Adik kandungnya, Chantika tiba-tiba saja berubah sifat. Merebut pria yang dicintainya, memonopoli cinta kedua orang tua mereka, setiap usaha yang dipegang adiknya selalu berhasil.
Hingga, pada suatu saat Chantika entah kenapa berusaha membunuh Violetta.
Dalam kematian yang hampir menjemputnya, banyak tanda tanya dalam diri Violetta.
Bagaimana pun dia berusaha tidak akan dapat menyaingi Chantika? Mengapa kekasihnya lebih mencintai Chantika? Mengapa dunia ini begitu tidak adil?
Namun.
Tiba-tiba saja layar berisikan tulisan terlihat di hadapannya. Dilengkapi seorang pemuda dengan pakaian aneh.
"Protagonis telah ditemukan dalam keadaan hidup, siap melayani."
"Ka...kamu siapa?"
"Mulai hari ini anda adalah host yang saya layani. Saya adalah sistem perbaikan dimensi."
Dunia yang ditempati Violetta adalah dunia novel. Dengan Violetta yang merupakan protagonis. Sedangkan Chantika memasuki dunia novel dan merubah cerita seenaknya.
Pertarungan antara penjelajah dan protagonis dimulai
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KOHAPU, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mumpung Masih Sepi
Api yang berkobar dapat menyebar begitu cepat. Sama sekali tidak dapat dihentikan. Pemuda yang berada di daftar teratas pencarian. Wajah tidak manusiawi, suara yang menyejukkan hati.
Kala pagi menjelang, Violeta membuka akun media sosial butiknya. Lebih heboh dari sebelumnya entah berapa komentar yang ada. Setiap detiknya selalu bertambah.
Dering suara handphone terdengar. Gadis yang mengangkatnya, masih menggunakan piyama satin berbentuk kimono.
"Halo, nona Violetta! Ada banyak orang yang menghubungi butik hari ini. Aku sudah mencatatnya, ada beberapa artis yang ingin memesan gaun untuk acara resmi. Nanti siang akan datang. Ditambah beberapa stasiun televisi ingin menjadwalkan kehadiran kekasih nona di acara stasiun televisi mereka. Sa...satu lagi, star entertainment ingin mengorbitkan Galan!" Karyawan yang menghubunginya benar-benar terdengar heboh.
Violetta melirik pemuda yang tengah menyajikan teh dan sarapan. Pemuda yang terlihat begitu tenang, sinar matahari sedikit menyinari tubuhnya. Membuat pemuda berambut putih panjang itu terlihat bagaikan malaikat?
Gila! Keindahan mana yang engkau dustakan.
Sayangnya Galan hanya dapat dilihat semua orang selama 2 hari.
"Kamu mau menjadi artis?" Tanya Violetta ragu, walaupun sudah dapat menebak jawabannya.
"Selama itu perintah dari nona..." Sebuah jawaban penuh senyuman. Membuat jantungnya berdegup cepat, aliran darahnya menyebar ke seluruh tubuh. Apa jatuh cinta adalah penyakit? Kalau seperti itu, dirinya kini terkena penyakit cinta stadium akhir.
Violetta kembali bicara pada karyawannya."Galan mengatakan tidak tertarik menjadi artis. Karena baginya hanya ada aku seorang." Wanita yang menutup panggilan dengan cepat.
Pemuda berambut panjang yang menatap tidak mengerti. Mungkin yang hostnya maksudnya adalah berpihak hanya pada Violetta. Itu sudah pasti bukan? Karena Violetta adalah hostnya saat ini.
"Waktumu tinggal sekitar 24 jam. Jadi harus dimanfaatkan dengan baik." Gumam Violetta yang ingin mengadakan promosi lagi.
Tapi.
Kala membaca komentar media sosial resmi butiknya. Terdapat banyak wanita yang bahkan mengirimkan foto-foto mereka. Disertai dengan berbagai komentar.
'Aku bersedia jadi istrimu.'
'Ayo masuk mumpung masih anget.'
'Ih! Gantengnya! Pujaan hatiku.'
Men-scrool lebih cepat, komentar di aplikasi ini benar-benar brutal. Berbeda dengan aplikasi lainnya. Serius Violetta tidak dapat berkata-kata lagi, kala melihat pose pakaian wanita kekurangan bahan. Yang ingin menggoda Galannya.
"Nona...teh dengan aroma Jasmine akan membuat anda lebih tenang." Ucapnya pelan penuh senyuman.
Benar! Tidak perlu membuka kolom komentar lagi. Yang jelas butik laris manis. Lagipula setelah ini dirinya dapat kembali menyimpan Galan untuk dirinya sendiri.
"Ayo makan bersama." Violetta menariknya untuk duduk di sofa, kemudian gadis itu malah duduk di pangkuan sang pemuda. Meraih piring kecil berisikan satu potong cheese cake. Perlahan menyuapinya.
"Tugas saya untuk melayani nona. Bukan sebaliknya." Ucap sang pemuda pelan.
"Kita adalah teman, jadi harus saling tolong menolong."
Host yang begitu ceria, begitu berisik. Hingga membuatnya tidak dapat berkata-kata.
***
Turun menuju lantai satu. Dania maupun Chantika sama sekali tidak berada di rumah. Segalanya tidak begitu dipedulikan olehnya. Biarlah kedua sampah itu tidak terlihat lagi. Atau mungkin mereka bersiap-siap untuk tampil di acara televisi? Entahlah.
Galan kali ini tetap menggunakan pakaian sampel dari butik. Setelah tuxedo berwarna hitam membuatnya bertambah rupawan. Kali ini bagaikan mempelai pria. Rambut putih panjangnya terikat rapi.
Membukakan pintu mobil untuk Violetta. Oh! Sungguh hatinya berdebar, walaupun wajah pemuda ini sedingin es.
Kala mobil melaju, Violetta mulai begitu sibuk. Menghubungi pihak konveksi dan desainer tambahan, order gila-gilaan didapatkan olehnya, acara arisan selebriti yang ingin membuat gaun dengan motif serupa tapi model yang berbeda.
"Bagus berikan katalog dulu, katakan akan disesuaikan dengan warna dan motif kain nanti. Desainer tambahan masih dalam perjalanan." Ucap Violetta mematikan panggilan. Ini adalah saat-saat paling menegangkan bagi butiknya.
"Anda memang cerdas nona. Tidak banyak host yang melakukan segalanya sendiri." Galan masih terlihat mengemudi fokus pada jalanan di hadapannya.
"Memang host mu yang lain bagaimana?" Tanya Violetta.
"Ada beberapa yang serakah. Tidak memperhitungkan untung rugi. Mengumpulkan poin sebanyak-banyaknya, tanpa berusaha sama sekali." Jawab sang pemuda.
"Lalu akhir yang bagaimana didapatkan olehnya? Pasti akhir yang bahagia bukan?" Ucap Violetta penuh senyuman.
"Sesuai alur novel, misi saya berhasil. Dia menjadi seorang kaisar." Jawaban dari Galan mengingat salah satu hostnya yang dulu. Pria yang berhasil mendapatkan jabatan tertinggi. Tapi mengakhiri hidupnya sebulan setelah menjabat. Pria yang berkata hidup seorang diri tidak ada gunanya. Berhasil melakukan pemberontakan tapi orang-orang yang dicintainya mati mengorbankan diri untuknya.
"Bagus juga kalau mengumpulkan poin sebanyak-banyaknya. Aku akan mendapatkan akhir yang bahagia bukan?" Gumam Violetta menghela napas, berfikir sejenak."Tapi keberhasilan tanpa berusaha sama saja dengan kebohongan. Hanya melakukan hal curang. Mengambil bantuan tanpa serakah itu lebih baik bukan?"
"Anda benar...nona..."
***
Chantika sudah mempersiapkan segalanya dari pagi-pagi buta. Langkah tercepat untuk promosi sudah pasti stasiun televisi. Menggunakan gaun yang begitu indah, melangkah bersama ibunya, membukakan pintu kala seorang presenter tiba, ditambah dengan beberapa kru yang dibawa olehnya.
"Chantika...ibu sudah membayar mahal untuk ini. Usahamu pasti akan lebih maju daripada usaha Violetta." Ucap Dania penuh senyuman.
Gadis yang mengangguk setuju. Apa yang dimiliki protagonis wanita adalah miliknya.
Acara dimulai dari opening, oleh sang presenter.
"Kita kembali lagi hari minggu yang cerah ini. Mari membedah usaha-usaha sukses, kali ini kami akan mengunjungi sebuah butik. Milik pebisnis inspiratif kita nona Chantika."
"Saya tidak begitu pandai berbisnis. Jangan terlalu memuji" Ucap Chantika tertawa kecil.
"Wah! Ternyata begitu rendah hati ya..." Sang presenter tersenyum ramah."Berapa lama butik ini sudah buka?"
"Sekitar setahun lalu. Walaupun dapat dikatakan keluarga kami berkecukupan, dari kecil Chantika memang mandiri." Dania tersenyum membanggakan putrinya.
"Padahal pewaris, tapi hebat masih mau menjadi perintis." Sang pembawa acara berusaha keras untuk tersenyum. Mencarikan suasana agar acara tidak terkesan membosankan. Walaupun jujur saja dirinya lumayan bosan mendengarkan dua orang di hadapannya.
"Mari aku ajak berkeliling butik." Ucap Chantika memimpin jalan."Butik ini dibuat dengan konsep meniru tata desain Paris. Gaun yang berada di manekin tengah terbuat dari campuran kristal dan berlian. Harga gaunnya mencapai 350 juta rupiah."
"Wah.. cantik ya? Boleh aku mencobanya?" Tanya sang pembawa acara.
"Maaf, gaun ini tidak bisa dicoba kecuali susah membayar deposit untuk membeli." Chantika menghela napas kasar. Bagaimana jika wanita ini tidak sengaja merusak gaunnya.
"Butik ini begitu berkelas, tidak seperti butik di seberang jalan yang menjual gaun murahan." Gumam Chantika penuh senyuman menghina. Sekalian saja menjatuhkan butik milik Violetta.
Tapi.
Suara teriakan terdengar, presenter menoleh. Begitu banyak orang berkerumun kala sebuah mobil memasuki tempat parkir butik milik Violetta yang berada di sebelah jalan.
Samar terlihat, rambut putih panjang, mengenakan setelan tuxedo. Seseorang yang tidak berhasil diundang stasiun televisi tempat mereka bekerja.
"Daniel (kameramen) ikut aku! Rekam cepat!" Teriak sang presenter berlari meninggalkan butik.
"Tunggu! Tunggu! Tunggu!" Teriak Dania menghalangi kepergian kameramen."Kalian belum selesai mengambil gambar."
"Maaf! Nanti kami akan kembali lagi. Mumpung kerumunan belum terlalu ramai." Sang kameramen segera berlari mengikuti pembawa acara. Kru juga ikut mengejar, menuju butik seberang jalan.