NovelToon NovelToon
Panggung Kehidupan

Panggung Kehidupan

Status: sedang berlangsung
Genre:Hamil di luar nikah / Percintaan Konglomerat / Model / Bullying di Tempat Kerja / Karir / Persahabatan
Popularitas:6.4k
Nilai: 5
Nama Author: Susanti 31

Kairos Lim, aktor papan atas yang terpaksa menghadapi badai terbesar dalam hidupnya ketika kabar kehamilan mantan kekasihnya bocor ke media sosial. Reputasinya runtuh dalam semalam. Kontrak iklan dibatalkan, dan publik menjatuhkan tanpa ampun. Terjebak antara membela diri atau menerima tanggung jawab yang belum tentu miliknya. Ia harus memilih menyelamatkan karirnya atau memperbaiki hidup seseorang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Susanti 31, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pertunangan bisnis

Mood Shin Hanna tidak kunjung membaik padahal pesan misterius itu sudah dia dapatkan beberapa hari lalu. Ia pun sengaja mengabaikan Kairos, baik lewat telepon atau pun pesan. Ia tidak ingin bertemu dan berujung bertengkar.

Jadwal Shin Hanna tidak lagi padat seperti dulu, dia hanya bolak balik apartemen-agensi untuk latihan agar lebih sempurna lagi dalam menyanyi dan bertemu Shinneries bulan depan.

"Makan siang barang yuk!"

Shin Hanna yang sedang latihan vocal langsung menoleh dan menghela napas panjang melihat Minho tersenyum tanpa dosa.

"Oppa tidak lihat apa yang terbaca di depan pintu? Selain Shin Hanna dan staf di larang masuk!"

"Tapi manajer sudah mengizinkan. Ayo makan siang bersama, mumpung aku ada waktu."

"Sok sibuk."

"Bukan sok sibuk tapi memang sibuk, gini-gini aku pemeran utama loh."

Shin Hanna memutar bola matanya mendengar Park Minho menyombongkan diri. Itu fakta tetapi di mata Shin Hanna dia tetaplah tidak keren.

"Iya-iya pemeran utama drama yang sedang naik daun," celetuknya.

Akhirnya Shin Hanna dan Minho makan siang bersama di restoran terpencil yang jarang di kunjungi orang. Mau bagaimana lagi, mereka adalah publik figure yang keberadaannya saja sudah menjadi masalah.

Tampak keduanya menikmati makan siang, tertawa, membahas pekerjaan dan pertunangan yang akan berlangsung beberapa bulan lagi.

"Manajer Unnie bertanya padaku tentang keputusan menyetujui pertunangan kita," ucap Hanna, wajahnya tiba-tiba menjadi serius. "Mempertanyakan perasaan pribadi terlepas dari semuanya."

"Lalu apa jawabanmu?"

"Aku tidak masalah, toh setelah pertunangan aku masih bisa menjalin hubungan dengan oppa Kai. Ini hanya urusan bisnis orang tua, benarkan oppa? Bagaimana pendapat oppa sendiri?"

"Hm gimana ya." Park Minho mengetuk-ngetuk keningnya dan memanyung-manyungkan bibir. "Sahabat apa pria nih?"

"Dua-dua nya."

"Sebagai seorang pria tentu saja hal sulit membiarkan tunangannya menjalin hubungan dengan pria lain, meski tidak mempunyai perasaan. Bertunangan artinya memiliki, laki-laki mana coba yang mau miliknya diambil orang lain."

"Ok sudah cukup." Shin Hanna menaikkan tangannya, mendengar ocehan Park Minho hanya akan membuatnya merasa bersalah. "Sebagai sahabat," lanjutnya.

"Sebagai sahabat yang baik, aku akan membiarkanmu. Sakit hati tidaknya bukan urusanmu."

"Oppa akan sakit hati jika suka sama aku. Memangnya oppa suka sama aku?"

"Terlihat seperti itu?"

"Tidak." Hanna mengeleng cepat dan ya itu membuat Park Minho kecewa. "Jika itu terjadi aku akan menjauhi oppa," lanjutnya dengan tawa.

Tawa itu semakin jadi ketika Park Minho ikut tertawa seolah hatinya baik-baik saja.

Di tengah-tengah tawa bahagia itu ada pria yang kepalanya hampir meledak memikirkan hidupnya sendiri. Sudah berhari-hari ini membuat bagan tersangka tetapi tidak menemukan keterkaitan papa Hanna di dalamnya, bahkan alasan pun tidak ia temukan. Namun, entah kenapa hatinya yakin bahwa pria itu tidak akan bergerak tanpa perintah dari atasannya.

Kairos sudah mendengarkan rekaman pemberian Hanna berulang kali, alasan pria itu masuk akal tetapi kurang untuk membalaskan dendamnya.

"Kai."

Kairos mendongak, mengerutkan keningnya menyadari kedatangan manajer Park padahal sudah beberapa hari ini mereka tidak bertemu, hanya berkomunikasi lewat ponsel.

"Kabar apalagi kali ini manajer Park? Wajahmu sudah menjelaskan ada masalah dalam hidupku," keluh Kairos padahal manajer Park baru bernapas, belum memberikan informasi.

"Nona Shin dan Park Minho akan bertunangan."

"Aku sudah tahu, kami sudah bicara bertiga tentang itu."

"Bukan itu masalahnya Kai, aku menemukan hal lain. Mereka bertunangan agar Tuan Shin Jun-Ha mendapatkan kursi di pemilihan kandidat wali kota."

"Aku juga tahu itu."

"Tuan Shin Jun-Ha tidak memiliki motif untuk menjatuhkanmu, tapi untuk menjatuhkan tua Seo-Jun Lim melalui kamu."

"Aku tidak mengerti." Kairos berusaha fokus, dia tidak begitu tertarik dengan politik.

"Kamu tidak ingat bagaimana tuan Shin mendukung hubunganmu dengan Hanna? Itu karena dia tahu kamu adalah putra tuan Lim. Dia ingin mendapatkan kursi melalui tuan Lim, tapi tuan Lim tidak memberikan kesempatan pada tuan Shin, aku tidak tahu apa alasannya. Setelah beberapa bulan setelah penolakan itu, kamu pun terseret scandal dan jika namamu tidak bersih dari tenggat yang dibarikan tuan Lim, mungkin bukan hanya karirmu, tapi dunia tuan Lim juga akan hancur."

"Sekarang tuan Shin tidak lagi butuh kamu, dia membutuhkan Park Minho sebagai batu loncatannya."

"Aku sangat pusing dan tidak bisa berpikir jernih. Tolong suruh seseorang untuk membuatkan kopi."

Kairos melempar punggungnya kesandara kursi, memejamkan mata sembari mengurut pangkal hidungnya. Rasanya kepalanya ingin meledak mendengar penjelasan manajer Park yang tidak mampu ditopang oleh otaknya.

Kursi, kandidat, pemilihan walikota. Ia sama sekali tidak peduli akan hal itu.

Kairos membuka matanya perlahan dan sudah tidak menemukan manajer park. Ia pun beralih pada benda pipihnya, berharap ada pesan dari kekasihnya. Ia ingat untuk memberi jarak dalam hubungan mereka, tapi mereka sempat berbaikan dan ke laut timur Sokcho, kenapa tiba-tiba Hanna hilang kabar?

Lagi pula Hanna bukan tipe perempuan yang akan mendengarkan larangannya. Semakin dilarang, maka kian menjadi-jadi.

"Kai pastikan pertunangan Hanna dan Minho tidak terjadi jika kamu tidak ingin kehilangan Hanna, tuan Lim dan karirmu."

"Aish, berhenti bicara manajer Park," ucapnya kesal pada wanita yang membawa kopi untuknya.

"Apa sekalian saja aku berhenti menjadi manajer pribadimu?" tawarnya dan mendapatkan tatapan tajam.

Kairos dan manajer Park bagaikan sepasang sepatu, jika salah satunya hilang maka sudah tidak berguna lagi.

Ayo dong jangan jadi pembaca hantu, author butuh semangat nih, apalagi nggak lolos bab terbaik😔. Author bertahan cuma demi kalian, novel ini nggak menghasilkan apa-apa .

1
Maria Kibtiyah
bener kan kairos tuh anak appanya
Maria Kibtiyah
masih ada tapinya
Maria Kibtiyah
apa sebenarnya si kai emng anak kandung appannya tapi dia anak hasil hubungan gelap
Arsyad Algifari.
jadi yang hamilin Sena itu apa nya hanna
Maria Kibtiyah
wah dalangnya appa nya hanna ... apa jgn2 yg hamilin senna appa nya hanna...
Maria Kibtiyah
wah dalangnya appa nya hanna ... apa jgn2 yg hamilin senna appa nya hanna...
Arsyad Algifari.
para orang tua yang egois
Maria Kibtiyah
rumit banget kisah mereka
Maria Kibtiyah
wah ternyata bpk mereka ini yg mau menghancurkan mereka
Arsyad Algifari.
mungkin kebanyakan belum tau kalau mamaknya avegas bikin karya baru 🙏
Arsyad Algifari.
semangat ya ka .aku selalu setia ko .😁😁
Maria Kibtiyah
semangat ya thor mungkin karena lama vacum jd pembaca gk tau ada karya baru
Maria Kibtiyah
siapa tuh yang ngomong
Maria Kibtiyah
wah ternyta yg hamilin si senna tuh orang kepercayaan appa hanna...
indriyanii
siapa dalang sebenarnya sih..gregetan jadinya
Maria Kibtiyah
hadehhh gimana nanti hubungan hanna sama kai
Arsyad Algifari.
dan Hanna mengetahui nya. itu lah rahasia yang di sembunyikan Hanna
Maria Kibtiyah
aduh gimana nanti hubungan mereka yh
Arsyad Algifari.
apa maksud Hanna bicara seperti itu
Maria Kibtiyah
nah kan bpknya si hanna
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!