"Ku pikir dengan menikah dengan mu hidup Ku akan bahagia, nyatanya Kau hanya memberikan Ku luka yang sedalam ini." Alisa
Alisa menikah dengan Fahmi putra pemilik pesantren tempat ia mengenyam pendidikan. Pada awalnya rumah tangga mereka begitu bahagia dan harmonis apalagi kini sudah hadir buah cinta mereka berdua, seorang anak yang masih bayi berusia dua bulan.
Namun ternyata kebahagiaan pernikahan itu tak bertahan lama. Fahmi tergoda akan tahta dan wanita, ia berselingkuh dengan saudari kembar Alisa sendiri. Hingga pada akhirnya mereka kehilangan buah cinta mereka.
Alisa merasa putus asa karena mendapatkan ujian yang bertubi-tubi. Ia merasa lelah dengan hidupnya, dan terus menginginkan Tuhan agar membawanya pergi ke sisi-Nya.
Simak ceritanya dalam judul "Tuhan Bawa Aku Pulang." Karya DEWI KD. Jangan lupa untuk mendukung Author dalam bentuk Like dan Komentar kalian ♥️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi KD, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 18
“Mas, berangkat kerja dulu ya.”
Fahmi sudah mulai kembali ke rutinitasnya setelah ia cuti menikah selama satu minggu. Seperti biasa ia akan bekerja sebagai seorang Dosen dan juga pegawai di salah satu perusahaan.
“Iya, Mas ! Hati-hati di jalan ya. Ini bekal makan siang, jangan lupa di habiskan.” Kata Alisa ia memberikan tas bekal makanan yang sudah ia siapkan untuk Fahmi.
“Masyaallah, terimakasih ya.” Fahmi kemudian mencium kening Alisa dan Alisa menyalami tangan Fahmi sebelum Fahmi masuk ke dalam mobilnya.
Zulaikha melihat putrinya sangat dicintai oleh Fahmi tentu turut merasa sangat bahagia. Ia ikut senang melihat Alisa bahagia bersama Fahmi, dan berharap Alisa selalu di limpahkan kebahagiaan.
Alisa membalikkan tubuhnya kemudian melihat sang Ibu yang tengah duduk di kursi roda. Alisa tersenyum lalu menghampiri Ibunya.
“Ibu mau jalan-jalan ?” tanya Alisa pelan
“Boleh ! Ibu mau lihat tanaman bunga yang Kamu tanam waktu itu.” Kata Zulaikha.
“Ya sudah, ayo Kita lihat, siapa tahu bunganya sudah berkembang.” Kata Alisa mendorong kursi roda Zulaikha keluar rumah menuju halaman rumah yang terdapat taman kecil disana.
“Fahmi pulang kerja jam berapa, Lis ?” tanya Zulaikha.
“Kata Mas Fahmi, Mas Fahmi kerja di perusahaan pulang jam tiga sore. Setelahnya Mas Fahmi mengajar di universitas, biasanya kata Mas Fahmi dia sampai di rumah sebelum maghrib, Bu.” Jawab Alisa apa adanya.
“Fahmi ternyata tidak hanya ganteng, tapi juga pekerja keras. Kamu beruntung sekali Lis, punya suami seperti dia.” Puji Zulaikha untuk menantunya tersebut.
“Ibu bisa aja sih. Mas Fahmi bisa seperti itu juga mungkin karena didikan Abah dan Ummi.” Kata Alisa tersenyum manis.
“Ya jelas, Abah dan Umminya tentu sangat bangga sekali melihat putranya sudah berhasil.” Kata Zulaikha.
Alisa hanya tersenyum, ia kemudian mengajak sang Ibu berbicara topik lain mengenai tanaman yang Alisa tanam tempo hari.
Lain halnya dengan Fahmi,
Beberapa jam setelah ia bekerja, ia di panggil oleh atasannya. Fahmi masuk ke dalam ruang kerja atasannya dan duduk berbicara empat mata.
“Ada apa Pak, memanggil Saya ?” tanya Fahmi pelan.
“Oh, iya Fahmi ! Saya melihat kinerja Kamu selama ini sangat bagus. Saya mempromosikan Kamu sebagai manager di perusahaan ini.”
Fahmi yang mendengar hal tersebut tentu saja merasa senang sekali.
“Bapak serius ?” tanya Fahmi
“Iya, tapi semua keputusan ada di pimpinan perusahaan. Mungkin satu atau dua minggu lagi Kita bisa mendengar kabar, apakah mereka menyetujui Kamu naik jabatan menjadi seorang manager atau tidak.”
Mendengar Fahmi di promosikan menjadi seorang manager saja, Fahmi sudah merasa senang. Apalagi ketika nanti pimpinan perusahaan menyetujuinya. Fahmi tentu saja tidak bisa berkata apa-apa kecuali rasa syukurnya atas rezeki dan amanah yang akan ia terima nantinya.
“Terimakasih banyak, Pak ! Insyaallah, jika pun Saya di beri amanah naik jabatan, Saya akan melaksanakan tanggung jawab itu dengan setulus hati.” Ucap Fahmi.
Setelah dari ruang atasannya, Fahmi kembali ke meja kerjanya. Ia kemudian mendapatkan ledekan dari teman sekantornya.
“Cie….yang mau naik jabatan !” kata Hendra
Fahmi hanya melirik dan tersenyum saja.
“Makan-makan nih, nanti kayaknya !” Rozi
“Tahu dari mana kalian ?” tanya Fahmi bingung.
“Sudahlah, apa sih yang Kami gak tahu kalau sudah di panggil sama atasan.” Kata Hendra terkekeh.
“Kalian ini, nguping pasti !” ucap Fahmi
Hendra dan Rozi hanya tertawa kecil.
“Eh, nanti makan siang dimana Kita ?” tanya Rozi
“Nasi padang enak kayaknya, gimana Fahmi ?” Jawab Hendra kemudian bertanya pada Fahmi.
“Aku sudah dibawakan bekal sama istri !” kata Fahmi apa adanya yang membuat Hendra dan Rozi terkekeh.
“Serius ?” tanya Rozi
“Namanya juga pengantin baru, nanti kalau sudah dua tahun lima tahun pasti lupa bikin bekal makan siang untuk suami !” kata Hendra sebab ia sendiri sudah menikah usianya lebih tua dari Fahmi ia merasa jauh lebih tahu prihal rumah tangga ketimbang Fahmi yang baru menikah.
“Baik buruknya istri itu kan tergantung suami memperlakukannya di rumah. Istri mu suka lupa bikin bekal makan siang itu karena Kamu suka bikin masalah sama istri !” ucap Rozi
Fahmi hanya mendengarkannya dan menggelengkan kepalanya. Tak lama jam makan siang tiba, kedua teman kerjanya itu pergi keluar mencari makan siang. Sedangkan Fahmi, ia makan siang di kantor saja menikmati bekal yang sudah di masak oleh Alisa.
Fahmi kemudian menghubungi Alisa lewat panggilan video dimana Fahmi sembari menikmati makan siangnya.
“Assalamualaikum.”
“Walaikumsalam.”
“Mas lagi istirahat, ya ?” tanya Alisa
“Iya Sayang ! Ini lagi makan bekal buatan Kamu. Enak, Mas suka !” ucap Fahmi
“Alhamdulillah, kalau Mas Fahmi suka ! Besok Alisa masak menu yang lain ya, biar Mas gak bosen.” Kata Alisa
“Iya ! Kamu pintar masak rupanya, beruntungnya Aku memiliki istri seperti mu.” Puji Fahmi
Alisa jadi malu mendengarnya.
“Alisa bisa masak juga karena di ajarin sama Ibu, Mas !” jawab Alisa apa adanya.
Tak lama panggilan itu selesai karena Fahmi harus menunaikan kewajibannya untuk sholat zuhur. Fahmi menuju masjid yang ada di depan kantor perusahaan. Saat di perjalanan, Fahmi hampir tertabrak mobil.
“Punya mata gak sih, Lo ! Lihat-lihat kalo mau nyebrang jalan !” pekik seorang wanita yang hanya mengeluarkan kepalanya dari kaca mobil.
Fahmi yang masih terkejut kemudian menelisik wajah wanita tersebut seperti tak asing baginya.
“Kamu kan…”
“Kamu..?”
Keduanya saling mengenal, wanita itu siapa lagi kalau bukan Anisa, saudari kembar Alisa.
...****************...
cerita nya seru dan menarik
apa salah Alisa sama Anisa dan fahmi