NovelToon NovelToon
Dicintai Ipar Sendiri

Dicintai Ipar Sendiri

Status: sedang berlangsung
Genre:Beda Usia / Cerai / Selingkuh / Janda / Cinta Terlarang / Berondong
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: Serena Muna

Mengisahkan Keyla Ayunda seorang janda yang baru saja kehilangan saja kehilangan suaminya namun harus menghadapi kenyataan bahwa sang adik ipar rupanya menyimpan perasaan padanya. Drama pun terjadi dengan penuh air mata.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Serena Muna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hidup Terus Berjalan

Setelah ia menekan tombol unggah, Keyla merasa lega sekaligus hampa. Ia sudah kembali. Keyla sang vlogger sudah bangun, tetapi Keyla sang wanita masih terkapar di lantai.

Dalam beberapa jam, video itu meledak. Jutaan penonton membanjiri kolom komentar dengan ucapan belasungkawa, dukungan, dan antusiasme atas kembalinya sang idola. Keyla menghabiskan sisa harinya merespons komentar, mempromosikan produk, dan kembali tenggelam dalam irama kerjanya yang padat—sebuah cara yang brutal untuk mengalihkan pikirannya dari Ardito, Zehra, dan terutama, Rezi.

****

Jauh dari rumah Keyla, di lantai atas sebuah gedung perkantoran mewah, Rezi duduk di depan tiga monitor. Ia tidak lagi mengurus perusahaan keluarganya dengan fokus penuh. Sebagian besar waktunya kini dihabiskan untuk memantau data, grafik, dan laporan, semuanya berhubungan dengan satu orang: Keyla Ayunda.

Laporan harian dari bodyguard di lingkungan Keyla sudah masuk: Ny. Keyla Ayunda menghabiskan sebagian besar waktu di studio. Keluar rumah hanya untuk berbelanja kebutuhan pokok ditemani petugas.

Laporan dari Risa, manajer Keyla, juga masuk: Keyla kembali aktif. Video baru diunggah. Respon pasar sangat positif. Tapi dia masih terlihat sangat kurus.

Rezi menatap statistik video terbaru Keyla. Jumlah penonton meningkat tajam. Analitik menunjukkan bahwa publik bersimpati, tetapi juga merindukan kontennya. Ia merasa lega. Tekadnya untuk menahan diri dan mendukung dari jauh telah membuahkan hasil. Keyla bergerak.

Namun, di tengah semua data positif itu, muncul satu masalah kecil. Jenama kosmetik pesaing, yang selama ini mencoba merebut kontrak Keyla, memanfaatkan momen ini untuk menyebarkan desas-desus halus di kalangan internal industri bahwa Keyla “tidak stabil” dan “tidak dapat diandalkan.”

Mata Rezi menyipit. Kemarahan murni membakar dadanya. Tidak akan.

Ia segera menghubungi private investigator yang ia sewa khusus untuk Keyla.

"Aku ingin kau selidiki Jenama X,” perintah Rezi, suaranya rendah dan tajam. “Cari tahu setiap detail, setiap pelanggaran. Aku ingin mereka tahu bahwa ada harga yang sangat mahal untuk mencoba menyakiti Keyla di masa-masa sulitnya.”

Setelah menyelesaikan instruksinya, Rezi bersandar di kursinya, menghela napas panjang. Itu bukan lagi hanya perhatian seorang ipar, itu adalah proteksi seorang pelindung yang posesif. Keyla telah memintanya untuk berhenti, tetapi bagaimana mungkin ia berhenti ketika ia melihat Keyla begitu rentan?

“Dia mengira dia membangkitkan dirinya sendiri,” gumam Rezi, matanya terpaku pada screenshot Keyla yang tersenyum canggung di layar monitor. “Padahal, dialah yang membuatku tetap waras. Dia memberiku alasan untuk bernapas. Dan aku tidak akan membiarkan siapa pun merusak itu.”

Keinginan Rezi untuk menjaga Keyla kini telah berubah menjadi sebuah obsesi yang tenang, sebuah kebutuhan yang fundamental. Ia telah meruntuhkan hidupnya sendiri, dan kini, satu-satunya bangunan yang tersisa adalah Keyla. Ia harus memastikan bangunan itu berdiri tegak, tak tersentuh oleh badai. Ia akan menjadi fondasi yang Keyla benci, tetapi Keyla butuhkan. Ia akan menjadi bayangan yang mengamankan setiap langkah Keyla.

Rezi tahu ia melakukan hal yang menjijikkan—mengamati Keyla, mengendalikannya dari balik layar. Namun, setiap kali ia melihat senyum palsu Keyla di layar, dorongan untuk maju, untuk melindunginya, terasa lebih kuat daripada rasa bersalahnya pada Zehra. Dia sudah tidak punya jalan kembali. Satu-satunya jalan baginya adalah maju ke Keyla, seolah Keyla adalah satu-satunya tujuan yang tersisa dalam hidupnya.

****

Beberapa minggu berlalu sejak Keyla kembali aktif. Dunia beauty vlogging menyambutnya dengan tangan terbuka. Video-videonya melonjak naik, seolah memanfaatkan momentum emosional dari kembalinya ia setelah duka. Kolom komentar penuh dengan pujian, dukungan, dan tentu saja, endorsement produk.

Keyla kini tenggelam dalam kesibukan. Meja riasnya kembali dipenuhi produk baru untuk diulas. Kamera kembali menyala setiap hari. Rutinitas yang padat ini ternyata menjadi obat yang paling efektif. Perlahan tapi pasti, rasa sakit atas kepergian Ardito mulai pudar, digantikan oleh fokus pada pekerjaan, pada brand Keyla Ayunda yang harus ia pertahankan.

"Ini benar-benar rekor, Key,” Risa, manajernya, berkata dengan suara antusias melalui sambungan telepon. “Aku tidak tahu apa yang kau lakukan, tapi sejak video ‘Mencoba Bangkit’ itu, engagement kita naik 40%. Kita baru saja menutup kontrak dengan Jenama Aurora, kontrak terbesar tahun ini!”

Keyla tersenyum samar, memaksakan sedikit kegembiraan yang ia rasakan. “Syukurlah, Ris. Aku hanya berusaha profesional. Kita butuh uang.”

“Bukan cuma uang, Key. Ada yang aneh. Beberapa jenama besar yang dulu sangat sulit ditembus, tiba-tiba sangat akomodatif. Seperti ada yang membersihkan jalan untukmu. Bahkan Jenama X, yang sempat menyebar rumor buruk tentangmu, tiba-tiba diam membisu. Ada apa ya?”

Jantung Keyla berdesir. Ia tahu siapa yang membersihkan jalan. Ia tahu siapa yang membungkam musuhnya. Ia tahu siapa yang membuatnya begitu mudah kembali ke puncak.

“Mungkin hanya keberuntungan, Ris,” Keyla menjawab datar, meskipun ia tahu ia sedang berbohong.

Setelah menutup telepon, Keyla berdiri di depan jendela, menatap taman yang kini terawat sempurna—tentu saja, berkat pembayaran tahunan dari R. Semua terasa terlalu sempurna, terlalu mudah. Urusan karier diurus. Urusan rumah tangga diurus. Bahkan musuh dibungkam. Keyla merasa seperti boneka yang didorong oleh tangan tak terlihat.

Ia telah menetapkan batas pada Rezi, tetapi Rezi hanya menertawakan batas itu dengan tindakannya. Dia tidak mendekat secara fisik, tetapi ia mengendalikan seluruh lingkungan profesional Keyla.

****

Keyla membuka kotak cincin Ardito, yang ia simpan di laci. Ia merasakan kerinduan yang mendalam pada suaminya, bukan hanya karena cinta, tetapi karena Ardito adalah satu-satunya orang yang tidak pernah mencoba mengendalikan dirinya. Ardito adalah partner, bukan pelindung diam yang memaksa.

“Kenapa kau harus peduli padaku, Rezi?” Keyla berbisik pada cincin itu, frustrasi. “Aku bukan urusanmu! Kau menceraikan Zehra, sekarang fokuslah pada hidup barumu!”

Keyla merasa bersalah. Ia menikmati kemudahan yang ditawarkan Rezi, tetapi pada saat yang sama, ia membenci dirinya sendiri karena menikmati privilege tersebut. Setiap kontrak besar, setiap komentar positif, terasa seperti hadiah beracun dari Rezi. Ia merasa seolah ia mendapatkan keberhasilan ini dengan mengorbankan Zehra.

“Aku harus menghentikannya,” Keyla bertekad, tetapi ia tidak tahu bagaimana. Mengkonfrontasinya lagi hanya akan membuatnya tampak seperti anak kecil yang meminta perhatian.

****

Sementara Keyla kembali tenggelam dalam gemerlapnya glamour, Zehra Magnolia menemukan ketenangan dalam hal yang paling sederhana: dapur.

Setelah proses perceraian berjalan mulus sesuai keinginannya—cepat dan tanpa drama harta—Zehra menggunakan uang tunai yang tersisa untuk menyewa sebuah ruko kecil di dekat apartemennya. Ia membuka warung makan sederhana, menamainya Dapur Magnolia.

Zehra, yang selama pernikahannya dengan Rezi hanyalah seorang ibu rumah tangga yang memiliki hobi memasak, kini menjelma menjadi pengusaha kecil yang cekatan. Ia memasak makanan rumahan yang lezat: rendang, gulai, sambal terasi—semua resep turun temurun yang selalu disukai Rezi. Ironisnya, memasak makanan yang disukai Rezi adalah cara Zehra menyembuhkan dirinya.

Berdiri di balik meja display makanan, aroma rempah-rempah yang kuat menenangkan jiwanya yang terluka. Ia sibuk melayani pelanggan yang memuji masakannya, membuat hatinya terasa hangat karena pengakuan yang tulus, bukan karena status suaminya.

“Enak sekali, Mbak. Gulai kikilnya ini resep turun temurun ya?” tanya seorang pelanggan tua.

Zehra tersenyum tulus, senyum yang sudah lama hilang. “Iya, Bu. Resep Nenek.”

Hidup barunya memang sederhana, tetapi ia merasa damai. Tidak ada lagi mata Rezi yang mencari Keyla di sudut ruangan. Tidak ada lagi kecurigaan yang merusak tidur malamnya. Ia bekerja keras, dan hasil kerjanya murni miliknya.

1
partini
baca sinopsisnya agak" gimana gitu penasaran
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!