ini kisah gadis psikopat yang mencari kebahagian melalui teriakan korban.
yang minat yok mampir😁
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mulianah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CG
Aruna memandang sekelilingnya, ini pertama kalinya ia datang kerumah Michael, tadi mereka di jemput oleh sopir pribadi keluarga Michael, dan tentunya paksaan Michael yang membuatnya ikut ke rumah besar namu menyeramkan " ayo minum" Aruna langsung sadar dari lamunannya.
" ekkheem, Michael apa orang tuamu sangat suka horor, sampai desain rumahmu seperti rumah hantu" Michael terkekeh.
" yaa... begitulah orang tuaku suka horor, termasuk aku" Aruna mengangguk, Michael memicingkan matanya " apa kamu.... takut" Aruna mendelik.
" apa itu takut, gue sama sekali ngak takut, malah suka sama desainnya" Michael mengangguk mengiyakan saja.
" oh, ya katanya perut kamu sakit, tapi kok, sampai rumah biasa aja" Michael sedikit gelagapan " iya, perutku sakit karena belum makan siang " kata Michael sambil makan biskuit bentuk labu Helloween.
Aruna menatap jengkel Michael ia berdiri " kalau begitu, aku harus pulang " Aruna pulang tanpa mendengarkan panggilan dan bujuk rayu Michael .
Sedangkan zuya dan berly mereka pulang dengan kegagalan mereka misuh misuh di rumah masing masing sampai para pelayan bertanya mereka bentak " non mau makan /minum"
"ENGGAK" para pelayan langsung diam dan pergi tahu majikan kecil mereka suasana hatinya sedang tak baik.
"Michael, siapa tadi" tanya seorang wanita dengan kebaya putih menatap Michael dengan sayang " teman" wanita itu tersenyum, tapi sangat menyeramkan.
Aruna ia sudah sampai di kediaman keluarga harlen, seperti biasa pulangnya ia istirahat setelah itu sorenya latihan sampai malam, tapi entah dorongan apa, ia ingin sekali ke lantai paling atas.
Tanpa rasa takut ia menaiki lift di jam 10 malam, ia sampai di lantai yang di larang oleh tuan harlen sendiri.
BRAAAKKK
Jendela terbuka dengan angin kencang, menimbulkan suara nyaring yang mengejutkan , Aruna melangkah di kegelapan ia mencari tombol lampu, ia menemukannya beberapa kali ia pencet tapi, tak berfungsi , terpaksa ia memakai senter yang sudah ia siapkan dari bawah.
Ia terus berjalan entah kemana, rasa penasarannya pada sosok yang bertopeng menimbulkan rasa ingin tahu, yang sangat besar " kenapa.... aku ingin kemari " .
Aruna sendiri merasa seperti di kendalikan, ia terus berjalan sampai ia bertemu dengan seorang gadis yang memakai baju lusuh, wajahnya di tutupi rambut panjangnya tapi mata yang melotot terlihat di sela seka rambutnya, ia mendekat pada Aruna samapai Aruna mendongak ke atas dengan mata memutih dan mulut terbuka lebar.
hahahahahha ini lucu sekali, sangat bagus
Lucu bukan, apa kamu mau membuat boneka
tapi tuan saya tak pandai membuatnya
Saya akan mengajari kamu, apa kamu mau
Gadis itu diam hmmm tentu kalau tuan tidak keberatan
Saya sama sekali tak keberatan pria yang memiliki perawakan dan wajahnya tampan itu mendekat, mmebuat gadis itu gugup dan takut tanpa pikir panjang gadis itu mendorong kuat pria itu .
Apa, apa yang tuan lakukan
Bukannya kamu bilang ingin aku ajari membuat boneka
Tapi tuan akan melecehkan saya
Tidak saya tidak melecehkan kamu, bukannya kamu yang mau gadis itu menggeleng dengan kuat ia hendak pergi tapi tangannya di genggam erat, ia di seret menuju lantai atas, gadis itu di pukul bahkan di lecehkan.
Disa, disa hikss tolong aku disa hikss
Disa yang mengintip hanya menggeleng dan pergi
Gadis yang ceria itu menjadi murung
Kamu kenapa Ningsih, ada masalah tanya ibu harlen.
Ningsih menggeleng pelan kalau ada apa apa bilang saja kata ayah harlen.
Ningsih diam sebentar saya hamil pak, buk. orang tua harlen sangat senang tapi berubah menjadi sendu tapi bukannya kamu belum, menikah lalu... siapa yang menghamili kamu tanya ibu harlen
Yang menghamili saya.
"HAAAAAAAAHHHHKKK" Aruna sadar ia melihat sekeliling hanya ada kegelapan, Aruna langsung pergi dari lantai atas menuju ke bawa selepas lift kebawah, sosok bertopeng muncul dengan mata birunya.
" apa, tadi itu... apa aku bermimpi sambil jalan? "Aruna menampar pipinya " awwssh sakit, ini bukan mimpi, apa.... tadi aku menerawang " Aruna bena benar tak habis fikir dengan dirinya, " tapi bagaimana bisa? " Aruna berjalan terburu buru tanpa sadar menabrak seseorang.
" Aruna, kenapa kamu masih disini.. " Aruna menatap tajam disa pergi tanpa menjawab, disa merasa aneh, tapi tetap melanjutkan pekerjaannya.
" Aruna kenapa" tanya kenapa, disa mengedikkan bahu , Aruna berjalan terburu buru menuju rumah kecilnya, membuka buku besar yang dimana ada banyak foto mini disana, " dia.... yang tadi aku lihat, ada hubungan apa dia dengan Azuma " .
Keesokan hari nya seperti biasa, Aruna berangkat seorang diri menuju sekolahnya , setelah pukang sekolah ia langsung memanfaatkan jam istirahat nya, menuju lantai atas.
karena sedang siang cahaya di lantai itu menjadi terang, karena Aruna membuka gorden, setiap kamar ia jelajahi dan tak ada apapun, sampai pada kamar tempat pemerkosaan Ningsih, ia terus mencari sampai ia menemukan sesuatu yang janggal , sebuah buku diary Holstein.
Aruna mengambilnya lalu buru buru kebawah, selepas kepergiannya sosok bertopeng muncul dengan mata biru menatap kepergian Aruna yang menghilang.
Aruna keluar dengan mengendap ngendap " Aruna " Aruna mematung segera menyembunyikan diary di balik baju tebalnya " iya tuan" harlen merasakan gelagat aneh dari muridnya " kamu tidak istirahat " .
Aruna tersenyum " aku masih punya waktu 30 menit lagi, bukan jadii aku hanya merenggangkan kaki" harlen percaya begitu saja, ia meninggalkan Aruna dan kembali pada pekerjaannya.
Aruna melanjutkan langkahnya belum alama berjalan " Aruna " romeo, carsen, Delano memanggil dengan kompak, memanggil Aruna untuk ikut bermain basket, Aruna menggeleng melanjutkan langkahnya menuju rumah kecilnya.
" dia kenapa" tanya Delano.
" entahlah " kata romeo mereka melanjutkan main basket.
Aruna terus berjalan dengan terburu buru " bahkan malina yang duduk di balkon kamarnya sambil menyeruput teh merasa pergerakan Aruna seperti maling" ada apa dengan gadis itu" tanya malina pada lena.
" saya rasa, ia semakin waspada setelah kematian kakaknya nyonya" malina mengangguk seraya menyeruput tehnya " tapi mana mungkin musuh masuk ke kandang lawannya " malina merasakan ada yang di sembunyikan oleh Aruna.
Lena juga menatap pergerakan Aruna yang sepertinya menyembunyikan sesuatu .
Akhirnya Aruna sampai di rumah kecilnya, dan ia langsung membuka buku yang di pegangnya, ia membuka satu persatu lembaran buku itu, ia mengernyitkan dahinya " tulisannya mana, kok ngak ada " Aruna baru ingat pasti, buku ini di tulis dengan pensil yang ajaib.
Aruna mengambil lilin lalu menyalakannya, dengan cepat ia menaruh kertas buku itu di depan lilin yang menyala dan terdapatlah tulisan tangan disana.
nama ku Holstein, aku adalah anak yang tak ingin di perlihatkan oleh orang tuaku, hanya adikku yang di tunjukkan pada dunia dan dia adalah anak tunggal di mata dunia tapi sebenarnya dia adalah anak bungsu, aku memiliki masalah, seperti itulah katanya, tapi aku sama sekali tak menemukan masalah apapun pada diriku.
Bersambung