Lin Yi Yue hanya punya satu keinginan, terbang bebas. Dia tidak ingin lagi terikat atau pun terkurung dalam sangkar lagi.
Bertemu Bai Ruyi membuat perasaannya campur aduk, harusnya ada rasa benci tapi mengapa juga ada harapan. Pria itu memberikannya janji yang indah, berkata akan mengubah sangkar menjadi rumahnya dan akan menemaninya terbang kemana pun.
Lin Yi Yue menginginkannya, tapi apakah itu mungkin? Beban yang dia tanggung sangat besar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Velika Sastra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KEMBALI
Chen Lai meledak, ''Bai Ruyi kenapa kau tidak menumpahkan air ke wajahnya.''
''Kenapa aku kau saja, apa.. kau takut?''
''Tentu saja, bagaimana pun wanita ini dari Paviliun Bai Yue dan lebih penting lagi dia sangat akrab pada Nona Zhao.''
''Kupikir kau akan menyerangnya tadi, ternyata hanya bisa mengutuk.''
''Sudah selesai menangkap ya, maaf aku ketiduran.'' Lin Yi Yue menguap lebar.
''Semua sudah tertangkap.''
''Oke kerja bagus.''
''Lalu kenapa kau diam saja?'' Chen Lai bertanya heran.
Keduanya bingung melihat wanita itu hanya duduk diam, tidak mengambil tindakan.
''Hah...''
''Bukankah Paviliun Bai Yue bisa mengendalikan energi jahat.''
''Jadi kalian... Kenapa kalian tidak bilang dari tadi? Buang-buang jimat saja.''
''Maksudmu untuk mengendalikan energi jahat tidak perlu menangkapnya.''
''Ya.''
''Kalau begitu Nona, tolong cepat lakukan.'' Keduanya menunjukkan senyum kaku.
''Jadi kerja keras kami selama ini sia-sia!''
Lin Yi Yue meregangkan tubuhnya, melemparkan minumannya pada Chen Lai. ''Bantu pegang sebentar.''
''Wanita ini juga suka arak,'' Chen Lai menghirupnya dan seketika matanya terbelak.
''Air spiritual! Dia bahkan dengan santai meminun air spiritual... Pasti sangat kaya.''
''Jimat, air spiritual dan memiliki hubungan yang dalam dengan pengurus Paviliun Bai Yue. Sepertinya statusnya di sana tidaklah rendah.''
Lin Yi Yue terbang ke atas, tanda hitam di dahinya bersinar. Ia merentangkan kedua tangannya. Kabut hitam yang tadinya diam dalam formasi bergerak cepat, membuat pusaran.
Pusaran kabut itu bagai angin beliung, tapi tidak ada satu pun benda yang ikut terbang. Pakaian Lin Yi Yue berkibar, pusaran kabut itu bergerak cepat menuju Lin Yi Yue, semakin dekat semakin mengecil lalu lenyap seketika.
''Baiklah sudah selesai.''
Batuk, Lin Yi Yue menutup mulutnya, seteguk darah ia sembunyikan di telapak tangannya.
''Apa... Dia terluka?''
''Bai Ruyi, bukankah dia hebat. Hanya merentangkan tangan semua energi jahat menghilang, bagaimana dia melakukannya.''
''Chen Lai kembalian airku.''
''Ohh... Tangkap lah,'' Chen Lai melempar botol itu ke atas.
''Terima kasih...''
Lin Yi Yue mengangkat tangannya, kios-kios roboh yang menghalangi jalan tersingkir. Tanpa adanya kabut hitam langit kembali cerah. Para warga perlahan keluar, berlari dengan semangat menuju alun-alun Kota.
Mereka mengelilingi dua pemuda itu, mengucapkan banyak syukur dan terima kasih. Saat itu Lin Yi Yue terbang lebih rendah hingga semua mulai melihatnya.
''Semuanya di sini pertama aku ingin mengucapkan maaf,'' Lin Yi Yue turun, membungkuk pada setiap orang.
''Nona kenapa kau meminta maaf.''
''Benar, kau datang membantu kami. Harusnya kami berterima kasih.''
''Tidak aku memang harus minta maaf pada kalian semua. Sebelumnya... Sebenarnya..''
''Tanganmu terluka,'' Bai Ruyi tanpa sadar memegang tangannya.
''Aa tidak masalah, hanya sedikit darah.'' Lin Yi Yue melepaskan genggaman Bai Ruyi
''Nona apa kau terluka?''
''Nona lebih baik kau istirahat dulu.''
''Ya, ya istirahat lah dulu.''
''Aku akan mengambil kursi.''
''Paman tidak perlu, aku harus segera pergi. Aku ingin mengucapkan beberapa kata pada kalian semua.''
''Sebelumnya energi jahat ini sudah ku tangkap... Aku melakukan kesalahan... Tanpa sengaja melepaskan energi jahat di Kota ini membuat kalian cemas dan ketakutan.''
''Tentu saja Paviliun Bai Yue akan memberikan ganti rugi...''
''Nona kau dari Paviliun Bai Yue?''
''Ya.''
''Kalau begitu kami percaya padamu, Paviliun Bai Yue telah menjaga alam manusia dari energi jahat selama lebih dari ribuan tahun. Kau pasti tidak sengaja.''
''Bibi terima kasih, Paviliun Bai Yue tidak sama seperti seratus tahun yang lalu. Mendengar kalian masih percaya aku sangat senang.''
Lin Yi Yue melambaikan jarinya, puluhan kotak berisi tahil emas dan setumpuk kertas muncul.
''Kalian harus menerima uang ini, aku juga menggambar beberapa jimat. Kalian bisa menggunakaan jimat itu agar terhindar dari energi jahat.''
''Terima kasih Nona!''
''Terima kasih.''
''Tidak masalah, ini tugasku...'' Lin Yi Yue berbalik, ''Terima kasih juga pada kalian berdua.''
''Tidak masalah, hanya bantuan kecil.''
''Tenang saja aku punya hadiah atas kerja keras kalian.''
Lin Yi Yue melempar kantong uang dan dua botol kecil.
''Sepanjang hari kalian berhadapan dengan energi jahat, gunakan air ini untuk menghilangkannya jejaknya. Terutama, Chen Lai bersihkan lukamu.'' Lin Yi Yue menunjuk luka di tangannya.
''Gunakan air ini untuk membersihkan lukamu, meski pun sedikit sakit kau harus menahan nya.''
''Paman dan bibi, semua nya aku pamit pergi.''
''Nona terima kasih banyak!''
''Hei! aku lupa menanyakan namamu?''
''Margaku Lin, kita akan bertemu lagi.''
''Ruyi, bagaimana sekarang? Apa kita langsung pergi? Kita sudah berhari-hari di sini, aku khawatir Tetua Fu akan memarahiku. Bagaimana pun aku yang membawamu pergi, kita hanya pamit jalan-jalan. Tapi ini sudah berhari-hari lagi pula Nona Li sudah pergi atau kau ingin bertemu lagi dengan nya?''
''Tidak perlu, ayo pergi.''
Keduanya menaiki pedang menuju Sakte Teratai. Dua cahaya melesat melewati sungai dan hutan. Hingga sampai di tepi danau cahaya itu berhenti.
Danau itu sangat besar dengan puncak gunung di tengahnya, di sanalah Sakte Teratai berada. Di sekeliling puncak gunung ratusan rumah dibangun, memenuhi sebagian besar permukaan danau, yang juga merupakan tempat tinggal murid di sana.
Keduanya berjalan melewati jembatan, bunga teratai menampakkan pesonanya. Bermekaran dengan warna yang beragam. Sepanjang jalan beberapa murid berteriak, menyapa.
''Chen Lai kau kembali bermain?''
''Chen Lai kenapa kau tidak mengajakku pergi bermain?''
''Ya aku baru kembali... Lain kali pasti akan ku ajak.''
''Kau cukup terkenal juga.''
''Tentu saja, kau tidak pernah keluar dan Tetua Fu juga tidak pernah menyuruhmu menghadiri kelas. Jika kau menghadiri kelas, dengan bakatmu ini kau akan terkenal juga.''
''Chen Lai siapa yang bersamamu?''
''Apa dia murid baru?''
''Ini Ruyi, bukan murid baru. Dia murid pribadi Tetua.''
''Murid pribadi Tetua? Tetua yang mana, kenapa kami tidak pernah melihatnya.''
''Tetua...''
''Ayo pergi!'' Bai Ruyi buru-buru menarik Chen Lai dari sana.
''Eh Bai Ruyi kenapa kau buru-buru.''
''Apa kau lupa, kau sudah berjanji tidak akan membocorkan keberadaanku.''
''Tidak masalah, bukankah Tetua Fu sudah mengizinkanmu keluar. Selama puluhan tahun kau sudah berlatih di gua Tetua Fu, kali ini dia mengizinkanmu keluar pasti ingin memberitahukan keberadaanmu.''
''Jika memang demikian, guru pasti punya rencananya sendiri.''
''Cukup umumkan keberadaan mu, apa memerlukan sebuah rencana?... Baiklah sudah sampai.''
Keduanya memasuki gua, seorang pria paruh baya dengan sedikit uban duduk membelakanginya. Dia salah saru Tetua di Sakte Teratai, Fu Xin.
''Guru!''
''Tetua Fu!''
''Kalian sudah kembali.''
''Guru aku salah, pergi selama berhari-hari. Aku menerima hukuman.''
''Tetua ini juga salahku, sebenarnya kami juga tidak ingin pergi berhari-hari. Tapi banyak hal terjadi, bahkan tadi kami bertemu wanita dari Paviliun Bai Yue dia...''
''Baiklah aku sudah tahu.''
''Tetua sudah tahu?''
''Ya, dia sendiri yang memberi tahuku.''
Tetua Fu memegang kertas, di atasnya hanya sederet kalimat sederhana ucapan terima kasih.
''Chen Lai pergilah ke aula, semua murid harus berkumpul. Aku ingin bicara dengan Ruyi.''
''Baik Tetua.''
''Guru tahu siapa wanita yang kami temui?''
''Tentu saja, kau juga kan segera tahu. Mulai besok perjalananmu akan dimulai, aku harap kau tidak mengecewakan nama keluargamu.''
''Guru apa ada sesuatu besok?''
''Saat tiba di aula jangan sebut nama keluargamu, besok kau akan tahu alasannya.''