Jadi Aku Sebentar Saja

Semenjak obrolan mereka pagi itu, baik Abel maupun Kaivan tidak pernah bertegur sapa lagi. Mereka memang hidup dalam satu atap, namun tetap seperti orang asing. Kaivan sibuk dengan dunia nya begitupun dengan Abel.

Kaivan selalu berangkat lebih awal bahkan terkadang sebelum Abel terbangun pria itu sudah pergi ke kantor. Dan baru pulang setelah Abel terlelap selama beberapa hari ini. Untuk kebutuhan sehari-hari memang benar Kaivan mencukupi nya, karena isi kulkas selalu penuh dengan makanan dan bahan pokok dapur lainnya pun selalu full.

Namun semua itu tidak pernah Abel sentuh, dia cukup tahu diri posisi nya sekarang seperti apa. Gadis itu tetap menjalankan kehidupan nya seperti dulu sebelum menikah dengan Kaivan, hanya status nya saja yang berubah. Dia tetap bekerja siang malam demi memenuhi kebutuhan hidup nya. Walaupun dia berstatus istri seorang CEO namun tetap saja tidak mengubah kenyataan jika dia tetap seorang Abeliaza Azalea yang dulu menjadi pekerja apa saja demi menyambung hidup nya.

"Pagi ini aku harus bicara dengan Kaivan tentang kejelasan hubungan ini mau seperti apa ke depan nya. Aku tidak ingin terjebak dalam situasi yang tidak nyaman seperti ini," gumam Abel.

Ya, pagi ini Abel memutuskan untuk bangun lebih awal dari biasa nya demi berbicara pada suami nya. Bukan bearti selama ini dia bangun siang, gadis itu tetap bangun pagi setiap hari nya namun tetap saja Kaivan selalu berusaha menghindari nya.

Tap,

Tap,

Tap,

Terdengar langkah sepatu menuruni anak tangga, siapa lagi pemilik suara sepatu mahal itu kalau bukan Kaivan Putra Rajendra suami nya.

"Kai, bisa kita bicara sebentar?"

Kaivan langsung menghentikan langkahnya, dia sedikit terkejut karena mendapati Abel sudah terbangun di jam segini.

"Ada apa? aku tidak ada waktu banyak jika untuk hal yang tidak penting," jawab Kaivan dengan nada yang seperti biasa nya tanpa menoleh ke arah Abel yang saat ini sedang berdiri tidak jauh dari tangga.

"Aku ingin membicarakan tentang hubungan kita."

"Hubungan kita?" Kaivan seketika membalikkan badannya dan menatap Abel dengan dahi berkerut.

"Maksud nya hubungan seperti apa yang kamu minta Hem, kan sudah aku jelaskan dari awal jika hubungan kita ini hanya sebuah status saja tidak lebih dari itu, jadi jangan minta hubungan ini berjalan seperti layak nya pasangan suami istri pada umum nya, kamu paham kan maksud ku apa !" lanjut Kaivan.

"Iya aku mengerti, maka dari itu aku ingin minta kejelasan tentang hubungan kita ini mau sampai mana nanti nya. Aku tahu kamu merasa terganggu dengan status hubungan kita ini Kai, maka dari itu lebih baik kita akhiri saja hubungan ini."

Deg,

Jantung Kaivan langsung berdetak kencang mendengar apa yang Abel ucapkan barusan. Wajah nya merah padam, dan rahang nya pun seketika mengeras, kedua tangan nya juga terkepal kuat. Pria itu tidak habis pikir jika Abel mempunyai keberanian seperti itu, meminta mengakhiri pernikahan mereka secepat itu.

"Jadi kamu ingin hubungan ini berakhir hemm.."ucap Kaivan dengan tatapan yang sangat dingin sekali, pria itu berjalan mendekat ke arah Abel dengan wajah yang merah padam menahan emosi.

Abel yang melihat ada perubahan pada raut wajah Kaivan langsung menelan Saliva nya dengan susah payah, gadis itu pun sontak memundurkan langkahnya. Tangan nya meremas ujung ujung kemeja yang dia gunakan saat ini.

"Jawab! kenapa kamu diam saja hah! Jadi kamu ingin hubungan ini berakhir Abeliaza Azalea ?"

Abel menganggukkan kepala nya," iya Kai, aku ingin hubungan ini berakhir," jawab Abel setenang mungkin dia juga memberanikan diri untuk menatap Kaivan. Gadis itu berusaha sekuat mungkin dihadapan Kaivan, sekalipun tubuh nya bergetar karena melihat Kaivan yang sudah dibalut emosi seperti itu.

"Apa ! coba kamu ulangi sekali lagi Abeliaza Azalea !"

"Aku ingin hubungan ini berakhir Kaivan Putra Rajendra," ucap Abel dengan nada lebih tinggi dari sebelumnya, bahkan gadis itu pun membalas tatapan Kaivan dengan begitu tajam.

Entah dapat keberanian dari mana, sehingga bisa membuat seorang Abeliaza Azalea berani menatap tajam Kaivan seperti itu.

Kaivan sendiri cukup terkejut dengan keberanian Abel itu, dia tidak menyangka jika Abel akan berbuat seberani itu meminta pisah mengakhiri hubungan pernikahan dengan diri nya.

"Buat apa kita melanjutkan hubungan yang tidak pernah kamu anggap ini Kai, hubungan yang tidak jelas arah nya seperti apa ke depan nya. Hubungan yang di landasi rasa benci dan sebuah keterpaksaan tidak akan ada ujung nya. Hubungan pernikahan macam apa yang kita jalani jika kamu dan aku tidak ada komunikasi, tidak ada yang menjalankan kewajiban nya masing - masing sebagai pasangan suami istri pada umum nya. Jika kita tetap menjalani nya hanya dosa yang akan kita dapatkan. Di sini bukan kamu saja yang merasa jadi korban, aku pun korban di sini Kai. Jadi jangan pernah berpikir aku merasa senang dengan keadaan ini," kata Abel dengan nada yang lebih rendah, tatapan yang semula tajam kini berubah menjadi sendu, nampak terlihat jelas ada rasa lelah netra hitam itu.

"Aku sudah terlalu lelah dengan apa yang aku jalani selama ini Kai, jadi aku mohon jangan tambah lagi beban hidup ku dengan sikap mu yang seperti ini. Aku minta maaf atas segala kesalahanku pada mu dulu, aku minta maaf yang sebesar - besar nya. Sekarang aku minta bebaskan aku dari ikatan yang tidak sehat ini, biarkan aku menjalani kehidupan ku seperti dulu," ucap Abel sambil mengatupkan kedua tangan nya, air mata gadis itu pun sudah mengalir membasahi pipi nya.

Kaivan hanya diam, jujur ada rasa nyeri dalam hati pria itu melihat wanita yang berstatus istri nya terlihat sangat rapuh. Pria itu sangat tahu kehidupan seperti apa yang di jalani oleh Abel selama ini, namun karena ego dan rasa benci yang tinggi pada Abel sehingga membuat pria itu menutup mata dan telinga nya untuk sekedar kasihan pada Abel.

"Kamu ingin hubungan ini berakhir?" bisik Kaivan di telinga Abel dengan begitu dingin.

"Jangan mimpi !" ucap Kaivan kembali yang langsung meninggalkan Abel begitu saja.

"Jahat kamu Kai, apa sebenarnya yang kamu inginkan hah!" teriak Abel ke arah Kaivan namun pria itu tetap saja berlalu meninggalkan Abel.

Gadis itu langsung luruh ke lantai sambil terisak, melihat sikap Kaivan yang keras seperti itu rasa nya Abel sudah putus asa. Wanita itu lebih baik memilih untuk menerima semua nya dan menjalani takdir yang dia terima ini. Jika Kaivan tidak ingin mengakhiri hubungan pernikahan ini maka Abel memutar untuk menjalani semua nya sampai dia benar - benar merasa dititik paling lelah nanti nya.