Kedua keluarga nya sudah bertemu dan sudah memastikan tanggal pernikahan.Namun siapa sangka,dan tak ada yang bisa menduga.Mempelai wanita beserta keluarga nya meninggalkan resepsi pernikahan yang hanya menunggu beberapa jam lagi dilaksanakan.
Dua hari sebelum nya,calon pengantin mendatangi apartemen pemberian orang tua,namun pihak ketiga dari mereka lebih kuat.Mereka melakukan hal yang se harusnya tidak terjadi.
Yesha kamania jatuh ke dalam hasrat calon suami nya Lucky Yudhasoka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ♍Virgo girL 🥀🌸, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 18
Tujuh jahitan di kepala.Yesha tidak akan pernah menyangka akan mengalami hal seperti ini,jatuh membentur tangga,kaki nya juga menginjak pecahan kaca.Vas di meja sudut pecah karena tertabrak para perampok.
Benturan dan kaki Yesha bisa teratasi dengan aman namun dua kotak perhiasan Oma Ara raib tak berbekas,mereka membawa nya semua.
....
Flashback on.
Langkah kaki panjang Yudha melangkah begitu pasti,ia baru saja turun dari taksi di depan jalan.Sebenarnya taksi bisa masuk,namun ia ingin memberikan surprise pada istri dan Ibu nya.
Glek!!
Mata nya tak sengaja melihat dua orang keluar mengendap lalu lari ke arah lain,memiliki perasaan yang aneh Yudha pun berlari,pintu rumah Yesha terbuka dan ruangan terlihat terang.
Pikiran Yudha kacau,ia sudah menduga jika dua orang yang tadi adalah pencuri.
"Bu.. Yesha.. " Yudha mulai masuk.
Yesha yang kesakitan karena ia merasa kepala nya mengeluarkan darah karena benturan cukup keras,kaki nya pun susah untuk berdiri.Ia juga semata-mata melihat darah di lantai.
Ssshhh... Yesha mendesah menahan sakit
"Yesha!!...Nindya..."
Srekkk
Sesuatu menghalangi langkah Yudha.
"Yudhaaa..." suara nya lirih,Yesha memanggil suami nya karena ia tahu di bawah tangga Yudha.
"Yudh!!..." ucap Yesha sekali lagi.
Yudha yang akan melihat apa yang dia injak pun menoleh ke arah suara lirih disebelah kiri,terkejut dan mata nya membulat.
Yesha dengan posisi miring dan sesekali merintih,di lantai pun bercecer darah dan pecahan vas bunga,terlihat juga Yesha mencoba menutupi kepala dengan tangan nya.
"Yesha!!..." seru Yudha,ia pun langsung berlari.
Memeluk Yesha dan mencoba membuka apa yang ia tutupi dengan tangan.
"Sssshhh,sakit Yudha...".
Dada Yudha pilu melihat itu,sementara ia meninggalkan Yesha dan berlari ke ruang Oma mencari kunci mobil.Keluar dari sana ia melirik ke atas bermaksud akan mencari Nindya dan Ibu nya.
"Ibu dan Nindya tidur di rumah,disini hanya ada aku". Ucap lirih Yesha.
Yudha pun melewati tangga dan segera membawa Yesha ke rumah sakit.
Beruntung yang pencuri bawa hanya emas Oma dan tidak barang yang lain.Kunci mobil masih ada,dan kamar Yesha aman,brangkas di ruang kerja Oma juga tak tersentuh tadi.
"Sabar sebentar...".
Suara Yudha mungkin masih terdengar oleh Yesha,namun wanita itu sudah memejamkan mata tak berdaya,sementara luka di kepala nya sudah di beri kapas dan alkohol beberapa saat lalu oleh Yudha.
Flashback off
...
"Aku bantu..."
Tidak perlu menginap karena memang luka nya tidak mengkhawatirkan,semua nya tujuh jahitan.Dua di kaki dan lima di kepala,tapi Yesha menghabiskan banyak darah,ia juga sempat di infus dua botol siang tadi.
Berjalan perlahan karena kursi roda di sana kebetulan habis terpakai,dan beberapa langkah lagi sampai di tempat parkir,Yudha memapah nya,tidak ada jarak di antara mereka.Lengan kekar itu melingkar di pinggang sementara tubuh Yesha bergelayut.
"Awww sakit, pelan-pelan..". Ucap Yesha saat langkah nya tidak terjeda.
"Maaf,kita berhenti sebentar dulu".
Dinding sebagai alat penyangga kedua nya,Yudha bersandar,tubuh Yesha pun di depan nya persis.Beberapa kali orang lewat dan menutup bibir nya tersenyum melihat Yudha dan Yesha sedekat itu.Mata Yesha pun tahu,ia hanya melirik di depan nya.
Ini sih namanya pelukan,dada ku benar-benar menempel di dada nya.
"Ccckk! Yudha,sudah istirahat nya.Ayo kita pulang.Aku tidak sabar menemui Nindya".
Yudha terkekeh,ia tahu jika istri nya dilihat oleh orang-orang.
"Nanti,aku ingin beberapa puluh menit lagi seperti ini". Jawab Yudha,ia sengaja membuat Yesha mendongak,mata nya membola.
Yudha tersenyum "Jangan begitu,aku bisa mencium kening mu".
Yesha menghela nafas dan membuang muka.Lagi-lagi membuat Yudha tersenyum,entah ini berkah atau musibah,tapi sungguh ini membuat ia senang karena bisa berdekatan dengan istrinya tanpa jarak.
.
.
.
Sementara rumah Oma sedang ada penyelidikan,beberapa polisi di sana.Pekerja ladang sementara di liburkan.
Ibu Leta juga beberapa jam lalu menerima telepon dari besan dan juga Oma Ara.Mereka semua khawatir akan Yesha yang belum bisa dihubungi karena ia tak membawa ponsel nya,namun Leta sudah menjelaskan jika Yesha baik-baik saja dan tidak terlalu parah.Oma yang tahu perhiasaan nya hilang pun hanya tersenyum,ia tidak merasa kehilangan banyak hal karena di negara manapun pasti akan mengalami kejahatan.Wanita tua itu justru mementingkan keadaan Yesha.
Suara mobil terdengar,Leta pun berlari ke depan dan melihat nya.Ternyata Yesha dan Yudha sudah kembali,mereka akan menginap di rumah Yudha sementara.
Yesha tersenyum melihat ibu mertua nya.
"Ya Tuhan Nak,maafkan ibu meninggal kan mu sendiri di rumah." Leta mendekat dan ingin meraih tangan Yesha namun Yudha menghalangi.
"Aku saja Bu,Yesha berar nanti kalian bisa jatuh bersama". Ucap Yudha, Leta pun segera menyingkir dan memberi ruang anak nya.
Kali ini Yesha tidak berjalan seperti saat di koridor rumah sakit,dengan sekali tenaga Yudha mengangkat istrinya lalu membawa ke dalam,ia juga tak meletakan di sofa namun langsung di kamar.
Mata Yesha mencari Ibu yang tak mengikuti nya ke kamar karena terdengar suara bayi menangis.
"Nindya pasti tahu aku pulang.." ucap Yesha,ia ingin turun dari ranjang tapi Yudha menghalangi.
"Ada Ibu,biarkan bersama Ibu saja,kau istirahat".
"Dia butuh aku,dia pengin minum susu pasti!" jelas Yesha,tapi malah Yudha berjongkok di depan Yesha,tangan nya maju dan akan membuka kancing piyama Yesha.
"Mau apa?!" buru-buru Yesha menangkup dada nya.
"Baju mu basah,asi mu merembes sedari tadi".
Mendengar ucapan Yudha,Yesha melihat dada nya sendiri.Tangan Yudha berusaha maju lagi.
"Aku bisa sendiri!". Ucap Yesha ketus.
Kedua nya saling menatap.
"Dari kamu pingsan,baju mu sudah basah dan aku yang meletakkan handuk kecil di kedua nya,jadi tidak usah sok tidak mengijinkan,aku sudah melihat sebelum nya dan sekarang yang makin berisi!". Yudha berdiri dan langsung berbalik,ia pun membuka baju nya yang ada banyak darah lalu melemparkan ke ranjang dan masuk ke kamar mandi.
Sementara itu yang dikatakan Yudha benar,sudah ada handuk kecil di dalam kedua buah dada Yesha,handuk itu hampir basah kuyup karena asi yang terlalu berlimpah dan merembes.
Yesha memejamkan mata,padahal suami nya sendiri yang melihat tapi ia merasa malu dan konyol.
"Ahyyyssss... Kenapa mendadak Oon gini sih Yesha,lu gak kerasa atau memang suka di pegang-pegang sama dia!". Ucap Yesha lirih untuk dirinya sendiri.
.
.
.
To be continue