi coba yang bisa menemukan jawabannya selain Kakak? Mau tidak mau ya Kakak harus berusaha hehe..."

"Eh, Kak Aira dengar dari bicara mu, sepertinya kamu sudah tahu jawabannya ya?"

"Ah, tidak..."

"Hayo, ngaku gak?"

"Enggak! Biar Kak Aira saja yang cari tahu sendiri jawabannya..." Anita berdiri dari duduk lalu menjulurkan lidahnya sambil mengejek

"Heh, mau lari kemana kamu? Awas ya, akan Kak Aira kejar kamu sampai dapat."

"Hmm, coba saja kalau berani."

"Wah, rupanya, kamu benar-benar menantang Kak Aira ya. Tunggu saja, Kak Aira pasti akan menangkap mu, adik nakal."

Dan akhirnya Almaira berlarian berusaha mengejar Anita sampai dapat di lantai atas.

Saat itu terjadi, Rita mendesah lalu berdiri dari duduk, berjalan melewati anak tangga. Sampai akhirnya dia bertemu dengan Yaga di ruang kerja.

* * *

Satu jam kemudian

Begitu selesai mengobrol, Rita berdiri dan segera meninggalkan ruang kerja. Sementara Yaga kembali melanjutkan tugasnya di mejanya.

Hari ini, salah satu perusahaan pesaingnya telah menandatangani perjanjian untuk meluncurkan produk terbarunya. Mereka tampak terburu-buru, karena hal ini dilakukan seminggu lebih awal dari yang diharapkan.

Akibatnya, suara-suara di dalam Grop Pratama semakin keras, mendesak untuk menyelesaikan koordinasi dengan anak perusahaan dan mengumumkan perjanjian tentang peluncuran produk terbarunya tersebut dalam waktu sesegera mungkin.

Sepanjang hari, Yaga terjebak di depan laptop, menghadiri puluhan konferensi video. Kalau di perusahaan dia mungkin bisa mengecek semuanya secara langsung, tapi di sini dia hanya bisa duduk dan mengandalkan suara, yang membuatnya lebih sering menaikkan nada bicaranya.

Dia kemudian baru keluar dari tumpukan dokumen di mejanya pada pukul tujuh malam. Dan tibalah waktunya dia meninggalkan laptopnya.

Sepertinya aku harus mandi

Yaga berjalan menuju kamar mandi, membuka kancing kemejanya satu per satu.

Saat dia melempar bajunya ke dalam keranjang, hp nya bergetar beberapa kali, menampilkan sejumlah pesan masuk. Dengan alis berkerut, dia memeriksa semua pesan itu satu-satu.

Almaira

Di antara semua pesan itu ada foto sederhana berupa beberapa hadiah yang dikirimnya dengan maksud tertentu. Tidak ada teks atau emoji tambahan. Yaga mengklik foto itu dan membukanya dalam layar penuh, lalu mendecak lidahnya.

Apakah dia benar-benar merasa dirinya seperti anak kecil? pikirnya sambil terkekeh. Tidak ada kesan yang mendalam sama sekali pada hadiahnya.

Dalam foto itu. Jelas bahwa Almaira memilih hadiahnya dengan asal-asalan. Bahkan saat dia mengambil fotonya, sudut gambarnya sedikit miring, membuat Yaga terkekeh dan langsung memberi Almaira balasan berupa pesan singkat.

[Jangan lupa, malam ini kita harus tidur bersama Almaira]

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!