Gelora Hasrat Atasanku
"Mulai hari ini Anda sudah boleh bekerja, Nona. Ruangan Anda ada diluar ruangan Pak CEO, saya harap Anda bisa bekerja sama dengan baik bersama kami." Ucap seorang pria yang merupakan asisten pribadi dari Perusahaan tempat Alana melamar pekerjaan ini.
Sudah lama Alana menunggu panggilan tentang diterimanya ia bekerja, hari ini ternyata panggilan yang sangat ia nantikan itu. Pandangan mata Alana tertuju pada tempat ia bekerja mangadu nasib nanti.
"Akhirnya aku dapat pekerjaan juga!" Alana menata semua barang-barangnya di meja kerja.
Alana adalah putri satu-satunya keluarga Jegger, seorang putri dari keluarga kaya raya. Seharusnya Alana tidak perlu bekerja di tempat lain pastinya pihak keluarga tetap mampu membiayai hidupnya. Tapi, kamus dalam kehidupan Alana adalah mandiri. Kalau diri sendiri bisa mengapa harus bergantung pada orang lain, hal itu yang membuat Alana tetap bersikukuh ingin bekerja di Perusahaan lain meskipun semua keluarga melarang.
Mata Alana sesekali melirik kearah ruangan atasan, ia penasaran seperti apa wajah atasannya. Kebetulan Alana adalah seorang sekretaris pribadi, bertemu atau bahkan bepergian dengan atasan adalah hal yang akan sering ia lakukan nanti.
"Nona Alana, jika membutuhkan sesuatu bisa katakan kepada saya." Ucap Wendi, dari awal Alana mendaftarkan diri di Perusahaan Alexander pria itu memang selalu membantunya dalam hal apapun.
"Baik, Pak. Senang bekerja sama dengan Anda," Respon Alana sembari menundukkan kepalanya, ia tersenyum manis mendapatkan rekan kerja yang lumayan tampan seperti Wendi.
"Persiapkan dirimu untuk berkenalan dengan Tuan, beliau akan segera datang sebentar lagi." Wendi memberikan arahan lalu pergi menuju lift, mungkin atasan mereka sudah berada di lantai bawah.
Langsung Alana mengambil cermin kecil yang selalu ada di tasnya, ia merapikan rambut yang sedikit berantakan. Melihat jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 10:00, jam hampir siang begini atasan mereka baru datang.
"Ah, mungkin karena dia memiliki istri dan anak jadi berangkat ke Kantor siang begini.." Gumam Alana di dalam hati.
Alana sedikit tahu tentang Atasannya ini, itupun dari para karyawan yang bergosip. Kata mereka jika atasan tampan dan gagah, sayangnya sudah memiliki istri dan anak. Sebenarnya Alana tidak terlalu peduli tentang seperti apa wajah atau bahkan status atasannya. Yang terpenting bagi Alana adalah pekerjaannya lancar dan mendapatkan uang itu saja.
Suara pintu lift terbuka membuat fokus Alana berpindah pada satu tujuan yaitu arah lift. Terlihat pria dengan memakai pakaian serba hitam keluar dari sana, wajahnya masih menyamping karena bicara dengan Wendi. Alana ingin terus memperhatikan tapi malah kunci mobilnya jatuh, terpaksa Alana harus berjongkok untuk mengambil kunci tersebut.
Disaat kunci mobil sudah berhasil Alana ambil malah mendengar langkah kaki tegas yang sangat dekat dengannya. Kepala Alana mendongak, tapi ia tidak berani terus melihat keatas. Jadinya Alana mencoba bangkit, ia menunduk hormat dulu lalu kembali mengangkat wajahnya penuh percaya diri.
Awalnya Alana tersenyum manis tapi perlahan senyuman itu memudar tergantikan dengan ekspresi terkejut. "Astaga!" Alana membekap mulutnya sendiri, ia seakan mimpi melihat pria yang sengaja ia hindari selama lima tahun ini ada di hadapannya malah bekerja sebagai atasannya pula.
Lain dengan ekspresi atasan, Silas Alexander. Pria itu menatap Alana datar saja lebih tepatnya tanpa ekspresi, malah bingung melihat Alana yang menatapnya penuh keterkejutan.
"Kau seperti bertemu dengan hantu saja melihatku," Ucap Silas sangat dingin.
Suara yang sangat Alana rindukan, ia langsung menunduk hormat merasakan debaran jantungnya yang berdebar sangat luar biasa.
"Bodoh, Alana bodoh! Bagaimana bisa kau lupa jika memang Kak Silas adalah Alexander, kau tidak berguna Alana!" Alana tiada henti merutuki dirinya sendiri.
"Tatap wajahku!" Perintah Silas hingga Alana langsung menatapnya. Alana mencoba tidak tahu apapun lebih tepatnya merasa tidak pernah mengenal Silas. "Mari bicara di ruanganku, banyak hal yang harus kita bicarakan dan banyak juga hal yang harus kau jelaskan." Ujar Silas, ia berlalu pergi melewati Alana begitu saja.
Langsung kedua mata Alana terpejam disaat Silas sudah pergi, aroma parfum yang Silas gunakan masih sama seperti lima tahun yang lalu. Alana terduduk lemas di bangku kerjanya, ia membaca ulang dokumen perjanjian kerja. Bagaimana bisa Alana tidak membaca siapa nama atasan mereka, mengapa ia bisa se ceroboh itu?
Alana ingin pingsan saja rasanya, tiba-tiba ia terpikirkan oleh sesuatu. Yaitu tentang fakta jika Silas sudah menikah dan bahkan sudah memiliki anak, seharusnya Alana tidak perlu mengkhawatirkan apapun lagi.
"Tidak, semua sudah masalalu Alana. Yang terpenting semua perasaanmu yang ada untuk pria tua itu sudah menghilang. Itulah intinya!" Alana sangat yakin kali ini jika ia akan berhasil menghadapi Silas.
~
Disisi lain Silas terus berjalan mondar-mandir memikirkan Alana yang tiba-tiba saja muncul seperti ini. Selama lima tahun Silas terus mencari Alana tanpa henti, eh malah wanita itu muncul sendiri seakan menantang dirinya. Langkah Silas terhenti diarah jendela besar, kedua tangannya tersimpan disaku celana.
"Wajah cantik itu masih sama seperti lima tahun yang lalu.." Gumam Silas, ingin sekali rasanya ia memeluk Alana sangat erat tadi.
Alana adalah wanita paling egois yang pernah Silas kenal, wanita yang telah membuat sosok Silas jatuh cinta. Tapi, malah pergi secara tiba-tiba hanya karna salah paham besar. Siapa sangka jika Alana akan bersembunyi selama lima tahun, bahkan tidak mudah ditemukan di manapun.
"Kau membuat kehidupanku menjadi semakin kacau, Alana. Menikah dengan wanita yang tidak aku cintai, lalu sekarang seenaknya kau muncul dengan wajah cantik itu?"
Tiada henti Silas mengumpat, pandangan matanya sudah tertuju pada pintu masuk sekarang. Ia masih menunggu Alana untuk masuk, banyak hal yang perlu Silas tanyakan.
"Mengapa kau pergi secara tiba-tiba lima tahun yang lalu, Alana?"
"Mengapa kau menghindari aku hanya karna mendengar berita tentang aku yang menikahi Nadia?"
"Mengapa kau sudah pergi tanpa tahu perasaanku yang sebenarnya?"
"Kenapa kau pergi dariku dengan cara paling egois seperti itu?!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
CintaAfya
kk mampir di sini...
wow permulaan cerita yg bagus.. terus semangat utk berkarya dan update nya
2024-12-20
1
Erfin Magdalena Murti
semangat 💪💪 aku suka walau baru up tapi udah dapat alur cerita nya 😍🤩💞🥰
2024-12-20
1
muna aprilia
lanjut kan
2025-01-12
0