NovelToon NovelToon
Rahasia Yang Terlupakan

Rahasia Yang Terlupakan

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Romansa Fantasi / Transmigrasi ke Dalam Novel / Kebangkitan pecundang / Fantasi Wanita / Gadis nakal
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: nolaa

Terlahir dengan sendok emas, layaknya putri raja, kehidupan mewah nan megah serta di hormati menjadikanku tumbuh dalam ketamakan. Nyatanya, roda kehidupan benar-benar berputar dan menggulingkan keluargaku yang semula konglomerat menjadi melarat.

Kedua orang tuaku meninggal, aku terbiasa hidup dalam kemewahan mulai terlilit hutang rentenir. Dalam keputusasaan, aku mencoba mengakhiri hidup. Toh hidup sudah tak bisa memberiku kemewahan lagi.

[Anda telah terpilih oleh Sistem Transmigrasi: Ini bukan hanya misi, dalam setiap langkah, Anda akan menemukan kesempatan untuk menebus dosamu serta meraih imbalan]

Aku bertransmigrasi ke dalam Novel terjemahan "Rahasia yang Terlupakan." Milik Mola-mola, tokoh ini akan mati di penggal suaminya sendiri. Aku tidak akan membiarkan alur cerita murahan ini berlanjut, aku harus mengubah alur ceritanya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nolaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

18. Jurus Deg-deg'an

Melihat gunungan buku, bahkan sampai berserakan di lantai, apakah Caspian ini seorang maniak? Bahkan ruangan kerjanya lebih mirip perpustakaan bobrok. Oh, sepertinya dia di jampi jadi babi. Babi mandi buku.

"Kenapa bos memanggilku?" Tanyaku begitu masuk, melangkah hati-hati menghindari tumpukan buku.

Caspian bersemangat bangkit dari tempat duduk sambil membawa selembaran kertas, dia tersenyum sambil memberikan itu kepadaku.

Aku berkedip berkali-kali, tulisan-tulisan di kertas itu membuat bola mataku menggelinding kesana-kemari. "Kau mencari tau tentang sihir? Wah, apakah ini mantra-mantra dan cara melindungi diri? Keren!" Aku mengacungkan dua jempolku sambil memperhatikan setiap tulisan di kertas itu.

"Aku juga sudah menyusun rencana," Katanya, suaranya dipenuhi keyakinan.

"Apa?" Aku langsung penasaran.

Caspian menyeretku ke kursi. "Setelah aku mencoba memahami ceritamu, penyihir itu akan datang saat kelahiran putra Baginda Raja Caden. Saat itulah kita menghentikan dan menangkapnya. Tidak ada alasan kenapa penyihir itu akan keluar jika tidak memiliki tujuan penting, bukan? Atau, ada bagian cerita lain yang mengatakan penyihir itu akan datang?" Mata birunya menatapku penuh harap.

Aku menggosok hidungku, memutar otak, mencoba membongkar ingatanku yang sudah lama terkubur. "Tidak, dia hanya muncul dalam cerita dua kali. Saat aku di jampi jadi kucing, dan saat dia menculik ratu." Aku mengangkat jari telunjukku, menegaskan. "Oh, penyihir itu juga muncul saat menculik ibunya Winola, dia mengancam Winola untuk melakukan sesuatu kepada Raja, jika dia gagal maka penyihir itu akan membunuh ibunya." Aku baru mengingatnya.

"Kalau begitu, kenapa kau tidak mengkhawatirkan ibumu?" Tubuhnya condong ke depan, menuntut jawaban.

Aku mengangkat bahu, acuh tak acuh. "Dia bukan ibuku. Dia ibunya Winola yang asli, ibuku kan sudah meninggal."

"Bagaimana bisa begitu?" tanyanya, nada suaranya penuh rasa ingin tahu, nyaris tak percaya. "Bukankah seharusnya kau tetap harus menyelamatkan ibumu?"

Aku menghela napas pelan, lelah dengan topik ini. "Sudahlah, itu tidak ada hubungannya denganku. Lagi pula aku hanya ingin menyelamatkan hidupku sendiri, menyelamatkannya itu di luar batas kemampuanku."

Mengabaikan Caspian, aku menarik kertas dari tangannya dan bangkit berdiri. "Aku sudah tau rencananya, bos. Kita hanya punya satu minggu, aku akan menyusun rencana lanjutan. Terimakasih, aku pergi dulu!"

Kehidupan di istana ini, anehnya terasa sangat disiplin oleh serangkaian peraturan tak tertulis, namun sangat terasa. Jam makan, waktu bangun, waktu mandi, waktu berlatih, dan waktu tidur, semuanya memiliki jadwalnya sendiri yang harus di patuhi.

Sementara aku? jadwalku fleksibel. Caspian tidak melarangku melakukan ini dan itu, sementara hanya ada peraturan kecil dimana aku tidak boleh keluar dari istana seorang diri. Yeah, siapa dia berani mengaturku, aku hidup hanya untuk diriku sendiri, dan aku tidak sudi di atur orang lain.

Arena berlatih hari ini terasa lebih serius. Selama dua hari terakhir, Caspian selalu bergabung dengan kelompok Hiro dan Boni, membuat suasananya jadi sedikit canggung. Orang-orang yang biasanya berlatih sambil bercanda mendadak sangat fokus bahkan tak melihatku barang sedetik.

Dipan kayu yang biasanya ramai karena mereka bergiliran duduk mendengar ceritaku, kini tampak kosong, hanya menyisakan aku seorang diri yang tengah menunggu Boni untuk mengajariku mengunakan busur silang. Pedang, pisau, panah, maupun senapan tidak cocok untukku. Pengoperasiannya membutuhkan latihan panjang, sementara busur silang sangat praktis dan konsistensinya mirip senapan. Jadi, itu cukup muda bagiku untuk mempelajarinya dengan cepat.

Deting pedang beradu dengan logam mengisi keheningan di arena berlatih. Angin berembus pelan, menyibak rambut hitam Caspian saat mengayunkan pedangnya. Bayangan dirinya memanjang dan memendek di tanah saat ia bergerak. Otot-otot di bahunya terlihat jelas, menonjol dibalik baju latihannya yang basah oleh keringat.

Dia sedang pamer, aku tahu itu. Caspian bahkan dengan sengaja melemparkan senyuman menjengkelkan kepadaku, berulang kali. Aku berdecak berkali-kali, ingin sekali meneriakkan bodoh di telinganya.

Langkahnya ringan namun kokoh, mengitari manekin kayu. Pedangnya seolah menari, berkelebat cepat dari atas menyamping, lalu menusuk di titik vital. Setiap gerakannya presisi dan teratur, sepertinya dia telah menjalani latihan ini sepanjang hidupnya sampai mahir begitu.

Waktunya berganti shift, aku menghampiri tuan Boni hendak memberinya minum. Namun, tangan Caspian terulur cepat mengambil alih botol minum itu dari tanganku, dan meneguknya sampai habis.

"Kekasihku datang, namun malah memberikan minum pada pria lain. Sunguh menyedihkannya diriku." Ia berkata dengan nada dramatis berlebihan, di sertai wajahnya yang pura-pura merana. Aku ingin muntah. Tetapi, aku memilih mengabaikannya.

"Tuan Boni, aku sudah mempelajari cara menembak dari jarak dekat, sekarang ajari aku menggunakan jarak jauh." Aku bersemangat mengangkat busur silangku.

"Boni...." Suara Caspian dingin dan berat, menyipitkan matanya dan menatap Boni dengan menyeramkan.

Boni bergidik, badannya sedikit gemetaran. "Baik Grand Duke, mohon maafkan saya Lady, saya harus memberi makan sapi." Dan, dalam kecepatan kilat, Boni lari terbirit-birit, menghilang dari pandangan kami.

Aku menghentakkan kaki kesal, ubun-ubunku panas. "Kenapa kau mengusirnya, sih!" Ubun-ubunku jadi panas.

Caspian cemberut, wajahnya di melas-melaskan, mirip tikus. "Aku bisa mengajarimu, kenapa kau minta ajari pria lain sementara kekasihmu ini sangat hebat."

"Pait! Pait!" Aku merasa ingin meludah ke pipinya. "Kekasih bokongnya rakun!Kalau mau mengajariku dengan imbalan, aku tidak punya apapun untuk di tukar. Mending aku pergi belajar mengupas timun!"

Caspian menghentikanku. Kepalanya miring seperti burung hendak memahami sesuatu. "Busur silang ini kalau tidak benar menggunakannya, jarimu bisa terpotong. Aku akan membantumu agar lebih mahir, ini tidak pakai imbalan." Nada suaranya mendadak serius.

Aku menepuk dadanya, dua kali, sebuah persetujuan singkat. "Ayo ayo, shift tiga sudah menunggu, saatnya belajar menembak apel!" Aku meninggalkannya dan mengambil posisi start di arena.

Caspian berdiri dj belakangku, tangannya melingkar di pengangku, jemarinya memegang tanganku berikut dengan busur dan anak panahnya. Tubuh kami menempel.

"Harus banget posisinya gini?" Tanyaku, merasa tidak nyaman.

"Diamlah dan fokus pada bidikkanmu." Perintahnya, suaranya sangat dekat, nyaris berbisik di telingaku.

Aku merasakan ritme yang aneh di dadaku, ketika bahuku menyenggol dadanya, perasaan aneh itu semakin menjalar ke seluruh tubuh.

Suara Caspian sangat dekat, napasnya hangat di belakang leherku. "Keseimbangan sangat penting saat kau mulai menarik talinya, jangan tegang dan rasakan perlahan."

Tali busurnya terasa kaku, namun menjadi enteng saat tanganku menariknya bersamaan dengan tangan Caspian, klik mekanisme pengunci sudah terpasang. "Atur pernapasanmu, fokuslah dan anggap target itu dekat denganmu. Angkat lenganmu setinggi bahu, kemudian lihat lagi targetmu."

Hembusan napasnya pelan mengenai belakang telingaku. Jantungku berlari kencang, bukan karena takut, melainkan gugup.

"Setelah yakin, pastikan matamu tidak tertutup dan tekan pelatuknya tanpa ragu." Keheningan sesaat ketika anak panahnya melesat, di susun dengan dentuman pelan saat mengenai papan target.

Sensasi getaran di kaki membuat tubuhku mendadak lemas saat berdiri. Caspian melepaskan pegangannya dan berdiri di sebelahku. "Mudah, bukan?" Lihatlah senyuman bodoh itu membuatku semakin gemetaran.

Aku melepaskan diri dari Caspian, mengambil asal busur dan anak panah, lalu menembak target, anak panahku menusuk tepat di titik hitam target.

"Wow, jurus deg-deg'an." Gumanku, heran dengan hasil bidikanku. Menjentikkan jari, aku menyipitkan mataku dan tersenyum remeh. "Lihat, aku sangat ahlinya pakai ini."

"Oke, aku selesai." Kedua tanganku terangkat ke atas, menyudahi latihanku.

Caspian berkedip dua kali, bibirnya sedikit terbuka. "Kau baru menembak sekali dan selesai?" Pikirannya terasa sedikit lambat. "Baiklah, besok kita bisa belajar lagi."

Aku mendesah pelan, kesal. "Aish, besok kau tidak usah mengajariku, aku lebih suka tuan Boni."

Napasnya menghela pelan, senyumnya membesar lagi, kali ini penuh ancaman. "Aku akan mengusir Boni, menyuruhnya menjaga kandang sapi."

Tubuhku menegang, "Apa kau gila, kenapa kau jadi tidak jelas begitu?"

Caspian menatap langit, berpura-pura dengan ekspresi menyedihkan. "Hatiku sakit, kekasihku membela pria lain."

"Bodoh!" Aku jadi malas, semua semangatku hilang. "Lebih baik aku pergi mengupas timun!" Aku menjejakkan kaki dengan kasar dan meninggalkan Caspian. Aku bahkan memberinya jari tengah di belakang pungungku. "Bos Bodoh!"

1
icaaa
kapan up niehh/Scowl/
nolaa: sudah ada bab baruuu, ayo cek cek/Kiss/
total 1 replies
sjulerjn29
bahasanya ringan mudah dimengerti
semangat 😊
mampir juga ya ke ceritaku..
kasih saran juga..makasih
icaaa
vote untukmu thor, semangat/Kiss/
nolaa: Nola bersemangat besar kalau dapat like/Angry/
total 1 replies
US
bacanya ga bosenin. top lh /Good//Good/
nolaa: nola berterimakasih/Pray//Kiss/
total 1 replies
Roxanne MA
agak kurang hajar ya, untung caspian jago berantem
nolaa: Caspian, ahli bela diri yang sebenarnya/Determined/
total 1 replies
Roxanne MA
semangat nulis thor
Proposal
🔥5 BINTANG SUPPORT🌟 BUAT KAKANYA😘😖
nolaa: nola berterimakasih!! /Kiss/
total 1 replies
Roxanne MA
bagus ka, semangat nulis nya
nolaa: nola selalu semangat 100% /Determined//Pray/
total 1 replies
icaaa
update trs thorr, cemungutt/Determined/
nolaa: author selalu semangat, tingalkan like agar semangat 200% /Hey//Smile/
total 1 replies
Noorphans.
Suka banget sama karakter yang kamu buat thor, semoga terus berkembang.
nolaa: terimakasih 😍💖
jikalau mampir tinggalkan like juga ya, ily💖
total 1 replies
Fastandfurious
Kisahnya bikin baper, jadi terlarut sama ceritanya.
nolaa: wahh, terimakasih sudah mampir, jangan lupa likenya ya💓💖
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!