Suaminya ketahuan selingkuh dan anak yang dikandungnya meninggal adalah petaka yang paling menyedihkan sepanjang hidup Belcia. Namun, di saat yang bersamaan ada seorang bayi perempuan yang mengira dia adalah ibunya, karena mereka memiliki bentuk rambut yang sama.
Perjalanan hidup Belcia yang penuh ketegangan pun dimulai, di mana ia menjadi sasaran kebencian. Namun, Belcia tak memutuskan tekadnya, menjadi ibu susu bagi bayi perempuan yang membuatnya jatuh cinta pada pandangan pertama.
Penasaran dengan kisah Belcia? Ayo kita ikuti di novel ini🤗
Jangan lupa follow author💝
Ig @nitamelia05
FB @Nita Amelia
TT @Ratu Anu👑
Salam Anu 👑
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ntaamelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12. Ibu Susu Tetap
Pagi-pagi sekali Belcia sudah bergegas bangun dan siap untuk pergi dari rumah. Namun, baru saja hendak keluar, dia dicekal oleh seruan dari sang ayah.
"Mau ke mana kamu?" tanya Bizard sambil menelisik penampilan sang anak yang sudah rapih.
Belcia membalik badan. Dia berniat untuk kembali ke rumah sakit karena mendapat kabar kalau Leticia menangis terus, jika dibiarkan terus-menerus yang ada kesehatan bayi itu akan semakin memburuk.
"Aku mau ke rumah sakit untuk menyetorkan ASI, Pa," jawab Belcia sedikit menyembunyikan fakta.
"Sepagi ini? Bahkan kamu belum sarapan, Cia. Kemarin juga kamu sudah seharian di sana, sebenarnya ada apa?" tanya Bizard yang tak bisa dibohongi begitu saja, apalagi melihat gelagat sang anak yang tak biasa.
Belcia terdiam sejenak, mau tak mau dia harus jujur, karena kalau tidak, ayahnya tidak mungkin memberi izin.
"Putri dari orang yang Ronan tabrak masuk rumah sakit, dia membutuhkanku sekarang, Pa, aku kasihan padanya," papar Belcia.
Kening Bizard mengernyit.
"Bukankah katanya dia sudah tidak menerima donor darimu?" tanyanya, dia mendengar cerita itu dari istrinya.
"Awalnya begitu, tapi sepertinya ASI lain tidak cocok untuk Leticia, aku juga tidak mengerti—yang jelas dia hanya mau denganku, Pa, jadi biarkan aku pergi ya," jawab Belcia dengan raut memohon.
Bizard bukanlah orang yang selalu memikirkan dirinya sendiri, apalagi ini menyangkut seorang bayi. Pada akhirnya dia menganggukkan kepala.
"Papa akan mengizinkanmu, tapi jika ada masalah, bicaralah ... Papa tidak akan membiarkanmu menghadapinya sendirian," pungkas Bizard seraya mengelus puncak kepala Belcia dengan lembut.
Mendengar itu, Belcia langsung mengulum senyum dan mengangguk-angguk. Dia tahu bahwa sang ayah adalah garda terdepannya.
***
Setibanya di rumah sakit, Belcia langsung disambut oleh tangisan Leticia yang menggema. Bayi itu mengamuk dan tidak mau digendong oleh siapapun, bahkan oleh dokter sekalipun.
"Leticia, aku di sini," ucap Belcia langsung merengkuh tubuh gembul itu. Leticia bergerak tergesa, seolah hanya Belcia yang mampu menolongnya.
"Mmahh ... Heeu ... Heuu ...." Tersisa rengekan dengan lelehan air mata. Jasper yang melihat itu langsung membeku seketika, dia tidak mengerti kenapa sang anak lebih memilih orang lain ketimbang dirinya.
"Nyonya, sebaiknya jangan tinggalkan anak terlalu lama. Jika Leticia menangis terus seperti tadi, kondisinya tidak akan pulih dengan cepat," ujar sang dokter kepada Belcia, karena berpikir bahwa Belcia adalah ibu dari bayi tersebut.
"Tapi saya ...."
"Saya mengerti sebagai ibu juga pasti lelah. Tapi setidaknya kalau Nyonya ingin beristirahat, beristirahatlah di dekat Leticia. Ruangan ini kan besar dan fasilitasnya cukup lengkap," tukas sang dokter sebelum Belcia menyelesaikan kalimatnya.
"Tapi saya bukan ibunya, Dok!" tegas Belcia sambil melirik Jasper sekilas, supaya pria itu tidak berpikir bahwa dia memanfaatkan keadaan ini.
"Oh maaf. Saya pikir Nyonya adalah ibunya, karena sejak semalam Leticia tidak mau diajak dengan siapapun," jelas wanita berjas putih itu. Dia menundukkan kepala sekilas atas kekeliruannya.
"Tidak apa-apa, Dok, di sini saya hanya ibu susunya," balas Belcia sambil tersenyum dan terus mengelus punggung Leticia yang masih sesenggukan.
Leticia berhasil tenang dan sedikit demi sedikit mau menyusu. Namun, kali ini bayi itu benar-benar tak membiarkan Belcia pergi dari sisinya, bahkan di saat tidur, dia akan kembali terbangun, karena merasakan pergerakan.
Mereka benar-benar seperti ibu dan anak sungguhan.
"Nyonya Belcia," panggil Lidya yang sudah ada di sana juga.
Belcia langsung mengangkat pandangannya dan menatap Lidya dengan kerutan di dahi.
"Panggil saja namaku, Nyonya Lidya, saya sungkan sekali dipanggil seperti itu," balas Belcia.
Lidya tersenyum tipis. "Baiklah ... Belcia. Kalau boleh tahu apa keseharianmu saat ini?"
Belcia merasa bingung saat ditanya seperti itu.
"Maksudnya bagaimana, Nyonya?"
"Jika tidak keberatan, ikut pulang ke rumah dan jadi ibu susu tetap Leticia. Jadi, kita tidak perlu menjadikan rumah sakit sebagai pihak ketiga. Aku akan membayarmu!" jawab Lidya dengan tegas dan membuat Jasper langsung menatapnya dengan tajam.
"Kenapa mengambil keputusan sepihak seperti itu?" seru Jasper, karena lagi-lagi dia selalu dilangkahi. Padahal dia adalah orang yang bertanggung jawab penuh atas Leticia, dia yang berhak menentukan bagaimana mengurus bayi itu.
"Karena kamu selalu diam saja, Jas. Sejak kemarin kamu lihat sendiri kan Leticia hanya mau dengan Belcia. Menurutmu kita harus bagaimana?" balas Lidya dengan suara rendah tapi penuh penekanan. Kali ini dia tidak akan mengalah.
Jasper menutup wajahnya dengan kedua tangan. Jujur saja dia juga sangat bingung, tapi kebencian yang terlanjur menyemai di hatinya tak bisa secepat itu dihilangkan. Karena setiap melihat Belcia, dia selalu terbayang wajah istrinya.
"Kamu pasti tidak punya jawaban kan?" sambung Lidya setelah beberapa detik ini diisi oleh kesunyian. Akhirnya wanita itu menatap Belcia.
"Bagaimana denganmu, Belcia? Kamu setuju?"
"TIDAK!" jawab Belcia dengan tegas dan membuat Jasper langsung mengangkat kepalanya terperangah. "Aku tidak setuju jika harus dibayar seperti itu. Apa yang aku lakukan itu murni karena aku menyayangi Leticia. Jadi, Nyonya tidak perlu khawatir soal pembayaran. Aku juga punya uang kok."
Bukan sombong, tapi Belcia ingin menunjukkan bahwa dia tidak memiliki tujuan lain.
Mendengar itu Lidya langsung tersenyum haru. Dia berjalan mendekati Belcia dan langsung memeluk wanita itu.
"Terima kasih, Belcia. Terima kasih sudah mengorbankan waktu dan tenagamu untuk cucuku," ujar Lidya dan langsung dibalas usapan Belcia. Kedua wanita itu tidak peduli lagi bagaimana respon Jasper. Bagi mereka yang terpenting adalah Leticia.
***
Setelah keadaan Leticia membaik, bayi itu sudah diperbolehkan untuk pulang. Namun, saat itu Jasper ada meeting di perusahaan. Jasper meminta agar supir menjemput, tapi ternyata Marteen juga datang.
"Lho kok sudah rapih? Leticia sudah boleh pulang ya?" ujar Marteen saat menyambangi ruangan ponakannya, seperti janjinya dia membawa banyak mainan.
"Iya, Tuan, supir juga sudah jemput ke sini," balas Maria sambil merapikan barang-barang. Sedangkan Lidya sedang mengurus administrasi.
Pandangan Marteen beralih ke arah Leticia yang sedang bercanda dengan Belcia, akhirnya bayi itu bisa tertawa lagi.
"Bilang saja tidak perlu, aku yang akan mengantar kalian pulang," pungkas Marteen seraya menghampiri Leticia yang sedang dipangku.
"Sayang, karena kamu sudah sembuh, Om bawa banyak mainan sebagai hadiah. Ayo kita pulang!" ajak Marteen dengan mata berbinar.
Belcia dan Maria saling tatap. Dan akhirnya Maria yang buka suara.
"Oh iya, nanti biar saya yang hubungi supir."
Akhirnya hari itu mereka pulang bersama Marteen. Sesekali pria itu mencuri pandang dari balik kemudi, penasaran dengan latar belakang Belcia. Jika Belcia bisa jadi ibu susu, artinya wanita itu juga punya anak 'kan?
***
Lempar votenya gaess💃💃💃
setelah dia tau kronologi kecelakaan itu.jaspeer jdi kerasukn jin baik/Facepalm/
kamu tembulu yaaaa....
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣