NovelToon NovelToon
HAJ Kesempurnaan Kehampaan

HAJ Kesempurnaan Kehampaan

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Identitas Tersembunyi / Dunia Lain / Kutukan
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: Mult Azham

kehampaan dan kesempurnaan, ada seorang siswa SMP yang hidup dengan perlahan menuju masa depan yang tidak diketahui,"hm, dunia lain?hahaha , Hmm bagaimana kalau membangun sebuah organisasi sendiri, sepertinya menarik, namanya... TCG?"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mult Azham, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

KEKUATAN 3

Setahun sebelum Azam mengenal HAJ

Guild Blue merasa terancam dengan keberadaan TCG yang semakin kuat. Setelah beberapa kali gagal mengusir mereka, pemimpin Guild Blue mulai mempertimbangkan opsi yang lebih ekstrem.

...----------------...

Markas Guild Blue – Ruang Rapat Rahasia

Di dalam ruangan yang diterangi cahaya redup, beberapa anggota inti Guild Blue berkumpul. Pemimpin mereka, seorang pria berusia sekitar 40-an dengan jubah biru tua, mengetuk-ngetukkan jarinya ke meja.

"Sepertinya kita harus memanggil kultivator yang lebih tinggi untuk menangani ini," katanya, suaranya penuh ketegangan. "Aku tidak menyangka mereka benar-benar TCG yang asli."

Salah satu bawahannya, seorang pria bertubuh kurus dengan wajah penuh keraguan, berbicara, "Tapi bos, kalau kita memanggil kultivator tingkat tinggi, biayanya pasti sangat besar. Apa kita benar-benar perlu melakukan ini?"

Pemimpin Guild Blue mendengus. "Siapa yang peduli soal uang? Jika kita tidak bertindak sekarang, pengaruh mereka akan semakin besar. Semakin lama kita menunggu, semakin sulit untuk menyingkirkan mereka."

Bawahannya akhirnya mengangguk, lalu bertanya, "Baik, kalau begitu... siapa yang akan kita panggil?"

Suasana ruangan menjadi sunyi. Mereka semua tahu bahwa jika mereka ingin menangani TCG, mereka butuh seseorang yang bukan hanya kuat.

"Ada satu orang yang bisa kita hubungi," pemimpin Guild Blue berkata pelan. "Tapi kita harus memastikan dia setuju sebelum dia tahu siapa lawannya."

......................

kantor cabang TCG Korea

Suasana di dalam kantor cabang TCG semakin memanas. Beberapa anggota Guild Blue berdiri di ambang pintu dengan wajah penuh keyakinan, seolah kemenangan sudah ada di tangan mereka.

"Apa kalian kira ini akan berakhir begitu saja? Kalian pasti tahu konsekuensi dari perbuatan kalian!" Salah satu anggota TCG berkata dengan nada tajam, matanya menyala penuh kemarahan.

Sebelum salah satu anggota Guild Blue bisa menanggapi, para anggota TCG mulai keluar satu per satu dari berbagai sudut ruangan. Langkah mereka berat, menunjukkan kesiapan untuk bertarung.

Lalu, seseorang melangkah ke depan.

Abang 2.

Melihat sosoknya, beberapa anggota TCG langsung menundukkan kepala sedikit sebagai tanda hormat.

Salah satu orang dari Guild Blue menyeringai. "Jadi, kau yang memimpin di sini?"

Sebelum jawaban keluar, seseorang dari belakang anggota Guild Blue melangkah maju.

Sosok itu tinggi, berselimut aura yang begitu kuat hingga udara di ruangan terasa bergetar. Matanya kosong, ekspresi bosan, seakan kehadiran mereka hanyalah gangguan kecil dalam harinya.

Ranah: First Soul Transcender – Low.

Seketika, tekanan energi memenuhi ruangan, menyesakkan paru-paru siapa pun yang ada di dalamnya. Beberapa anggota TCG menegang, tubuh mereka mulai kehilangan kendali.

Salah satu anggota TCG bereaksi cepat.

DOR!

Peluru melesat lurus ke kepalanya.

Namun, suara benturan kecil terdengar, seolah peluru itu hanya mengenai dinding tak terlihat sebelum jatuh ke lantai.

Tak terpengaruh.

"Apa...?!" Mata penembaknya melebar.

Para anggota TCG segera bergerak. Mereka sudah bersiap menghadapi situasi seperti ini—senjata api telah disembunyikan di berbagai tempat di kantor. Dari dalam meja, dispenser, hingga dapur kantor.

AK-47, M4, berbagai senapan otomatis—semua dikeluarkan dalam hitungan detik.

Guild Blue terkejut.

"Bagaimana... Kalian bisa membawa semua itu?!" Salah satu dari mereka berteriak.

Namun, perintah sudah diberikan.

BRRRRRT! TATATATATA!

Rentetan peluru menghujani tubuh sang kultivator.

Namun...

Tidak ada satu pun peluru yang mengenainya.

Seolah-olah ada dinding tak kasat mata yang menangkis semuanya.

Ia menarik napas pelan, lalu meningkatkan tekanannya.

GRAAAGH!

Udara mendadak terasa seperti menekan dari segala arah. Anggota TCG yang masih berdiri merasakan tubuh mereka terhuyung, sementara yang lainnya langsung berlutut, seolah gravitasi di tempat itu meningkat berkali-kali lipat.

"Jujur, aku tidak tega dengan kalian."

Suara sang kultivator terdengar ringan, tapi ada nada keangkuhan di dalamnya. Mata bosannya menatap anggota TCG yang berlutut.

"Kalian hanya perlu menyerah dan pergi."

Tekanan udara yang menekan tubuh mereka tiba-tiba menghilang.

Para anggota TCG saling bertukar pandang, memberi isyarat satu sama lain. Mereka tidak bisa melawan.

Abang 2 menarik napas dalam, mencoba menenangkan dirinya.

"Baik, kami akan pergi."

Kata-katanya terdengar berat, tapi penuh ketegasan.

Sang kultivator menoleh ke belakang. Para anggota Guild Blue juga masih berlutut, wajah mereka penuh keringat.

Ia menyeringai.

"Baiklah, tugasku sudah selesai sekarang."

Tanpa basa-basi, ia berbalik dan berjalan keluar ruangan.

"H-Hey! Kamu Pergi ke mana?!" Salah satu anggota Guild Blue panik.

Sang kultivator hanya melambaikan tangannya tanpa menoleh.

"Tugas selesai. Sisanya urusan kalian."

Sunyi.

Salah satu anggota Guild Blue menelan ludah, menatap anggota TCG yang mulai berdiri dengan tubuh lemas.

"Kalian dengar itu? Pergi sekarang!"

Abang 2 menghela napas, lalu berbicara dengan tenang.

"Kamu tidak perlu panik. Kami, anggota TCG, tidak mengingkari perkataan kami."

Tanpa ada pilihan lain, TCG mulai mengemasi barang-barang mereka, meninggalkan kantor cabang tersebut.

...----------------...

Sebenarnya, TCG bisa saja mengerahkan beberapa kultivator untuk mengatasi Guild yang semena-mena. Tapi setelah mempertimbangkan untung dan rugi, mereka memilih untuk tidak bertindak.

"Selama mereka tidak selalu mengganggu keberadaan kita, masih bisa ditoleransi," demikian keputusan yang dibuat oleh para petinggi TCG.

Mereka tahu, Guild tidak punya masa depan yang jelas. Tidak perlu mengotori tangan untuk sesuatu yang akan hancur dengan sendirinya.

......................

......................

Beberapa Bulan Kemudian...

Hari berganti hari, bulan berganti bulan. Tanpa arah dan tujuan yang jelas, satu per satu Guild mulai kehilangan fungsinya.

Azam membaca koran di tangannya. Berita utama di halaman depan menyoroti bagaimana Guild-guild besar mulai runtuh satu per satu.

Ia meletakkan korannya di meja. Matanya menyipit, menatap ke luar jendela rumahnya yang luas. Langit tampak cerah, tapi pikirannya terasa mendung.

"Manusia zaman sekarang... semakin hari rasanya semakin mundur."

Lalu, tanpa peringatan, sebuah pemikiran muncul.

"Atau... mungkinkah karena aku tidak punya anak?"

Kenapa aku tiba-tiba berpikir tentang anak?

Azam menggumam pada dirinya sendiri. Ia tidak terlalu terkejut dengan nasib para Guild. Bagi kebanyakan orang, ini mungkin terlihat seperti kejatuhan alami. Namun, bagi Azam, ada sesuatu yang terasa tidak benar.

Tanpa perubahan besar, Guild memang akan bangkrut. Tapi… tidak semudah itu.

Guild telah menguasai pasar sejak lama, memonopoli sektor-sektor penting yang bahkan pemerintah sulit kendalikan. Mereka memiliki koneksi, dan sumber daya.

Jadi, bagaimana bisa mereka jatuh begitu cepat?

Azam mengerutkan kening.

Mereka bahkan berani memanfaatkan para kultivator untuk kepentingan bisnis mereka. Apa mereka tidak takut mati? Atau mereka memang tidak berpikir sampai ke situ?

Beberapa hari berlalu. Di berita internasional, pemerintah pun mengambil keputusan besar:

"Tidak ada lagi anggaran untuk sesuatu yang tidak menghasilkan."

Dampaknya langsung terasa.

Di Eropa, Guild mulai melakukan PHK besar-besaran terhadap para kultivatornya.

Di Amerika, nasib mereka tidak jauh berbeda.

"Mereka hanyalah beban. Kita tidak butuh mereka."

Begitulah suara para pejabat yang mengutamakan efisiensi.

Namun, ada sesuatu yang aneh.

Tidak ada yang membahas tentang pasar yang telah dimonopoli oleh Guild.

Azam memejamkan mata sejenak.

"Ini bukan sekadar kegagalan bisnis biasa."

Ini cara mereka untuk mengurangi pengeluaran, membuang kultivator seperti sampah begitu mereka tak lagi menguntungkan.

Ia membuka matanya.

"Menarik," ucap Azam, tersenyum kecil.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Mungkin ada yang bertanya-tanya, kenapa para kultivator tidak bersatu di satu tempat saja?

Jawaban yang Azam dengar dari Arkan

"Karena mereka hanya ingin bersenang-senang."

Bagi para kultivator, Bumi ini terlalu kecil.

Mereka bebas berpindah dari satu tempat ke tempat lain.

Tanpa keterikatan, mereka berjalan tanpa arah.

Apalagi bagi mereka yang sudah melampaui Ascended Mortal, kebutuhan makan dan minum sudah bukan masalah.

Jika pun butuh, mereka bisa berburu sendiri, tidak bergantung pada manusia biasa.

Itulah mengapa kultivator tersebar di berbagai belahan dunia.

Menurut kesaksian Arkan, para kultivator terbagi menjadi beberapa kelompok saat mereka jatuh ke bumi.

"Itulah sebabnya mereka berada di daerah yang berbeda-beda."

Keluarga Arkan dan kelompoknya menetap di Amerika, sementara yang lain bertebaran ke seluruh penjuru dunia.

......................

Setelah Arkan Membimbing Yorde dan yang Lainnya

Di luar penjara, udara terasa lebih dingin dari biasanya. Azam berdiri di depan Arkan, menatapnya.

"Kenapa kamu tidak mengatakannya sekarang? Siapa yang membawa kalian ke dunia ini?"

Arkan tetap diam. Ekspresinya sulit dibaca.

Azam menghela napas, lalu melanjutkan.

"Dan... apakah kalian yang menyebabkan orang-orang koma dan tak sadarkan diri? Atau ada orang lain di balik ini?"

"Seharusnya kamu menjelaskan semuanya padaku, Arkan."

Arkan sedikit menunduk, seperti ragu untuk berbicara.

"Bukan aku tidak mau... tapi lebih baik kalian tidak ikut campur dalam masalah ini."

Azam menyipitkan mata. Jawaban itu tidak memuaskannya.

Apa yang begitu berbahaya sampai Arkan merasa mereka tidak boleh ikut campur?

Tapi sebelum Azam bisa mendesak lebih jauh, ia teringat sesuatu—mimpinya.

Sudah bertahun-tahun ia tidak bermimpi, tetapi entah kenapa belakangan dia bermimpi kembali.

Dalam mimpi itu, ada sesuatu… sesuatu yang membencinya.

Sebuah makhluk yang asing, tak dikenal, namun kehadirannya begitu nyata.

Dari semua yang ada dalam mimpi itu, hanya satu kata yang Azam ingat dengan jelas dari makhluk tersebut: HAJ.

1
Ryuu Ryugem
lanjut thor seru cerita nya
anaa
numpang singgah💐
🍁🅐🅝🅖💃🆂🅾🅿🅰🅴⓪③❣️
mampir
Daisuke Jigen
Senang banget bisa menemukan karya bagus kayak gini, semangat terus thor 🌟
Paola Uchiha 🩸🔥✨
Ngakak guling-guling 😂
Gái đảm
Waw, nggak bisa berhenti baca!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!