Anisa gadis yatim piatu bekerja sebagai pelayan. Demi keselamatan Sang Majikan dan di tengah rasa putus asa dengan hidupnya, dia terpaksa menikah dengan Pangeran Jin, yang tampan namun menyerupai monyet.
Akan tetapi siapa sangka setelah menikah dengan Pangeran Jin Monyet, dia justru bisa balas dendam pada orang orang yang telah menyengsarakan dirinya di masa lalu.
Bagaimana kisah Anisa yang menjadi istri jin dan ada misteri apa di masa lalu Anisa? Yukkk guys ikuti kisahnya...
ini lanjutan novel Digondol Jin ya guys ♥️♥️♥️♥️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arias Binerkah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 24.
Setelah pesta ulang tahun pernikahan selesai dan para tamu sudah pulang. Hegar mendekati Mama dan Papanya... Bapak dan Ibu Waskita.
“Ma, Pa.. Aku melihat gadis bernama Anisa wajahnya sangat mirip Mama. Apa mungkin dia Anisa anak Tante Alisa? Tapi bukannya dia sudah meninggal.. ” ucap Hegar dengan nada serius..
Bapak dan Ibu Waskita yang sedang duduk di sofa langsung menoleh ke arah Hegar. Kedua mata melebar... kaget. Lalu keduanya saling pandang..
“Tidak mungkin.” Gumam mereka berdua di dalam hati. Wajah pasangan suami istri setengah baya itu mulai terlihat sangat tegang, bagai ketakutan.
Sesaat kemudian..
“Di mana kamu melihatnya? Mungkin hanya kebetulan saja.” Ucap Pak Waskita yang kembali menatap Hegar. Berusaha menenangkan hatinya sendiri.
“Di rumah mayat. Di rumah sakit tempat anak Pak Hasto dirawat. Dia ikut daftar tawaran Pak Hasto itu. Tapi aku tidak tahu Pa siapa orang yang membawa dia. Orang itu pasti akan menjadi kaya raya karena bisa minta uang berapa pun pada Pak Hasto.“
“Kalau kita akui dia sebagai keluarga kita. Kita yang bisa menguras harta Pak Hasto, Pa.. Kita juga bisa melakukan test DNA Pa, Ma..” ucap Hegar lagi dengan nada serius..
Pak Waskita tersenyum miring dan mengangguk anggukkan kepalanya..
“Kamu cari dia!” perintah Pak Waskita pada Hegar anaknya.
“Iya iya Pa, aku cari informasi.. Aku akan cari akal untuk bisa melihat CCTV rumah sakit dan CCTV lalu lintas, ke mana di mana dia tinggal.” Ucap Hegar penuh semangat..
🏡🏡🏡
Sementara itu di kamar kost Pungki. Pungki dan Windy tampak sangat bahagia.. Mereka berdua sudah mengantar Andien sampai di rumah kost tiga gadis manis. Kini Pungki sedang berbaring di atas tempat tidurnya. Kedua tangannya menekuk ke atas digunakan untuk bantal lehernya... pandangan mata menatap pada langit langit kamar dan mata berbinar binar berkedip kedip, membayangkan wajah cantik Andien.
Sedangkan Windy masih duduk di lantai membongkar bongkar semua bungkusan belanjaan... Andien membelikan Windy segala keperluan Windy dari makanan, keperluan pribadi, pakaian dan juga banyak mainan.. Andien menganggap Windy layaknya anak anak pada umumnya.
“Kakak Pung Pung aku nggak suka makanan begini.” Ucap Windy saat membuka bungkusan suatu makanan kecil.
“Tidak usah dimakan Wind kalau tidak suka, besok dikasih anak anak di sekitar kost. Jangan dibuka buka semua.” Ucap Pungki tanpa merubah posisi berbaringnya.
Sesaat Pungki teringat akan sesuatu lalu dia cepat cepat bangkit dari berbaringnya.. Dia lalu duduk di tepi tempat tidur sambil menatap rambut gondrong Windy...
“Wind rambut putih kamu itu nanti dikenal oleh penjaga kerajaan dan Sang Ratu tidak?” tanya Pungki sambil masih menatap Windy yang tampak masih sibuk membongkar bongkar belanjaan.
“Nggak tahu Kakak Pung Pung, jin jin ada yang rambutnya putih dan juga ada yang hitam. Ada yang panjang dan ada yang pendek.. Aku mau panjang seperti Sang Pangeran, Kakak Pung Pung. Terlihat keren.” Ucap Windy sebab saat di kerajaan jin idola para jin bocil adalah Pangeran Dewa Anum.
“Tapi Kakak Pung Pung, rambut pendek nya pendek juga keren kok.” Ucap Windy selanjutnya sambil menatap wajah Pungki.
“Apa kamu mau dipotong rambut kamu?” tanya Pungki dengan nada serius. Dan Windy menjawab dengan geleng geleng kepala..
Pungki diam saja dan memikirkan bagaimana caranya agar penyamaran Windy agar tidak diketahui oleh siapa siapa, saat di kerajaan jin besok.
“Ya sudah ayo, tidur Wind. Nanti bangun sembahyang dan besok aku ada kuliah pagi.” Ucap Pungki lalu membaringkan tubuhnya.
“Iya Kakak Pung Pung ku......” Suara imut Windy..
Dia patuh, dan segera bangkit berdiri. Meloncat ke atas tempat tidur lalu memeluk tubuh Kakak Pung Pung nya. Dia merasakan benar benar lebih enak dan nyaman menjadi jin indie ikut Pungki, tidak banyak aturan dan disuruh suruh oleh jin jin dan manusia abdi Sang Ratu.
☀️☀️☀️☀️
Waktu pun terus berlalu, Hegar terus berusaha mencari informasi tentang Anisa. Dengan berbagai cara.. agar dia bisa melacak mobil yang membawa Anisa. Usahanya pun berhasil.
“Kenapa dia langsung dibawa mobil Pak Hasto dan dibawa ke rumah Pak Hasto ya?” gumam Hegar setelah berhasil melacak mobil yang membawa Anisa di malam itu.
Sesaat kemudian Hegar mengangguk anggukkan kepalanya, “Okey okey aku sekarang suruh orang untuk memantau di lokasi dekat rumah Pak Hasto. Untuk melihat kapan gadis itu bisa dibawa lari... “ gumam Hegar di dalam hati.
Hegar pun lalu tersenyum miring dan selanjutnya tertawa terbahak bahak...
“Ha... ha.... ha.... iya iya aku culik saja gadis itu ha... ha... ha....” ucap Hegar sambil tertawa terbahak bahak..
🚞🚞🚞🚞
Sedangkan, di rumah mewah Pak Hasto, persiapan untuk mengantar calon mempelai wanita pun sudah sangat mantang. Tinggal menunggu hari keberangkatan saja.
“Ma semua sudah beres, transport, penginapan, dan lain lain semua sudah diurus Ndaru. Kerabat kita yang mengantar besok sudah datang ke sini. Pak Lintang dan Bu Lintang akan berangkat dari kotanya.” Ucap Pak Hasto pada istrinya.
“Iya Pa, semua keperluan Anisa juga sudah lengkap. Dokter mengecek kesehatan Anisa juga baik kondisi kesehatan Anisa.” Ucap Bu Hasto sambil menatap wajah suaminya.
“Coba kamu lihat dia sekarang, kamu tanya apa dia masih memiliki keinginan. Mungkin ingin menginap di villa kita masih ada waktu Ma, atau ingin menginap di hotel mana.. coba kamu tanya ke dia..” ucap Pak Hasto dengan serius.
“Iya Pa..” ucap Bu Hasto dan cepat cepat dia bangkit berdiri dan melangkah menuju ke kamar Ibu kepala pelayan..
“Bu Lastri... Nis...” ucap Bu Hasto saat di depan pintu kamar Ibu kepala pelayan.
Tidak lama kemudian muncul sosok ibu kepala pelayan tampak wajahnya sedih karena tidak lama lagi dia akan berpisah dengan Anisa.
“Ada apa Bu?” tanya Ibu kepala pelayan..
“Mana Anisa?” ucap Bu Hasto sambil terus melangkah masuk ke dalam kamar...
“Saya Bu..” Suara lembut Anisa tampak duduk jongkok di bawah sambil mengemas barang barang miliknya..
“Nis, apa kamu masih punya keinginan kamu jangan sungkan sungkan atau malu malu untuk mengatakan. Masih ada waktu beberapa hari, apa kamu ingin merilekskan diri di villa atau di hotel mana yang kamu inginkan?” tanya Bu Hasto sambil menunduk menatap Anisa..
Anisa mendongak menatap wajah Bu Hasto..
“Bu, apa benar boleh saya meminta sesuatu..” ucap Anisa lirih..
“Boleh Nis sangat boleh. “ ucap Bu Hasto sungguh sungguh. Ibu kepala pelayan yang penasaran pun ikut mendekat dan mendengarkan.
“Katakan Nis apa keinginanmu?” tanya Bu Hasto lagi karena Anisa belum juga mengatakan keinginannya.
“Tapi saya bingung Bu...” ucap Anisa yang ekspresi wajahnya memang terlihat bingung.
“Jangan bingung Nis, katakan saja. Aku dan suamiku tidak akan marah ke kamu.” Ucap Bu Hasto sambil tangan nya mengusap dengan lembut rambut kepala Anisa.
“Iya Nis katakan saja..” ucap Bu Lastri menatap lembut Anisa.
g di sana g di sini sama aja mbingumhi 🤣🤣🤣
tp nnti pennjelasan panheran yg masuk akal dpt meruntuhkan ego samg ibunda dan nnit mlh jd baik se lam jin jd muslim.🤣