Roy laki laki berusia 23 tahun yang baru saja terkena PHK, mencoba mencari pekerjaan baru namun tidak kunjung dia dapatkan. Kerasnya ibu kota membuat Roy harus bertahan dengan segala cara. Apa lagi dia adalah seorang perantauan. Apakah Roy bisa bertahan??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cy_Ud, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dipaksa Menikah
Roy mengambil posisi di atas ranjang setelah Amel meninggalkannya untuk mengganti bajunya. Tak butuh waktu lama Amel telah kembali dengan semua perlengkapan yang dibutuhkan. Roy kini telah melepaskan bajunya dan berbaring telentang. Begitu Amel baru saja akan memulai pekerjaannya, seketika Amel terkejut.
Luka bekas operasi Roy kembali menganga dan cairan merah segar mengalir. Dengan sigap Amel melakukan tugasnya dengan rasa bersalah Amel menitikkan air mata.
"Kamu kenapa menangis Mel??" Ucap Roy melihat gadis manis itu terisak.
"Maafin aku ya Mas, gara gara ulah aku tadi Mas jadi kayak gini. Lukanya Mas kembali terbuka karena mengangkat aku tadi dan ini harus di jahit lagi. Maafin akunya Mas," tukas Amel dengan rasa sesalnya atas kelakuannya tadi.
"Ngak apa apa. Sudah kamu jangan nangis lagi. Segera selesaikan jahitannya sebelum tante Tati datang. Nanti bisa bisa dia marah sama kamu, apa lagi kalau lihat kamu nangis bisa macam macam pikirannya," sanggah Roy menenangkan Amel dan masih membersihkan luka Roy.
Amel melanjutkan pekerjaannya dengan baik. Dan pendarahan Roy telah berhenti, perban pun telah diganti. Roy kemudian beristirahat dan Amel beranjak keluar untuk membersih dan mensterilkan peralatannya.
Tak berselang lama tante Tati datang, begitu masuk dia melihat pintu kamar Roy terbuka dan terlihat pemuda tampan yang telah membangkitkan gelora jiwanya sedang berbaring dan terlelap. Dia urung untuk menganggu dan segera menemui Amel.
Saat tante Tati sedang bicara dengan Amel, Roy datang menghampiri.
"Lagi ngomongin apa Tan serius benar kayaknya." Ucap Roy sambil berdiri disudut ruangan dekat kedua wanita itu bicara. Spontan tante Tati dan Amel kaget karena mereka sedang bicara serius.
"Eh kamu kok dah bangun aja Roy, apa kamu sudah lama pulang???" Ucap tante Tati dengan menoleh kearah Roy yang tidak jauh dari dirinya berada dan hanya dibalas dengan senyum manis oleh Roy. Tapi Amel tidak berani menatap wajah Roy.
Setelah bicara dengan Amel tante Tati menghampiri Roy yang berada di ruang tengah menonton Tv yang acaranya tidak jelas.
"Gimana urusan mu tadi Roy, apa kata pemilik mobil itu. Apa dia meinta ganti mobilnya??" Ucap tante Tati begitu menghampiri Roy dengan membawa dua cangkir berisi coklat panas di tangannya.
"Aman tan, pemilik mobil tidak minta ganti karena mobilnya sudah ketemu tan," jawab Roy seadanya dan memandang pada wanita berusia 41tahun itu yang telah duduk di sampingnya.
"Ketemu...mobilnya ketemu dimana?? tukas tante Tati setelah meneguk coklat panas yang tadi dia bawa.
"Tadi aku ketemu lagi sama orang yang waktu itu aku tolong tan. Ternyata mobil itu ada sama mereka dan mengembalikannya pada ku jadinya ya aman. Hanya saja sekarang aku jadi pengangguran lagi," ucap Roy menceritakan singkat.
Keduanya lanjut bercerita dan Roy minta izin agar dibolehkan untuk balik kekontrakannya. Meski luka diperut masih terasa sakit namun Roy menyembunyikannya dari tante Tati.
Tante Tati menginginkan agar Roy tetap tinggal di apartementnya dan tidak perlu balik lagi ke kontrakan yang sebelumnya dia tempati, namun Roy menolak secara halus. Dengan sedikit perdebatan akhirnya tante Tati mengizinkan Roy untuk balik ke kontrakannya.
Dan mereka berdua terus berbincang sambil bercanda bahkan sesekali Roy menggombali tante Tati yang membuat keduanya seperti sepasang kekasih. Keakraban Roy dan tante Tati di perhatikan Amel di sudut ruangan yang membuat Amel merasa cemburu.
*******
Dikediaman Norman semuanya baru saja selesai makan malam. Baskoro ayah Norman masih berada dirumah putranya tersebut. Sedangkan Clara kini telah kembali tinggal dengan meraka jadi keluarga itu sudah komplit kembali.
"Ra.. bagaimana dengan rencana pertunangan mu dengan putra dari Permana, sudah sejauh mana persiapan kalian??" Ucap Baskoro saat mereka berkumpul semua diruang keluarga.
"Batal kek.. aku telah putus dengan dia. Aku tidak bisa hidup bersama dengan orang yang suka selingkuh," jawab Clara santai yang duduk disamping ibunya, namun tidak menoleh kearah kakeknya yang bertanya dan asyik dengan gaway di genggamannya.
"Putus??? Dari awal Papa memang tidak setuju dengan kamu menjalin hubungan dengan anak itu. Kalau masalah selingkuh itu memang sudah turunan karena Permana sendiri merupakan orang yang demikian," timpal Norman dengam senyum bahagianya karena anaknya telah memutuskan sendiri hubungan dengan putra dari relasi bisnisnya.
"Itu tandanya tuhan masih sayang kamu Ra. Cepat diperlihatkan bagaimana aslinya kelakuan dari calon suami kamu itu," sahut Baskoro yang juga ikut senang karena cucu satu satunya itu tidak lagi bersama dengan pemuda bernama Vino itu.
Sebenarnya antara ayah dan kakeknya tidak suka Clara menjalin kasih dengan Putra tunggal kolong merat bernama Feri Kusuma Permana itu. Bukan tanpa alasan, tapi karena kelakuannya.
Sebenarnya Norman sudah memantau gerak gerik dari mantan kekasih putri semata wayangnya itu sejak lama, tepatnya saat Clara dengan jujur mangatakan berpacaran dengan Vino pada ibunya.
Vino yang telah dimanjakan dengan uang sejak dini, sudah terbiasa semua kemauannya di dapatkannya. Ditambah Vino sering dilaporkan oleh anak buah Norman sering membawa perempuan muda ke apartement pribadinya. Tentu saja hal membuat Norman hilang simpati kepadanya. Ditambah Norman yang juga kenal dekat dengan ayah Vino karena mereka sering terlihat kerja sama bisnis.
Feri Kusuma Permana adalah teman dari ayah Clara sewaktu masih sama sama menuntut ilmu di sebuah universitas. Sifat buruknya dari dulu telah lama Norman tahu. Apa lagi ayah dari mantan kekasih anaknya itu juga memperkenalkan Vino pada dunia dibawah pusar wanita sejak berusia dini. Hal itulah yang membuat Norman tidak suka jika Clara putri tunggalnya menjalin asamara dengan anak dari kawannya itu.
"Tapi sekarang aku sedang tidak mau memikirkan hal itu. Aku sedang menikmati kesibukan dalam berkarier", jawab Clara.
"Sekarang usia mu sudah makin bertambah, kakek rasa sudah waktunya kamu menjalin hubungan dengan seseorang yang bisa menjadi imam mu. Karena jangan sampai kamu seperti tante mu yang lebih memilih untuk hidup sendiri." Tukas Baskoro sambil melepaskan asap putih dari rokok yang dia isap.
"Tapi kek.....", ucapan Clara terhenti saat kakeknya mengkat tangan dengan lima jarinya mengembang.
"Kakek beri kamu waktu tiga bulan untuk menemukan laki laki yang sesuai dengan keinginan hati mu dan jadi menantu dirumah ini. Kalau dalam tiga bulan belum juga kamu temukan maka kami harus terima jika kakek jodohkan dengan seseorang pilihan kakek!!!!", tukas Baskoro tegas.
Norman dan istrinya Nani hanya diam karena wajah ayahnya terlihat serius dan tidak main main. Sedangkan Clara sudah tentu menolaknya karena bagaimana pun dia tidak mau dijodohkan membayangkan hidup dengan orang yang tidak dia kenal.
"Hal itu berlaku dari sekarang, karena setelah kamu menikah maka kamu akan langsung jadi Ceo diperusahaan kita. Namun jika kamu belum mendapatkan dalam kurun waktu yang kakek tentukan dan menolak kakek jodohkan maka jangan salahkan kakek jika semua fasilitas mu kakek cabut dan berhenti dari pekerjaan kamu sekarang!!!", ucap Baskoro tegas dan langsung bangkit dari duduknya.
Sedangkan Clara yang mendapat ulti dari kakeknya hanya bisa diam. Dia tidak tau harus berbuat bagaimana. Sedangkan ayahnya sepertinya mendukung keputusan kakeknya.
"Kamu yang sabar ya nak. Akan ada hikmah dari semua ini," ucap bu Nani sambil memeluk anak gadisnya yang mulai meneteskan air mata walau tanpa suara.
***NEXT>>>
akan terus diusakan kak.../Smile//Smile//Smile/