NovelToon NovelToon
Menuju Tenggara

Menuju Tenggara

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Diam-Diam Cinta / Karir / Persahabatan / Cinta Murni / Bad Boy
Popularitas:20.5k
Nilai: 5
Nama Author: nowitsrain

Ganesha percaya Tenggara adalah takdir hidupnya. Meski teman-temannya kerap kali mengatakan kepada dirinya untuk sebaiknya menyerah saja, si gadis bersurai legam itu masih tetap teguh dengan pendiriannya untuk mempertahankan cintanya kepada Tenggara. Meski sebetulnya, sudah menjadi rahasia umum bahwa dia hanya jatuh cinta sendirian.

"Sembilan tahun mah belum apa-apa, gue bisa menunggu dia bahkan seribu tahun lagi." Sebuah statement yang pada akhirnya membuat Ganesha diberikan nama panjang 'Ganesha Tolol Mirella' oleh sang sahabat tercinta.

Kemudian di penghujung hari ketika lelah perlahan singgah di hati, Ganesha mulai ikut bertanya-tanya. Benarkah Tenggara adalah takdir hidupnya? Atau dia hanya sedang menyia-nyiakan masa muda untuk seseorang yang bahkan tidak akan pernah menjadi miliknya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nowitsrain, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bagian 11

Setelah sekian lama, Ganesha kembali merasakan momen di mana kesepian menderanya begitu dahsyat. Padahal, dirinya sedang berada di tengah keramaian. Namanya beberapa kali disebut, namun tak ada yang bisa dia lakukan selain hanya menyunggingkan senyum sekadarnya. Dia merasa... terasingkan. Seperti hidup di dimensi lain dan segala kemeriahan yang ada hanya bisa dia saksikan dalam diam.

Di area panggung live music, sepasang fans sedang menyuguhkan sebuah pertunjukan. Yang laki-laki duduk memangku gitar, sambil menyanyikan penggalan lagu hit milik Zaloria. Sementara yang perempuan duduk di sampingnya, menggenggam sebuket bunga anyelir merah muda. Senyumnya merekah, seperti baru saja menerima pernyataan cinta yang indah.

Ganesha menarik pandangannya seraya menarik napas dalam-dalam. Di sampingnya, Tenggara tampak menikmati semuanya. Tangannya bertepuk meriah, senyumnya merekah, dan kedua netranya berbinar sangat cerah.

Lebih dari siapa pun, Ganesha tahu Zaloria memiliki arti yang mendalam bagi Tenggara. Sejak yang dicintai tiada, Zaloria adalah tempat di mana lelaki itu bisa meletakkan segala lelah yang menumpuk di bahunya. Juga, tempat di mana ia berusaha menyembuhkan patah hati yang disembunyikan dari hadapan dunia.

Namun, menjadi seseorang yang mengetahui itu semua nyatanya tak lantas membuat Ganesha menjadi rela begitu saja. Katakanlah ia egois, tetapi sebagai seorang manusia, Ganesha juga ingin pendapatnya sedikit didengar. Sudah sering kali ia katakan bahwa gimmick percintaan seperti ini tidak pernah membuatnya nyaman. Dan sering kali pula, Tenggara berupaya sedemikian rupa agar dirinya tetap menerima. Agar ia tetap tinggal.

Tetapi, tidak untuk kali ini. Ganesha tahu dia harus memberontak lebih keras untuk menyelamatkan dirinya sendiri. Dia harus sedikit berteriak, agar hatinya tidak semakin koyak.

"Gue mau pulang." Di tengah hiruk-pikuk yang masih berlangsung, suaranya hanya terdengar seperti embusan angin tak berarti. Kendati demikian, Ganesha tetap melanjutkan. "Di sini nggak nyaman."

"Acaranya belum selesai."

"Gue mau pulang." Diulangnya kalimat itu dengan penuh pekenakan. Dia ingin Tenggara mengerti bahwa ini semua benar-benar sudah kelewatan. "Terserah kalau Kak Aga masih mau di sini. Yang jelas, gue mau pulang."

Lelaki di sampingnya itu terdiam dengan bibir setengah terbuka. Raut wajahnya terlalu sulit untuk dibaca, begitu pun sorot matanya yang tampak lain dari biasanya. Ganesha yakin ada banyak hal yang berputar di kepala lelaki itu sekarang. Tetapi anehnya, tak satu kalimat pun terucap dari bibirnya hingga bermenit-menit kemudian.

Sedari dulu, bahkan ketika hubungan mereka masih murni sebagai teman, Ganesha selalu sebisa mungkin menghindari pertikaian. Ia selalu ingin hubungan mereka baik-baik saja. Agar mereka tetap bersama. Hari ini mungkin menjadi pengecualian. Sebab alih-alih khawatir tak lagi bisa berdekatan, dorongan untuk didengarkan dan diapresiasi dengan layak menjadi jauh lebih besar.

"I don't fucking care about this anniversary. I just want to go home." Pada momen ini, Ganesha merasa dadanya seperti baru saja dipukul demgan keras. Karena lagi-lagi, tak dia temukan setitik saja kepedulian dari sorot mata Tenggara sekarang.

Tepat ketika pertunjukan di atas panggung live music selesai, Ganesha harus menekan dadanya kuat-kuat sebab rasanya sakit sekali. Karena daripada mengucapkan sesuatu yang mungkin saja bisa membuat keadaan mereka membaik, Tenggara malah mengulurkan kunci mobil miliknya.

Suaranya datar ketika lelaki itu berkata, "Go. I'll talk to you later."

...°°°°°°°...

Kafka tidak pernah menduga kalau melihat Ganesha hanya melamun di depan jendela sambil berkali-kali menyedot strawberry milkshake akan lebih menyakitkan ketimbang saat dirinya harus menyaksikan gadis itu menangis tersedu-sedu semalaman.

Kira-kira sudah hampir 45 menit gadis itu berada di sana. Sejak kedatangannya pun, tak ada kalimat lain yang terucap selain untuk memesan strawberry milkshake yang padahal bukan style-nya sama sekali. Sesudah itu menyendiri seolah ingin pergi ke ujung bumi.

Dalam keadaan begini, Kafka merasa lebih sulit menentukan langkah apa yang harus dia lakukan. Mau berjalan mendekat, takut kepalanya tiba-tiba dihantam nampan bekas mengantar pesanan ke meja sebelah. Kalau mau dibiarkan begitu saja pun, rasanya tidak benar. Dia takut Ganesha kesurupan setan penunggu pohon ketapang kencana di depan kafe. Konon katanya sih, pohon itu dihuni sosok perempuan bergaun ungu yang sebagian wajahnya hancur. Eww, sangat tidak lucu kalau Ganesha betulan kesurupan.

"Coba lo kasih saran, gue harus ngapain sekarang?" Pusing memikirkan solusi seorang diri, ia bertanya pada Selena yang berjaga di belakang counter. Si model cantik sedang tidak ada jadwal, jadi iseng ke sini menggantikan salah satu karyawan yang izin sakit sejak kemarin.

Yang ditanya mengambil napas begitu dalam. Netranya fokus pada sosok sahabat tersayang mereka yang masih terus menyedot strawberry milkshake padahal gelasnya sudah kosong sejak satu menit yang lalu. Selama menjadi saksi cinta diam-diam yang Ganesha lakukan, ini adalah kali pertama Selena melihat Ganesha seperti ini. Jadi jujur saja, dia pun tidak mengerti harus berbuat apa.

"Ah, si anjing!" Bersama gerutuan itu, Kafka mengacak rambutnya frustrasi. "Kira-kira apa lagi yang dilakuin sama Tenggara sampai bisa bikin Nesha kayak gitu?"

"Announce dirinya punya pacar, maybe?" celetuk Selena. Asal. Tetapi malah berhasil membuat Kafka menoleh lagi ke arahnya dengan gerak dramatis.

"Well," Pemuda berkaus abu-abu tua itu merapat ke belakang counter setelah menetralkan kembali raut wajahnya yang sempat tegang selama beberapa saat. Ancang-ancang yang dia buat seolah menunjukkan betapa dirinya tengah bersiap untuk memulai sebuah pergibahan yang asyik. "Itu kabar baik, kan? Seharusnya kita rayain."

"Kaf..." Selena mendesah panjang. Bola matanya berputar jengah karena lagi-lagi Kafka masih kekeuh pada pendiriannya untuk tidak membiarkan Ganesha dan Tenggara bersama.

"Better daripada harus bertepuk sebelah tangan terus."

Tidak salah, tetapi tidak sepenuhnya benar juga. Merayakan kandasnya hubungan percintaan teman mereka sendiri terasa tidak etis bagi Selena. Apalagi, dirinya juga sedang berada di posisi yang sama dengan Ganesha sekarang; memendam cinta selama bertahun-tahun dan tak kunjung mendapat kesempatan untuk menyatakan.

Mungkin karena posisi mereka sama, Selena jadi lebih bisa bersimpati terhadap Ganesha dibanding Kafka yang notabene memang selalu mengedepankan logika.

"Biar gue yang ke sana dan coba ngomong sama Nesha." Akhirnya, Selena mengambil tindakan. Apron di tubuh langsingnya dilepas cepat, dioper kepada Kafka, dan dia bergegas melesat keluar dari counter.

Sementara Kafka, pemuda itu hanya pasrah saja memeluk apron bekas pakai Selena sambil memperhatikan punggung cantik gadis itu perlahan-lahan menjauh dari pandangan.

Pelan, dia bergumam, "Kata gue juga lo buruan announce pacaran deh, Sel. Biar nggak ada lagi yang berharap dalam diam."

Bersambung....

1
Dewi Payang
Para memang kesalnya si Kafka ke Tenggara😂
nowitsrain: Dendam kesumat dia 😂
total 1 replies
Dewi Payang
Ga senggol donk si Kafka, apa dia masih punya tenaga buat marahi lo😅
nowitsrain: Lelahh menghadapi para gadis
total 1 replies
Dewi Payang
Biarin lecet, tar beli lagi ya Ga, yang pening bisa ikut nginap😂
Weh, Kafka jengkel setengah mampus inu😅
nowitsrain: Wkwk iyaa..

Dikit lagi makan orok tuh si Kafka
total 1 replies
Dewi Payang
Ampun dijay😂
nowitsrain: 😂😂 marah-marah mulu si Kafka yak
total 1 replies
Dewi Payang
Ini maah Kafka cari ribut😅
nowitsrain: Emang pecinta keributan kan
total 1 replies
Dewi Payang
Kafka dilawan😅
nowitsrain: /Joyful//Joyful/
total 1 replies
Zenun
mamam tuh Tengg. Puas banget dibalikin begitu
nowitsrain: /Joyful//Joyful/
total 1 replies
Zenun
ngapa emang? suka-suka dia atuh😁
nowitsrain: Aga: ih kan aku cemburu
total 1 replies
Zenun
Nanti kalo lo balik lagi ke tengg, tu laki bakal ngulur lagi. Caya dah
nowitsrain: Yee khan
total 1 replies
Zenun
dengerin tuh baik-baik ya
nowitsrain: Au deh kupingnya kebuka apa enggak tu
total 1 replies
Zenun
kenapa kafka gak ditengah aja
nowitsrain: Mabok dia kalau di tengah
total 1 replies
Dewi Payang
Gwe suke gaya lo Kaf😅
Dewi Payang: Ya ampyun, tapi kali ini lo memang keren👍🏻👍🏻
nowitsrain: Kafka: Harus suka, lah, kan gue keren 😎
total 2 replies
Dewi Payang
Wih... kaya bapaknya Nesha aja🤭
Dewi Payang: Kaya begitu😅😅
nowitsrain: Iya ya, bapak kandungnya aja au deh tuh ke mana wkwk mungkin Tuhan kirim Kafka emang biar jadi sosok yang menggantikan peran bapaknya
total 2 replies
Dewi Payang
Lasaiiiinnnn......
Dewi Payang: 😂😂😂😂😂
nowitsrain: Kasian kasian kasiann
total 2 replies
Dewi Payang
Cakiiiiiit ya Ga.....
nowitsrain: Biar tau rasaaaaa. Itu mah belum seberapa
total 1 replies
Dewi Payang
Tak lama, fans gak lagi segalanya....
nowitsrain: Betulllll
total 1 replies
Dewi Payang
Wkwk😄
Dewi Payang
Bagus lo nyadar
Dewi Payang: Rasanya pengen hajar si Tenggara klo kumat² lagi🤭
nowitsrain: Kalau lagi sadar ya sadar, kalau kumat ya bikin orang lain naik darah
total 2 replies
Dewi Payang
Luar biasa carenya Kafka sama Selenna👍🏻
nowitsrain: Rill sahabat sejati
total 1 replies
Dewi Payang
Entah kenapa, aku berharap Ganesha jual mahal kali ini🙈
Dewi Payang: Harus ya Nes😔
nowitsrain: Ihhh harusnya yaaa.
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!