Cinta yang di awali kebencian Leon dengan seorang wanita yang bernama kirani, wanita yang berasal dari golongan orang yang tidak mampu. Sedangkan Leon yang berasal dari keluarga yang sangat kaya raya, akan kah kisah cinta berakhir bahagia… Jika penasaran baca kisah lengkapnya di novel ini ya…
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Na_1411, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Thomas kecelakaan.
Sudah hampir satu bulan rani dan Leon tinggal bersama, hubungan mereka terlihat semakin hari semakin dekat. Terlihat dari Leon yang berulang kali membantu rani saat di dalam rumah, sedangkan Thomas yang niatnya akan mengunjungi mereka ke kota S gagal berulang kali. Dengan alasan dia belum bisa menyelesaikan masalah di negara P, dan sampai detik ini Leon yang menangani kedua perusahaan.
“Aku lelah sekali hari ini, kamu bisa carikan aku tukang pijat rani.”
Kirani menoleh menatap lelah yang meletakkan kepalanya di sandaran kursi, wajah lelah Leon tampak begitu nyata. Rasa kasihan tiba tiba muncul di hati rani, perlahan tani berjalan mendekati Leon.
“Sini biar aku pijitin, kenapa harus cari tukang pijit sih. Aku di sini kan untuk melayani semua keperluan dan kebutuhan kamu.”
Ucapan rani membuat Leon terdiam, Leon tidak dapat meneruskan ucapannya. Merasakan pijatan rani yang terasa sangat nyaman, dia perlahan memejamkan matanya tapi lem tidak tidur hanya memejamkan matanya merasakan pijatan tangan rani.
Satu detik, dua detik sampai tak terasa sudah setengah jam berlalu. Kedua mata lelah masih tertutup, posisi rani yang berada di atas Leon dapat melihat rahang tegas dan wajah tampan milik Leon.
“Tampan…” lirih rani.
Dan tanpa rani sadari Leon dapat dengan jelas mendengar ucapan rani, sebenarnya Leon ingin sekali membuak matanya. Tapi dia membiarkan rani, dia akan melihat apa yang akan selanjutnya rani lakukan.
Pijatan tangan rani terlepas, perlahan rani menyentuh salah satu alis di wajah tampan Leon. Sentuhan tersebut semakin turun dan akhirnya sampai di bibir tebal dan menggoda milik Leon.
“Aku sangat menyukai kamu pak Leon, sangat… tapi aku takut, karena kamu sudah memiliki kekasih. Dan pastinya sebentar lagi kalian akan menikah, lalu jika kalian menikah maka aku akan memilih pergi selamanya. Aku tidak akan berhubungan lagi dengan kamu ataupun pak Thomas.”
Leon diam tak bereaksi apapun, dia mendengar semua perkataan rani dengan sangat jelas.
Tiba tiba Leon merasakan, bibir rani menyentuh bibirnya. Lama dia merasakan sentuhan tersebut, sampai akhirnya Leon menggerakkan tangannya dan menahan tengkuk rani.
Leon membuka kedua bibirnya, dia segera melumat bibir rani. Sontak rani yang terkejut akan ulah Leon, segera akan menarik diri dan akan menjauh dari Leon. Tapi sayang gerakkan Leon lebih cepat dari pada kirani.
Entah kenapa lama lama rani tidak dapat menolak sentuhan sentuhan Leon, dia mengikuti apa yang Leon lakukan. Leon segera berdiri dengan masih mencium dan melumat bibir rani.
Merasakan rani yang sepertinya akan kehabisan nafas karena ciuman yang Leon lakukan, dengan segera Leon melepaskan bibirnya. Tapi Leon hanya memberi jeda selama beberapa detik saja, dia segar melumat kembali bibir merah milik rani.
Ciuman dan sentuhan tangan leon di tubuh rani, membuat rani semakin lama semakin terangsang. Leon sepertinya sangat ahli membuat seorang wanita untuk jatuh ke dalam pelukan dan pesonanya.
Saat tangan Leon menyentuh perut datar milik rani, semakin lama gerakkan tangannya semakin ke atas. Sampai pada akhirnya , Leon dapat menyentuh salah satu gundukan milik rani.
“Aaaahhhh….” Desah rani merasakan kenikmatan yang tidak pernah dia rasakan.
Leon yang mendengar suara merdu milik rani, merasa sangat senang. Perlahan Leon menarik kaos yang di pakai rani, ciuman mereka terlepas sesaat dna akhirnya Leon mengulangi ciumannya kembali setelah melepaskan kaos yang di pakai rani.
Sekilas dia melihat br* hitam milik rani, walau ukuran milik rani tak sebesar milik Cindy. Mungkin karena milik rani masih bersegel dan belum tersentuh tangan laki laki manapun.
“Kirani… aku sayang kamu.” Bisik Leon di telinga rani.
Sontak rani membuka kedua matanya, dia memastikan apakah benar Leon yang mengatakannya atau hanya ilusinya saja.
“Pak Leon… aaahh…”
Rani merasakan keanehan yang akan terjadi di dalam tubuhnya, baru pertama kali ini rani merasakan sensasi seperti saat ini.
“Jangan panggil aku pak sayang, panggil aku Leon.” Ucap Leon lirih.
Rani mengangukan kepalanya pelan, sentuhan sentuhan Leon membuat rani merasa terbang di atas awan. Lenguhan dari mulut rani dapat Leon dengar dengan sangat jelas, Leon memperdalam sentuhannya sampai di titik puncaknya tangan Leon akan menyentuh aset milik rani yang dia jaga selama dua puluh lima tahun ini.
“Jangan Leon.” Rani tersentak kaget, dia terkejut dan seketika tersadar. Nafsu Leon yang sudah hampir berada di atas puncak seketika tersendat karena penolakan yang di berikan rani.
Leon menghentikan tangannya, dengan perlahan dia memeluk rani erat, dia mengendus ceruk leher rani.
“Maaf sayang… maaf, aku khilaf.” Bisik Leon.
“Aku yang salah, seharusnya aku tidak memancingmu. Aku yang seharusnya minta maaf, bukan kamu.”
Mereka saling berpelukan dan menyesali perbuatan mereka masing masing, beruntung rani tersadar terlebih dahulu. Jika tidak entah apa yang akan terjadi selanjutnya.
Suara ketukan mengalihkan atensi mereka, rani menatap Leon. Dia terkejut sekaligus penasaran, siapa malam malam begini yang datang berkunjung. Karena sudah hampir satu bulan, mereka tidak pernah mendapat tamu di saat malam tiba.
“Biar aku yang buka kan pintu, kamu tunggu di sini.”
“Baik…”
Leon segera beranjak, dia berjalan meninggalkan rani yang menatapnya. Leon berjalan cepat, dia ingin segera melihat siapa yang berani mengganggunya malam malam begini.
“Siapa…” tanya Leon dengan suara lantang.
“Saya adam pak…”
Leon teringat akan adam anak buahnya, Leon segera membuka pintu dan terlihat menautkan kedua alisnya menatap adam yang berdiri menatap atasannya.
“Ada apa dam, kenapa malam malam begini kamu ke sini.”
“Maaf pak, saya tadi menghubungi bapak. Tapi sepertinya handphone bapak tidak aktif, lalu saya hubungi mbak rani juga handphonenya tidak aktif. Makanya saya langsung ke sini menemui bapak.”
“Oh iya, tadi saya lupa mengisi daya. Sepertinya handphone saya ke habisan bakteri.” Leon teringat akan handphone miliknya yang tadi mati.
“Ayo masuk dulu dam, kita bicara di dalam.”
Adam masuk ke dalam rumah, sedangkan rani segera beranjak ke dapur melihat adam dan Leon akan duduk di ruang tamu.
“Ada apa dam…?” Tanya Leon masih penasaran dengan kedatangan bawahannya tersebut.
“Begini pak, tadi saya mendapat kabar dari pak alex. Jika pak Thomas kecelakaan waktu akan datang ke sini, jadi…”
“APA… KAK THOMAS KECELAKAAN, LALU BAGAIMANA KONDISINYA.. SEKARANG DI MANA DIA…?”
Nada bicara
Eon terdengar sangat panik, dia yang tampak terkejut seketika menegakkan tubuhnya. Mendengar suara lantang Leon, rani segera meletakkan gelas yang tadi awalnya dia ingin membuat minuman hangat untuk Leon dan juga adam.
“Kenapa dam… apa yang terjadi…?”
Rani terlihat panik, dia tergopoh gopoh menghampiri adam dan juga Leon.
“Pak Thomas kecelakaan mbak, sekarang beliau ada di kota J. Untuk keadaannya saya tidak tahu pasti, besok saya akan urus kepulangan mbak rani dan juga pak Leon.”
“Tidak… tidak… aku harus pulang sekarang.” Leon berdiri dan akan berbalik.
Rani sigap menggenggam lengan Leon, “sabar pak, lebih baik malam ini kita istirahat. Besok pagi baru kita pulang ke kota J, saya mohon.”
Leon menatap rani, dia yang tadinya panik terlihat dapat mengontrol emosinya setelah melihat wajah teduh milik rani.
“Baiklah…”
“Kalau begitu saya permisi pulang, saya akan segera mengurus kepulangan pak Leon dan juga mbak rani.”
Adam segera pergi, melihat kepergian adam. Rani segera menutup pintu, dan setelahnya dia menuntun Leon agar masuk ke dalam kamar.