Pernikahan yang batal membuat Namira harus menikah dengan sepupunya. Untuk menjaga nama baik keluarganya dan juga pesantren Namira tidak punya pilihan lain.
Bian, yang merupakan sepupu Namira dan juga teman masa kecilnya harus mengikuti kemauan ibunya yang memang sangat menginginkan Namira sebagai calon menantunya sejak dulu.
Karena sudah lama tidak bertemu membuat pertemuan mereka sedikit canggung dan apalagi dihadapkan pada pernikahan. Tetapi bagaimanapun keduanya pernah menghabiskan waktu di masa kecil.
Namira dan Bian sama-sama memiliki pasangan di masa lalu. Bian memiliki kekasih yang tidak direstui oleh ibunya dan sementara Namira yang memiliki calon suami dan seharusnya menikah tetapi digantikan oleh Bian. Karena perzinaan yang dilakukan calon suaminya menjelang 1 hari pernikahannya.
Bagaimana Namira menjalani pernikahannya bersama Bian yang tidak dia cintai dan sebaliknya dengan Bian.
Jangan lupa untuk membaca dari bab 1 sampai bab akhir dan jangan suka menabung Bab....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 18 Pilihan
Pagi-pagi seperti biasa Namira mengantarkan suaminya ke mobil yang akan bekerja. Namira mencium punggung tangan Bian.
"Semoga pekerjaan hari ini berjalan dengan lancar dan diberi kemudahan," ucap Namira.
"Amin. Oh iya kamu nanti ingin melakukan aktivitas apa bersama Mama?" tanya Bian.
"Tidak ada, bukankah Mama harus menemani Papa untuk mengunjungi temannya di rumah sakit. Jadi Namira akan sendirian di rumah," jawab Namira.
"Tidak mau ikut ke kantor saja bersamaku agar tidak bosan?" tanya Bian menawarkan diri yang memang tidak ingin melihat istrinya itu harus sendirian.
"Tidak usah, kak Bian. Namira tidak apa-apa berada di rumah dan lagi pula banyak beberapa hal yang ingin Namira kerjakan," jawab Namira.
"Ya sudah kalau begitu sebaiknya aku ke kantor dan nanti kalau kamu butuh sesuatu, kamu bisa langsung hubungi aku saja," ucap Bian yang membuat Namira menganggukkan kepala.
"Kalau begitu permisi dulu, Assalamualaikum!" ucap Bian.
"Walaikum salam," sahut Namira dengan tersenyum.
Setelah pamitan dengan istrinya yang akhirnya Bian meninggalkan rumah mereka yang memasuki mobil dan Namira menunggu sampai mobil itu pergi.
Ketika mobil suaminya pergi Namira menarik nafas panjang dan membuang perlahan ke depan yang langsung membalikkan tubuhnya memasuki rumah.
"Namira!" suara yang tidak asing itu membuat langkahnya terhenti dan sesuai dengan dugaannya suara itu ternyata suara dari Ferdi.
"Mas Ferdi," ucapnya yang cukup kaget ketika melihat pria itu langsung menghampirinya.
"Mas kenapa bisa berada di sini? Mas sangat hanya sekali berada di sini bagaimana jika kedua mertua Namira melihat keberadaan emas dan ini kan menimbulkan kesalahpahaman," ucap Namira.
"Aku tahu sangat tidak pantas datang ke rumah kamu tetapi jika tidak dengan hal itu maka aku tidak akan bisa bertemu dengan kamu," ucap Ferdi.
"Tetapi Namira sudah memiliki suami dan begitu juga dengan mas yang harus bertanggung jawab dengan wanita itu badan kita sudah punya kehidupan pribadi masing-masing yang tidak seharusnya saling mengganggu satu sama lain," ucap Namira.
"Tapi jika tidak dengan cara seperti ini maka aku tidak akan bisa menyampaikan apa yang ingin aku sampaikan kepada kamu," jawab Ferdi.
"Baiklah! kalau begitu katakan dengan cepat. Apa yang ingin Mas sampaikan," ucap Namira masih memberi laki-laki itu kesempatan.
"Namira aku sudah menemukan bukti bahwa aku sama sekali tidak bersalah dan apa yang terjadi antara aku dan Fenny. Sumpah demi Allah Namira jika semua itu terjadi adalah sebuah jebakan dan tidak sungguhan. Aku tidak akan membawa nama Allah jika tidak memiliki bukti," ucap Ferdi.
"Kalau begitu apa buktinya?" tanya Namira.
"Aku tidak ingin membuat kamu mendapatkan masalah jika kita harus berbicara di depan rumah kamu seperti ini dan apalagi berbicara di rumah kamu. Mari bertemu sebentar jika kamu memang menginginkan bukti yang sebenarnya," ucap Ferdi.
"Maaf. Mas, Namira tidak bisa melakukan hal itu," ucapnya.
"Namira ini hanya sebentar saja dan kamu akan mengetahui yang sebenarnya. Namira aku sangat yakin jika kamu masih memiliki perasaan kepadaku dan tidak mungkin lupa denganku begitu saja walau kamu telah menikah. Aku menunggu kamu!" ucap Ferdi tiba-tiba saja memberikan selembar kertas yang sangat kecil.
"Assalamualaikum!" ucap Ferdi yang langsung pergi dari hadapan Namira.
"Mas!" Namira memanggil dengan suara pelan tetapi tidak mungkin mengejar Ferdi.
Namira melihat lembaran kertas tersebut yang ternyata berupa alamat mungkin tempat pertemuan mereka di salah satu cafe yang tidak jauh dari tempat tinggal Namira.
"Ya Allah bagaimana ini? Apa Namira menemui Mas Ferdi untuk melihat kebenaran dari apa yang telah dia usahakan. Tetapi mana mungkin seorang wanita harus bertemu berduaan dengan seorang pria yang bukan mahramnya dan apalagi Namira sudah menikah," ucapnya yang sebenarnya menyadari hal itu.
"Sebaiknya Namira berita apa saja kepada kak Bian dan biar Kak Bian yang menemani Namira untuk menemui Kak Ferdi," ucapnya yang mengambil keputusan.
***
Namira akhirnya bertemu dengan Ferdi di salah satu cafe tersebut dan ternyata tidak ada Bian. Namira sudah memasuki cafe itu dan Ferdi yang sejak tadi menunggunya.
"Kamu akhirnya datang juga Namira," sahut Ferdi langsung berdiri dari tempat duduknya ketika melihat kedatangan wanita yang sangat dia cintai.
"Namira tidak sendiri melainkan bersama suami Namira, Tetapi beliau sebentar lagi akan menyusul," ucap Namira.
"Aku tidak mempermasalahkan hal itu. Kamu duduklah dulu dan aku langsung saja mengatakan yang sebenarnya kepada kamu mau suami kamu ada atau tidak dan lagi pula tempat ini bukan hanya kita berdua saja dan kamu lihatlah banyak orang yang makan di sini. Namira aku juga tidak mungkin mengajak kamu ke tempat yang hanya kita berdua," ucap Ferdi.
"Kamu duduklah dah jangan memikirkan apa-apa!" ucap Ferdi. Namira sebenarnya sangat ragu melakukan hal itu tetapi pada akhirnya dia duduk saja agar pertemuan itu juga cepat selesai sembari menunggu suaminya datang.
"Namira apa yang kamu lihat pagi itu bersama kedua teman kamu bukanlah hal yang sesungguhnya. Namira itu sebuah kecelakaan yang terjadi di antara kami berdua dan pada hanya kami berdua tidak melakukan hubungan apapun, zina seperti yang kamu katakan," ucap Ferdi tidak ingin basa-basi menyampaikan semua tujuannya kepada Namira
"Mas Ferdi. Namira bukan anak kecil yang mudah dibohongi yang sudah jelas-jelas terjadi di depan mata Namira dan masih saja Mas mengatakan bahwa semua itu tidak benar?" tanyanya.
"Feny menyukaiku dan sementara aku tidak. Dia adalah teman kampusku dan kami sudah lama berteman, kami sangat dekat dan ternyata dia memiliki perasaan kepadaku. Aku tidak tahu perasaan itu dan ternyata disaat aku memberikan undangan pernikahan kepadanya yang membuatnya sakit hati karena cintanya tidak terbalas olehku,"
"Namira cinta seperti ini juga bukanlah kesalahan kamu dan karena memang Fenny pernah menceritakan apapun kepadaku. Dia ingin menggagalkan pernikahan kita dengan cara seperti itu dan sumpah demi Allah tidak terjadi apapun!" ucap Ferdi yang berusaha meyakinkan Namira.
"Jika semua hanya berdasarkan ucapan maka itu sama saja," sahut Namira.
Ferdi menarik nafas panjang dan membuang perlahan ke depan yang kemudian dia mengeluarkan ponselnya dan menghidupkan rekaman bagaimana pembicaraan dia dan juga Feny.
Apa yang dikatakan Ferdi kepada Namira sama sekali tidak ada bedanya. Feny mengakui tidak ada hubungan di antara mereka berdua pada malam itu dan bahkan Ferdi gak memperlihatkan cctv bahwa mereka baru saja berada di sana ketika pukul 07.00 pagi dan 07.30 Namira bersama dua temannya datang.
"Bagaimana Namira? apa kamu masih mempercayai saya? kamu sudah melihat bukti secara jelas bahwa kami berdua tidak melakukan hal zina seperti itu!" tegas Ferdi.
"Tapi semua ini sudah tidak ada artinya lagi karena Namira sudah menikah dengan Kak Bian," sahut Namira.
"Dengan kamu datang menemuiku yang sudah memberikan jawaban kepadaku bahwa kamu sebenarnya sangat peduli yang sangat mencintaiku dan maka dari itu kamu masih memberiku kesempatan untuk membenarkan semuanya dan berarti tidak ada juga menutup kemungkinan kesempatan untuk kita berdua kembali bersama meski kamu sudah menikah," ucap Ferdi yang membuat Namira terdiam yang tidak bisa berbicara apapun lagi
Ferdi masih berusaha untuk hubungan mereka berdua dan bahkan mendapatkan bukti bahwa tidak terjadi hubungan apapun diantara Ferdi dan Fenny.
Bersambung ...
duhh zahra jgn sampe gagal ya petnikahanmu ilham pria baik dan ga bakal mengungkit kisahmu yg telah di perkosa si ferdi