DI CINTA PRIA-PRIA TAMPAN

Semalaman Tania tak bisa tidur karena harus menemani mamanya Mike yang tak mau ditinggal sendirian. Sehingga hari itu, dia masuk kantor dalam keadaan linglung tak bersemangat dan ketiduran di kantor.

"Tania, Tania," panggil pak Rudi menjentikkan jemarinya untuk membangunkan Tania.

Namun, tania sangat mengantuk dan tidur pulas tanpa menyadari kehadiran bosnya yang sudah susah payah membangunkannya sedari tadi.

"Tania, bangunlah!" pak Rudi mengguncang bahu Tania cukup kuat karena tani tak kunjung bangun sedari tadi.

"Hmm... Iya pak. Saya pak." Sahut Tania mengangkat kepalanya sebentar dengan mata tetap terpejam dan kembali terkulai ke atas meja.

"Astaga, apa kamu semalam begadang Tania?" pak Rudi mendelik melihat Tania yang sulit dibangunkan.

"Dia begadang di rumah sakit." Celetuk Chiko yang tiba-tiba muncul di belakangnya dengan mulut yang menguap seakan juga begadang semalaman.

Pak Rudi memandang Chiko dan Tania silih berganti.

"Ngapain kalian dirumah sakit?" tanya pak Rudi curiga.

"Semua gara-gara Mike. Tania menjaga mantan pacarnya yang kecelakaan sampai pagi." Jawab Chiko santai.

Pak Rudi termangu. Dia baru tahu kalau Tania pernah berpacaran dengan Mike seorang aktor terkenal. Pria mapan yang sudah punya anak satu itupun makin kehilangan percaya diri mengharap Tania bisa menjadi ibu pengganti untuk putrinya yang masih kecil itu.

"Tania Amelia Putri! Cepat bangun atau kamu saya pecat!" Hardik Pak Rudi membangunkan Tania dengan suara yang menggelegar keras mengejutkan semua karyawan yang sedang bekerja.

Bagaimanapun, ia harus menjaga wibawanya sebagai pemimpin dihadapan semua orang. Pak Rudi tak mau lagi berbaik hati pada Tania. Begitu juga pada Chiko yang merupakan adik tirinya. Selama ini dia sudah terlalu baik dan sabar menghadapi semua kelakuan Chiko yang dari dulu memang tak pernah akur dengannya.

Tania spontan terbangun dan terpaksa menahan rasa kantuknya meski kepalanya jadi oleng ke kanan dan ke kiri seperti orang mabuk minuman. Dia kaget, karena baru kali ini pak Rudi menghardiknya dengan suara yang keras.

"Kamu juga! Kembali ke mejamu dan bekerja dengan baik!" Bentak Pak Rudi mendelik tajam pada Chiko yang sedang tak bersemangat untuk berdebat dengan pak Rudi efek begadang bareng Tania dirumah sakit.

Chiko hanya melengos, dan bergegas ke meja kerjanya mencoba bekerja meski di serang rasa kantuk.

Marah, tapi sayang. Pak Rudi sulit mengontrol hatinya yang berperang sendiri. Dengan terpaksa ia menyuruh salah satu karyawan untuk membuatkan kopi untuk Tania dan Chiko yang sudah mirip zombie.

Tapi tetap saja, mau minum kopi berapa ember pun, Tania tetap saja ketiduran. Perhatian pak Rudi yang mulai kentara berlebihan, mengundang perbincangan para karyawan yang jadi kasak kusuk tentang hubungan Chiko dan Tania juga pak Rudi disaat makan siang di kantin dekat kantor mereka.

Mereka mulai bisik-bisik menggosipkan Tania yang mereka duga diam-diam menjalin hubungan cinta dengan dua pria sekaligus.

"Kalau aku jadi Tania, aku pilih Chiko aja. Dia brondong, energik, ganteng, lesung pipinya itu, mana tahaaan...," Celetuk salah seorang karyawan perempuan.

"Hahaha..." Suara tawa berderai terdengar ramai sesaat.

"Kalau aku sih, maunya milih Pak Rudi aja. Pesona sugar daddy nya itu, ugh meresahkan banget. Mapan, ganteng, baik, tajir, bheuh... Apalagi coba yang kurang,?" Ucap karyawan perempuan yang lain setengah berbisik disambut kembali dengan deraan tawa cekikikan mereka.

"Sst... Kalian nggak tau berita viral Minggu lalu ya?" celetuk karyawan perempuan yang lain.

"Hah! Berita apa itu?!"

Sesaat mereka jadi kepo, ramai-ramai memasang kuping lebar-lebar.

"Tania itu mantan kekasihnya Mike Danilo, aktor laga yang ganteng itu..., yang semalam kecelakaan," bisik salah satu dari mereka.

Mereka spontan melongo menutup mulut mereka yang menganga lebar saking kagetnya.

"Pantes saja dari tadi ketiduran melulu dikantor, kayaknya begadang mikirin mantan yang lagi kritis." Sahut yang lain.

"Duh, kasian... Pasti sedih..." Ejek yang lain lagi.

Lagi lagi mereka cekikikan mentertawai Tania.

"Eh, kemarin pas pulang kerja, aku juga lihat Chiko berantem sama cowok ganteng pake jas dokter, aku lihat mereka saling rebutan menarik tangan Tania," tambah salah satu karyawan wanita dengan wajah terlihat julid sekali.

"Hah! Siapa lagi itu!?" Mereka kembali di dera rasa penasaran.

"Aku nggak tau, dokter itu juga nggak kalah gantengnya, dia tipe aku banget, keren, cool, berkharisma, bodynya, oh tuhan, aku berharap dia jodohku." Karyawan wanita itu mulai ber halu di depan teman-temannya yang spontan jadi panas dingin dibuatnya.

"Aku nggak rela, Tania seberuntung itu." Celetuk satu karyawan wanita iri nya kumat, memprovokasi temannya yang lain.

"Aku juga, kenapa harus Tania."

"Kenapa bukan aku."

"Kenapa bukan kita."

"Aku nggak terima"

"nggak rela!"

"Nggak ikhlas!"

Jerit mereka sahut-sahutan menumpahkan rasa iri, dengki dan cemburu melihat keberuntungan Tania yang dicintai pria-pria tampan.

'Huhuhu..." sebagian mereka ada yang mewek menyadari punya kekurangan dalam diri mereka, dan sebagian lagi ada yang mencibir karena terlalu percaya diri, merasa punya kelebihan dari Tania.

Untuk beberapa waktu, ruangan kantin itupun ramai dan riuh dengan suara mereka yang meratap, menghujat, mencerca, menghina dan berbagai tingkah pola mereka hanya untuk menjelekkan Tania, tanpa mereka sadari, Tania yang masih setengah mengantuk, menguping pembicaraan mereka di salah satu sudut meja yang tersembunyi.

Rasa kantuk yang belum hilang sejak tadi pagi, akhirnya sirna juga setelah Tania mendengar gosip yang sedari tadi ia dengarkan. Amarahnya kembali menguasai hatinya yang gampang tersulut emosi.

Tanpa mempedulikan seberapa banyaknya karyawan yang berkumpul menggosipkan dirinya di kantin kantor saat itu, Tania tidak takut sedikitpun. Sambil berjalan, tangannya menyambar sebuah keranjang sampah yang ada disudut kantin dan menentengnya dengan sebelah tangan.

"Mulut kalian benar-benar busuk kayak tong sampah! Nih, makan nih sampah!" Tania menumpahkan semua isi keranjang sampah yang ada ditangannya ke atas meja makan tempat para karyawan wanita itu berkumpul.

Para karyawan itu sontak terkejut bukan kepalang dan berhamburan menjauhi meja makan itu. Suasana pun menjadi heboh dan riuh dengan teriakan marah dan dongkol serta caci maki yang mereka lontarkan pada Tania.

"Dasar wanita gila! Edan!" sumpah serapah terdengar dari belakang Tania.

Tania berpaling menatap satu persatu karyawan wanita itu dengan tatapan nyalang. Dia terlihat marah sekali.

"Siapa yang bilang aku gila hah!?" Tania melotot sangar membuat tak satupun dari mereka berani buka mulut.

"Kau! Kau! Atau kau...!?" tuding Tania menunjuk mereka satu persatu.

Mereka menunduk, tak ada yang berani menatap Tania. Hanya ada satu wanita yang terlihat sinis membuat Tania mencuriga-i wanita itu. Tanpa basa basi lagi, Tania mendorong tubuh wanita yang bernama Ratih hingga terjungkal jatuh ke lantai.

Semua karyawan wanita menjerit ketakutan ketika melihat Ratih terjatuh. Namun tak ada yang mau menolong. Wajah Tania yang menyeramkan saat mengamuk, membuat nyali mereka semua ciut

"Apa kau mau lihat seperti apa gilaku yang sebenarnya hah!?" Kesabaran Tania sudah habis.

Dia menjambak rambut Ratih hingga tubuhnya terseret satu dua meter karena berusaha melawan.

"Lepas! Lepaskan aku! Dasar gila! Kau gila!" jerit Ratih memaki Tania dengan kasar.

Tania makin geram, "Iya, aku gila! Baru tahu kau!?" Tania sangat gusar dan mengangkat tangannya tinggi hendak menampar wanita itu.

"Tania, hentikan!"

Sebuah tangan kekar mendadak memegang tangan Tania yang sudah siap hendak melayang turun menyentuh pipi Ratih.

Tania menoleh dan termangu saat mengetahui siapa yang datang mencegahnya.

.

.

.

Siapa yang datang mencegah Tania ya? Ganggu aja tuh orang 😤

BERSAMBUNG

Yuk komen, komen,,,,, jangan lupa like, vote dan gift yang banyak ya 🤭

Yang belum kasih ⭐⭐⭐⭐⭐ jangan lupa,, biar author makin semangat nulis 🤗

MAKASIH SEMUAAAA.... 🥰❤️🌹