NovelToon NovelToon
BENCI BENCI CEMBURU

BENCI BENCI CEMBURU

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Kantor / Enemy to Lovers
Popularitas:14.5k
Nilai: 5
Nama Author: Lel

Bekerja sebagai tim pengembangan di sekolah SMA swasta membuat Hawa Tanisha bertemu dengan musuh bebuyutannya saat SMA dulu. Yang lebih parah Bimantara Mahesa menjadi pemilik yayasan di sekolah tersebut, apalagi nomor Hawa diblokir Bima sejak SMA semakin memperkeruh hubungan keduanya, sering berdebat dan saling membalas omongan. Bagaimana kelanjutan kisah antara Bima dan Hawa, mungkinkah nomor yang terblokir dibuka karena urusan pekerjaan? ikuti kisah mereka dalam novel ini. Selamat membaca

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PATAH HATI

Hawa sudah seperti patung saja, setelah keluar dari gedung SMA, ia berjalan pelan dengan sesekali tersenyum pada Bima. Bahkan ia tak peduli gosip yang akan muncul ketika dia masuk mobil Bima. Pikirannya hanya satu, menuju hotel tempat Uki bersenang-senang dengan Diana. Entah sudah disetting Diana atau bagaimana, bahkan hotel mereka dekat dengan tempat kerja Hawa, tak sampa 20 menit, Bima dan Hawa sudah sampai di lobi hotel.

"Sini ponsel kamu," pinta Bima. Sengaja ia membawa ponsel Hawa, terlebih bila ditanya satpam dan resepsionis hotel. Keduanya berjalan beriringan, Bima sampai menahan lengan Hawa agar tetap bersikap tenang. Saat di lobi pun tak perlu penjelasan lebih, cukup mengatakan bertamu dengan teman yang sudah menginap di hotel ini.

"Kalau mau balik, kita balik, Wa!" ucap Bima memastikan niat Hawa. Khawatir Hawa tak kuat melihat kenyataan yang ada, terlebih mereka sudah dewasa, bisa menebak aktivitas apa yang dilakukan oleh Uki dan Diana di dalam kamar hotel. Bima mengetuk kamar hotel, lumayan lama dibuka, beberapa kali ia melihat Hawa, cek keadaan siapa tahu Hawa pingsan setelah pintu kamar terbuka.

Hawa langsung menyentuh lengan Bima, tubuhnya mendadak lemas saat pintu terbuka menampilkan seorang wanita cantik, hanya mengenakan jubah mandi dengan rambut yang digelung dengan handuk. Dia tersenyum.

"Kamu beneran datang? Mau lihat dia?" tawar Diana dengan mempersilahkan keduanya masuk. Bima diam saja, keputusan berada di tangan Hawa. Dia masih diam.

"Siapa Di?" suara yang begitu dikenal Hawa berhasil membuyarkan lamunannya. Mendadak ia melangkah masuk kamar, dan yah berhadapan dengan Uki secara langsung. Lelaki itu mengenakan handuk sebatas pinggang, dan sedang mengeringkan rambut dengan handuk kecil.

"Hawa!" Uki kaget setengah mati melihat sang mantan berada di kamar ini, terlebih kondisi Uki yang begini.

Plak.

Hawa menyalurkan kemarahan dan kekecewaannya dengan menampar keras pipi Uki.

Plak.

Ia memukul kedua kalinya di sisi pipi lain, sembari menangis. Uki tak berniat berontak. Ia salah dan pantas mendapatkan tamparan keras seperti ini. Hawa hendak menampar lagi, Bima menghentikannya.

"Sudah, Wa!" cegah Bima menahan lengan Hawa, gadis itu langsung luruh. Bima dengan sigap menahan tubuhnya. Hawa memeluk Bima dengan tangisan yang menyayat hati.

Bima dan Uki saling tatap, meski tak suka Hawa dipeluk Bima, tapi ia bisa apa. Posisi di sini Uki salah total, tak pantas untuk cemburu pada Bima. Hawa butuh sandaran, atas perbuatan hina yang dilakukan Uki.

"Kita pamit," ujar Bima menarik tubuh Hawa keluar kamar hotel. Gadis itu masih menangis, sudah tak peduli lagi dia dipeluk Bima, kepalanya mendadak pusing.

"Wa, gak mungkin kita keluar lift, kita masih pelukan gini," ujar Bima tak enak hati, bukannya apa, khawatir dilihat orang makin parah kalau ada yang mengenal mereka kan bisa gawat. Hawa mendongakkan wajahnya, mungkin tersadar kalau sejak tadi ia memeluk Bima sampai masuk lift begini. Spontan ia menjauhkan diri, mengusap air matanya kasar. Bima tersenyum lalu mengusap kepala yang tertutup jilbab itu.

"Udah pause dulu nangisnya, nanti di mobil saja dilanjutkan," Hawa makin mewek digoda Bima kayak gini. Ya kali menangis bisa dipause juga. Hawa pun menahan air matanya. Ia menenangkan diri hingga masuk mobil.

"Tisu?" Bima menyodorkan tisu ke arah Hawa, tampak wajah merahnya masih tampak. Gadis itu mengambil saja meski tak lagi menangis, hanya suara isakan yang masih terdengar. Bima mengambil botol air mineral, dan menyodorkan ke arah Hawa. "Baru aku buka," ujar Bima semakin menyebalkan. Hawa menerima saja, dia sedang tak punya tenaga untuk berdebat dengan pak ketua.

"Makasih," ujar Hawa lalu minum air tersebut. Bima tak banyak bicara langsung mengemudikan mobilnya keluar dari parkiran hotel.

Ponsel Hawa berdering, panggilan dari Amelia, mungkin dia bertanya ke mana Hawa setelah rapat, apalagi waktunya makan siang. Tentu saja Amelia dan Bu Dyah mencari Hawa yang akan diajak makan siang. Hawa berdehem, menetralkan suaranya sebelum menerima panggilan dari rekan kerjanya itu.

"Ya, Mbak?" jawab Hawa.

"Kamu di mana?"

"Aku di jalan, Mbak lagi keluar."

"Sama Uki?" mendengar nama itu spontan Hawa mewek.

"Ah Mbak Amel," pecah sudah tangis Hawa. Bima melirik sekilas, tak tega sebenarnya. Begini ternyata cewek kalau patah hati, gampang menangis. Bima sendiri tak punya pengalaman punya pacar, naksir pernah tapi tak berlanjut ke pacaran. Sejak dulu dia memang study oriented, dan melihat teman-temanya yang punya kekasih, dia merasa kok ribet amat. Berteman dibatasi, lagi nongkrong disuruh kasih kabar, belum lagi sering memberi jatah uang buat jajan dan skincare si cewek. Bagi Bima kok gak penting begitu, padahal belum tentu jadi istri juga. Pernah Bima tanya ke salah satu teman kuliahnya, dia dapat apa setelah menjatah uang begitu, berujung pada se* bebas juga. Tak penting kan pacaran begitu, kenapa gak langsung nikah saja sih.

Sekarang ia melihat dengan nyata, efek pacaran dari hubungan Hawa dan Uki. Meski pacaran lama, 7 tahun mungkin bahkan lebih bisa kandas juga, apalagi ada pengkhianatan begini. Haduh, makin ribet saja pacaran. Buang-buang waktu, berkedok rumah tangga mini, akhirnya kandas. Cicil sepeda motor saja tak selama itu.

"Dia selingkuh, Mbak. Aku patah hati banget," ujar Hawa sesenggukan. Bima ingin tertawa saja, gadis seceria Hawa bisa juga menangis begini hanya karena cinta. Bima pun mengusap kepala Hawa lembut, gadis itu menoleh pada Bima, kemudian memutus panggilan Amelia, dan kembali menangis. Menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan. Bima menghela nafas, harus bagaimana lagi dia menenangkan Hawa. Ah, ribet.

"Kok gak balik ke kantor?" tanya Hawa dengan suara seraknya. Bima memarkir mobilnya di rumah makan menu bakaran.

"Keadaan kamu kayak gini. Mata merah, bengkak lagi yakin mau kembali ke kantor? Orang bisa menuduhku berbuat macam-macam sama kamu dengan keadaan kamu kayak gini. Lagian kamu gak lapar? Sejak tadi menangis." .Hawa mengangguk, apa yang diucapkan Bima benar. Jangan sampai orang kantor curiga. Kehidupan pribadinya tak perlu diketahui rekan kerja yang lain.

Mbak tolong simpan laptop dan tasku ya, ditaruh loker saja. Kuncinya Mbak Amel bawa saja. Kayaknya aku langsung balik rumah saja, nanti aku chat Pak Bima buat izin. Begitu pesan Hawa pada Amelia.

Oke, besok cerita. Wajib. Balas Amelia fast respond.

"Aku nanti izin langsung pulang saja ya, Bim."

"Iya, boleh. Sekarang makan dulu, gak usah sungkan. Aku udah pesan banyak, silahkan dihabiskan. Menangis juga butuh tenaga kan?" Bima kembali meledek Hawa dan membuat gadis itu cemberut tak suka.

1
Deera
Skrg giliranmu Wa buat blokir no Bimbim ehee
Auto bawa sperangkat alat solat sekalian akhlak nyaa
awokwook /Curse/
Lel: kalau resek sepertinya boleh juga
total 1 replies
Sri Wahyuni Abuzar
gumush aku nya liat pak bim tarik ulur soal perasaan berasa lagi main layangan eeh pak bim ntar kesalip ama rafka ataw uki uki yang lain nyeeseel 7 tanjakan lhoo..
Lel: kayak anak smp malu2
total 1 replies
Sri Wahyuni Abuzar
langsung aja pak bim bilang ntar malam papa kamu ada di rumah g..aku mau dan keluarga mau ketemu papa dan mama kamu 🤣🤣🤣
Lel: ouch2
total 1 replies
Sri Wahyuni Abuzar
weeeh auto uring²an pak bima liat sw nya hawa 🤣🤣
Deera
Kann... apa aku bilang, gengsi sma saldo sama2 tinggi sih/Sleep/
Lel: suka saldo ajaaaaa
total 1 replies
Deera
Bim, Hareudang gak? /Grin/
Lel: terpantau meriang kak
total 1 replies
kalea rizuky
lanjut yg banyak Thor q kasih kembang sekebon/Chuckle/
kalea rizuky
kasih lah Thor guru baru yg ganteng kaya raya/Curse//Curse/ biar panas si bima
kalea rizuky
heleh songong nya sok ganteng bgt /Puke/
Lel: kikiki
total 1 replies
kalea rizuky
sweet bgt papa
kalea rizuky
heleh awas aja lu. menjilat ludah sendiri bim q ludahin lu
kalea rizuky
km. di selamatkan Tuhan hawa apa jadinya klo qm. ampe nikah ma laki yg gk mau berkomitmen dan tukang selingkuh
Lel: betul bgt
total 1 replies
kalea rizuky
laki dajjal emang
Lel: khilaf😃😃😃
total 1 replies
Deera
Noted ya Bimbim... /Kiss//Rose/
Lel: iyaaaaa dicatatt ajaaa adeh omongan bima apa ajaaa
total 1 replies
Amy
ya iyalaaaah Tahu, Wong yg mergoki dengan saya,,,Hawa Said
Lel: hwwwwkkkk
total 1 replies
Deera
Sipaling Tau tentang Bimbim /Facepalm/
Lel: bikin yang lain curiga
total 1 replies
Heni Fitoria
ihhhh pengen liat tera babak belur dipukuli anak pak jayadi
Lel: Udah dibawa ke UKS kak
total 1 replies
Heni Fitoria
seruuuuuuu
Deera
Bima said: mending gweh yg kaya beneran tp ga banyak Lagak/Casual/
Hawa: ga beLagak tapi belagu/Slight/

reader: bim, ci pox bim ampe engappp/Grin//Tongue/
Lel: hwkwkkwkwk
total 1 replies
Heni Fitoria
santet aja sekalian mel.....
maaf aq nyaranin jahat 🤭🤭🤭
Lel: enaknya sih gitu
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!