NovelToon NovelToon
Transmigrasi Jiwa Baru Aqinfa

Transmigrasi Jiwa Baru Aqinfa

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: amethysti

"Aku terbangun di dunia asing. Tanpa ingatan, tanpa petunjuk, tapi semua orang memanggilku Aqinfa—seolah aku memang gadis itu."

Namun, semakin lama aku tinggal di tubuh ini, semakin jelas satu hal: ada sesuatu yang disembunyikan.

Wajah-wajah yang tampak ramah, bisikan rahasia yang terdengar di malam hari, dan tatapan pria itu—Ziqi—seolah mengenal siapa aku sebenarnya... atau siapa aku seharusnya menjadi.

Di antara ingatan yang bukan milikku dan dunia yang terasa asing, aku—yang dulu hanya Louyi, gadis sederhana yang mendambakan hidup damai—dipaksa memilih:
Menggali kebenaran yang bisa menghancurkanku, atau hidup nyaman dalam kebohongan yang menyelamatkanku.

Siapa Aqinfa? Dan… siapa sebenarnya aku?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon amethysti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Test Kedua

Langit pagi menyebar lembut di atas akademi, dihiasi awan tipis yang mengambang tenang. Di halaman tengah yang luas, ratusan murid telah berkumpul. Pagi ini, tes kedua diadakan: pengukuran meridian dan qi internal.

Aura para murid bercampur—ada yang gugup, ada yang percaya diri, dan tak sedikit yang diam-diam berharap bisa menonjol di mata para tetua.

Aqinfa berdiri di barisan tengah, bersandar malas sambil menguap kecil.

“Kenapa pagi-pagi harus tes...belum juga sempat menikmati tidur nyenyak,”( gumamnya sambil melirik ke sisi kiri).

Di sana, Ziqi berdiri. Tegak, tenang, dan seperti biasa,dingin. Rambut peraknya tergerai sempurna, tak terganggu hembusan angin.

“Senior, kau tidur jam berapa tadi malam? Kau tipe yang meditasi sebelum tidur atau langsung rebahan begitu saja?”(seru Aqinfa Tanpa malu bergeser lebih dekat dan mulai) berceloteh,

Ziqi tidak menjawab.

“Tapi wajahmu tidak kelihatan ngantuk sih. Eh, jangan-jangan... kau tidur sambil berdiri ya?”( Aqinfa tertawa pelan).

“Suaramu lebih berisik dari riuh qi di sekitarku.”(Ziqi hanya menghela napas ringan).

“Kau jawab lagi! Hah! Tanda-tanda kau mulai terbiasa denganku~”(Aqinfa tersenyum puas.)

Ziqi memalingkan wajah, namun mata peraknya sempat melirik—tak lama, tapi cukup membuat Aqinfa mengangkat alis penuh kemenangan.

Dari arah belakang, Weimu baru saja tiba, langkahnya sedikit pincang namun mantap. Luka yang ia alami belum benar-benar pulih, tapi tekadnya tidak bisa dihentikan. Matanya menyapu kerumunan... dan tertumbuk pada pemandangan yang tak ia harapkan.

Aqinfa. Sedang berceloteh. Di sisi Ziqi.

Ia terdiam sejenak.

Ada sesuatu yang mencengkeram dada Weimu secara halus namun menusuk. Bukan cemburu. Bukan pula marah. Hanya... rasa tidak nyaman yang perlahan merambat, seperti kabut yang menyelinap di antara dedaunan.

Ia mengalihkan pandangan. Tapi ekspresinya sedikit berubah—tidak lagi setenang sebelumnya.

Di sisi lain arena, Yayue berdiri dengan tangan bersedekap, matanya mengamati tanpa suara. Ia memperhatikan semuanya—Aqinfa yang berceloteh, Ziqi yang tetap dingin namun tak benar-benar mengusir, dan Weimu yang kini berdiri agak menjauh.

Lalu, seperti biasa...

Yayue tersenyum. Senyum yang sangat samar, namun mengandung sesuatu yang lebih dalam dari tawa ringan biasa.

“...Menarik,”( bisiknya pelan).

 

Suara lonceng lembut menggema. Para tetua akademi muncul di atas panggung batu, mengenakan jubah spiritual mereka. Pemimpin akademi berdiri di tengah, memegang gulungan giok biru berisi daftar nama.

"Tes kedua akan dimulai. Fokus hari ini adalah mengukur meridian, stabilitas qi internal, dan kapasitas inti spiritual. Setiap murid akan naik satu per satu.”(Seru salah satu tetua akademi seomu)

Riuh kecil terdengar.

Di tengah keramaian.

“Senior, menurutmu, aku bisa tembus nilai atas gak? Soalnya... semalam aku malah makan kudapan tengah malam, hahaha...”(Aqinfa sambil mencondongkan tubuh ke arah Ziqi)

“Kau terlalu santai,” (ucap Ziqi singkat).

“Ah, jadi kau peduli, ya?” (Aqinfa mencubit pipinya sendiri sambil nyengir).

“Tidak.”(Ujar Ziqi meliriknya sekali)

“Tapi kau jawab. Lagi. Aha~!”(Seru aqinfa dengan percaya diri)

Weimu mendengar semua itu dari belakang. Tangan kanannya mengepal perlahan, sebelum ia menarik napas panjang dan mencoba tetap fokus.

Yayue sempat menoleh ke arah Weimu, lalu kembali menatap Aqinfa dan Ziqi.

“Dua pemuda berbeda, dan satu gadis yang tak bisa ditebak,” (gumamnya dengan senyuman tipis diwajahnya)

 

Satu per satu murid naik ke panggung batu tempat ukiran meridian mengelilingi formasi qi. Aura spiritual mulai bergemuruh saat murid pertama diletakkan tangan di atas bola giok.

“Axia—meridian kelas tiga, kapasitas qi sedang,” (ucap tetua).

“Weyi—meridian kelas dua, inti qi stabil.”(Seru tetua yang memimpin test)

Riuh tepuk tangan kecil terdengar.

Saat nama Aqinfa dipanggil, semua mata secara otomatis mengarah padanya—termasuk mata perak Ziqi, mata teduh Weimu, dan mata penuh rasa penasaran Yayue.

Aqinfa melangkah ke atas panggung, tersenyum santai namun matanya bersinar.

“Lihat saja... kalian semua akan terkejut,” (bisiknya).

dari kejauhan... sebuah energi mulai meresap pelan ke dalam tanah.

Sesuatu yang belum pernah muncul—halus, tetapi kelam.

1
Linechoco
Aku suka gaya penulisanmu, jangan berhenti menulis ya thor!
Millennium Earl
Memukau dari awal hingga akhir
Mich2351
Ceritanya bikin nggak bisa berhenti baca, lanjutkan thor!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!