Nyatanya, menikah dengan pria yang dicintai tak selamanya membuat Naomi bahagia. Baru beberapa bulan Naomi merasakan kebahagiaan menjalani biduk pernikahan dengan Gilang, badai besar datang menerpa rumah tangga mereka.
Melvina, adik ipar Naomi yang berstatus sebagai adik angkat Gilang, ternyata juga mencintai Gilang dan berusaha melakukan berbagai macam cara untuk memisahkan Naomi dan Gilang.
“Maaf, aku terpaksa harus menikahi Melvina menjadi istri keduaku untuk menyembuhkan rasa trauma di dalam hati Melvina.” Pernyataan Gilang malam itu berhasil membuat hati Naomi hancur berkeping-keping.
“Lebih baik aku pergi dari pada harus di madu dan merasakan sakit hati seumur hidup.” ~Naomi
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
IPRT 18 - Waktu Yang Salah
Naomi terlihat baru saja selesai menangani pasien kecelakaan. Tidak seperti biasanya, tadi Naomi membersihkan luka pasien kecelakaan dengan susah payah. Naomi merasa mual mencium dan melihat darah di tubuh pasiennya tersebut. Beberapa kali Naomi sampai pergi ke kamar mandi untuk memuntahkan sesuatu dari dalam mulutnya.
“Dokter Naomi. Apa anda baik-baik aja?” Suster Nisa bertanya. Dari tadi dia mencemaskan Naomi yang sepertinya tidak baik-baik saja.
Naomi tersenyum pada Nisa. Ingin memperlihatkan jika dirinya baik-baik saja. Namun, ternyata usahanya tak berhasil. Sebab wajahnya masih saja terlihat tidak baik-baik saja.
“Kalau Dokter sedang sakit, sebaiknya dokter pulang dan istirahat di rumah saja.” Saran Nisa. Dari penglihatannya saat ini, kondisi Naomi sangat tidak meyakinkan untuk dibawa bekerja.
Tak lama Nisa berbicara, Abian yang baru saja selesai bertugas nampak menghampiri Naomi dan ikut mengatakan hal yang sama pada Naomi.
“Pulanglah. Wajahmu kelihatan tidak sehat. Atau perlu aku telefon Gilang untuk menjemputmu ke sini?” Tawar Abian.
Naomi langsung menggeleng. Tawaran sama sekali tak membuatnya tertarik. Menghubungi Gilang hanya akan membuat suaminya itu jadi repot nantinya.
“Aku bisa pulang sendiri. Tak perlu terlalu mengkhawatirkanku.”
Abian menurut saja. Dia tak ingin membantah karena takut Naomi bakal memarahinya nantinya.
“Naomi, tunggu!” Tiba-tiba saja Abian menghentikan pergerakan Naomi setelah mendengarkan penjelasan dari Nisa mengenai kondisi Naomi saat menangani pasien tadi.
Naomi menatap wajah Abian dengan tatapan kesal. “Ada apa lagi. Bukannya tadi kamu suruh aku buat pulang?”
Abian tak langsung menjawab. Dia justru menatap wajah Naomi dengan tatapan intens. “Apa kamu lagi hamil, Naomi?” Pertanyaan yang keluar dari mulut Abian membuat Naomi tertegun. Kedua bola matanya pun melotot menatap wajah Gilang.
“Kenapa kamu bertanya seperti itu?” Tanya Naomi. Jantungnya berdetak begitu cepat saat bertanya.
“Karena kondisi yang kamu alami sekarang hampir sama persis dengan kondisi wanita yang sedang hamil muda. Mana tahu saja kamu lagi hamil dan kamu gak menyadarinya.”
Naomi kembali terdiam beberapa saat. Pun jantungnya yang terasa berdetak sangat cepat saat ini.
“Aku pulang dulu. Kurasa kamu terlalu banyak bicara dari tadi!” Naomi buru-buru berlalu dari hadapan Abian. Dalam hati dia terus bertanya-tanya apakah prediksi Abian benar jika dirinya benar hamil.
Naomi kembali mengingat-ingat kapan terakhir kali ia datang bulan. Rasanya sudah cukup lama. Tadinya Naomi berpikir alasan telat datang bulannya karena ia terlalu banyak pikiran akhir-akhir ini. Namun, setelah mendengar perkataan Abian tadi, Naomi jadi berpikiran lain.
“Apa yang dikatakan Abian benar. Kalau aku lagi hamil?” Jantung Naomi semakin berdetak kencang. Entah mengapa dia merasa gugup sekali hanya karena mendengar prediksi Abian tadi.
Meski tidak terlalu yakin dengan prediksi Abian tadi, Naomi tetap ingin memastikannya. Di perjalanan pulang, Naomi menyempatkan waktu untuk membeli obat dan alat tes kehamilan di apotek lebih dulu. Agar data yang ia dapatkan nanti akurat, Naomi membeli beberapa macam merek tespek ternama. Kemudian menyimpannya ke dalam tas selempangnya.
Beberapa saat berselang, Naomi sudah tiba di rumah. Kondisi rumah yang sepi dan hanya ada dirinya sendiri di sana membuat Naomi jadi lebih tenang untuk melakukan tes kehamilan tanpa diketahui oleh Gilang.
“Apa aku harus mengeceknya?” Keraguan sempat dirasakan Naomi sebelum membuka alat tes kehamilan. Namun, karena tak bisa memendam rasa penasarannya sendiri, Naomi segera membukanya dan melakukan pengecekan.
“Apapun hasilnya nanti, aku harus menerimanya dengan baik.” Gumam Naomi. Pelan tapi pasti, Naomi mencelupkan alat tes kehamilan ke dalam urine yang sudah ia tampung di dalam wadah. Beberapa menit menunggu, Naomi melihat kembali alat tes kehamilan yang sudah ia pergu alan tadi untuk melihat hasilnya.
“Garis dua?” Kedua bola mata Naomi melotot. Dia bukan hanya melihat hasil dari satu alat tes kehamilan saja, tapi yang lainnya juga. Naomi tertegun melihat kedua alat tes kehamilan menunjukkan hasil yang sama. Meski salah satu dari alat tersebut memperlihatkan hasil garis dua yang masih sedikit samar.
“Aku beneran hamil?” Kedua bola mata Naomi berkaca-kaca. Dia tak menyangka jika Tuhan begitu baik kepada dirinya. Memberikan titipan janin di rahimnya di saat ia sudah pasrah dengan takdir kapan Tuhan akan memberikannya keturunan.
Mengetahui jika dirinya kini sedang hamil, Naomi jadi teringat dengan perkataan Gilang beberapa waktu yang lalu. Saat itu Gilang menyatakan kalau dia sangat berharap Naomi hamil dan mereka bisa merawat keturunan mereka bersama-sama.
“Mas Gilang pasti senang banget mendengar kabar ini nanti!” Rasanya Naomi sungguh tidak sabar memberitahu kabar baik tersebut pada suaminya. Setelah keluar dari dalam kamar mandi, Naomi segera menghubungi nomer ponsel Gilang. Berharap Gilang mengangkatnya dan ia segera memperlihatkan tespek yang berada di tangannya saat ini.
Cukup lama menunggu respon dari Gilang, akhirnya panggilan telefon Naomi dan Gilang pun terhubung.
“Maaf, Sayang. Aku lagi gak bisa alihkan panggilan telefonnya ke panggilan video. Karena sekarang aku lagi ada di rumah sakit.” Suara Gilang terdengar begitu cemas di seberang sana. Naomi yang mendengarkannya pun jadi ikut panik.
“Apa? Kamu lagi di rumah sakit, Mas. Siapa yang sakit?” Tanya Naomi cepat.
Gilang terdengar menghela nafas lebih dulu sebelum menjawab pertanyaan Naomi. “Melvina. Dia mencoba bunuh diri, Sayang. Sekarang keadaannya kritis. Dokter lagi berusaha menghentikan pendarahannya.”
“Apa?!” Kedua bola mata Naomi melotot. Ponsel di tangannya pun hampir terlepas begitu saja akibat rasa terkejutnya. “Melvina bunuh diri?” Lirih Naomi. Gilang yang sudah sangat cemas di seberang sana segera mengakhiri panggilan telefon dari Naomi.
“Apa lagi yang sedang direncanakan Melvina. Kenapa dia sampai melakukan hal bodoh seperti itu?” Rasanya Naomi tak mengerti dengan jalan pikiran Melvina saat ini.
Ingin menyusul ke rumah sakit, Naomi urung melakukannya saat mengingat kondisinya saat ini. Naomi tak ingin janinnya yang ia prediksi masih berusia beberapa minggu jadi kenapa-napa kalau dirinya datang ke sana. Karena Naomi yakin datang ke sana hanya akan menambah pikirannya saja. Sebagai seorang dokter, Naomi tahu betul jika wanita hamil seperti dirinya tidak boleh terlalu banyak berpikir.
“Lebih baik aku sampaikan kabar kehamilanku nanti saja pada Gilang.” Putus Gilang. Dia merasa kalau saat ini bukanlah waktunya untuk dirinya memberitahu Gilang mengenai kehamilannya.
Tespek yang sejak tadi berada digenggaman Naomi dan ingin ia perlihatkan pada Gilang pun Naomi simpan di kotak kecil dan ia letakkan di dalam lemarinya. Naomi berniat untuk memperlihatkannya nanti pada Gilang jika waktunya sudah tepat.
“Kenapa aku jadi merasa aku hamil di waktu yang tidak tepat?” Lirih Naomi. Bukannya tidak senang dengan kehamilannya. Hanya saja, Naomi merasa kalau proses kehamilan yang akan ia lewati untuk ke depannya bakalan sedikit sulit karena harus memikirkan permasalahan keluarga Gilang yang tidak ada habisnya.
***
Jika teman-teman suka dengan cerita Naomi dan Gilang, tinggalkan komentar dan klik tombol suka sebelum meninggalkan halaman ini. Satu lagi, jangan lupa kasih rate bintang 5 ⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️ seperti biasanya.
Untuk seputar info karya, teman-teman bisa follos akun instaggram @shy1210 yaaa
Terima kasih🌺
pengen ku tabok dirimu pake kuali Mak ku Gilang😠😠😠😠😠