NovelToon NovelToon
Istri Rasa Selingkuhan

Istri Rasa Selingkuhan

Status: sedang berlangsung
Genre:Dijodohkan Orang Tua / Mafia / Cinta Seiring Waktu / Tunangan Sejak Bayi / Nikah Kontrak
Popularitas:12.3k
Nilai: 5
Nama Author: Desau

Andra dan Trista terpaksa menikah karena dijodohkan. Padahal mereka sudah sama-sama memiliki kekasih. Pernikahan kontrak terjadi. Dimana Andra dan Trista sepakat kalau pernikahan mereka hanyalah status.

Suatu hari, Andra dan Trista mabuk bersama. Mereka melakukan cinta satu malam. Sejak saat itu, benih-benih cinta mulai tumbuh di hati mereka. Trista dan Andra terpaksa menyembunyikan kedekatan mereka dari kekasih masing-masing. Terutama Trista yang kekasihnya ternyata adalah seorang bos mafia berbahaya dan penuh obsesi.

"Punya istri kok rasanya kayak selingkuhan." - Andra.

"Pssst! Diam! Nanti ada yang dengar." - Trista.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 10 - Perasaan Gawat

Malam itu, setelah insiden handuk yang membuat seluruh sel-sel otaknya membeku, Andra mengurung diri di kamar. Dia duduk di tepi ranjang, menutup wajah dengan kedua tangan.

“Kenapa hidupku jadi begini…?” gumamnya dengan suara putus asa. Ia mencoba memejamkan mata. Seharusnya setelah mandi air dingin dua kali, pikirannya lebih tenang.

Tapi apa yang terjadi? Begitu kelopak mata menutup, yang muncul pertama bukan laporan keuangan, bukan wajah Ajeng, bukan pekerjaan, melainkan adegan handuk yang meluncur ke lantai itu. Langsung jantungnya memukul dada seperti drum konser.

“Astaga… STOP.” Andra mengacak rambutnya. “Itu cuma kebetulan. Cuma kecelakaan.”

Namun sayangnya, otaknya justru mengkhianatinya. Ia tidak melihat detail apa pun, Trista bergerak cepat menutup tubuhnya, tapi cukup satu detik kepanikan itu, cukup satu kilasan kulit pucat tertangkap sudut matanya, dan itu sudah cukup untuk membuat pikirannya berlari maraton.

“Kenapa aku jadi kayak gini sih…” desahnya lemas.

Andra berdiri, berjalan mondar-mandir di kamar.

“Aku harus fokus. Fokus sama Ajeng. Ajeng itu pacarku. Ajeng... Ajeng...” Tiap menyebut nama Ajeng, yang muncul justru wajah Trista yang panik sambil memegang handuk. Andra menepuk keningnya sendiri.

“Ini penyakit apa… jangan bilang ini… rasa suka?”

Ia menolak cepat-cepat. “Tidak! Mana mungkin! Itu cuma efek alkohol plus kecelakaan handuk. Hanya itu. Bukan apa-apa.”

Tapi tubuh Andra sendiri tidak setuju. Jantungnya masih berdetak cepat sampai ia merasa harus duduk lagi. Ia menutup wajah dengan bantal.

“Ya Tuhan… tolong hilangkan memori itu…”

Namun semakin meminta hilang, semakin jelas bayangan itu muncul. Dan semakin jelas bayangan itu muncul, semakin Andra merasa gila sendiri.

Keesokan harinya, Senin pagi. Jam baru menunjukkan pukul 5:30, tapi Andra sudah bangun, mandi, dan bersiap. Ia tidak mau mengambil risiko bertatap muka lagi dengan Trista. Masih terlalu banyak “bekas gempa” di otaknya yang belum stabil.

Saat keluar kamar, dia berjalan setengah mengendap-endap. Ia menahan napas melewati kamar Trista.

Pintu masih tertutup. Hening. “Bagus,” bisiknya lega.

Andra turun ke lantai bawah dengan langkah halus seperti ninja. Ia mengambil kunci mobil, dan tanpa sarapan, langsung pergi bekerja dua jam lebih awal dari biasanya.

Begitu masuk mobil, dia menepuk dada.

“Hah… aman.”

Namun, begitu mobil melaju, pikirannya justru kembali ke arah yang sangat ingin dirinya hindari.

“Astaga, kenapa memorinya kejernihan HD gini… aku bahkan nggak sengaja lihat, tapi kenapa otakku menyimpannya se-detail ini?” Andra mengeluh, menunduk sebentar di lampu merah. Ia menempelkan kening ke setir.

“Dan kenapa jantungku kayak orang jatuh cinta? STOP. Jangan lebay. Itu cuma… shock visual.”

Lampu hijau menyala. Andra menginjak gas dengan pasrah pada hidupnya yang berantakan.

Jam 7 pagi, Andra sudah duduk di kantornya. Ruangan direktur itu biasanya membuatnya merasa dewasa dan percaya diri. Hari ini? Tidak. Sama sekali tidak. Ia menghela napas panjang sebelum membuka ponsel. 30 pesan dari Ajeng.

Ajeng: Sayang kamu kenapa?

Ajeng: Kok kamu ngilang sih?

Ajeng: Kita bisa bicara?

Ajeng: Aku kangen.

Ajeng: Ayolah, jawab…

Andra duduk tegak, menegakkan bahu. Mulai hari ini, ia harus kembali normal. Dia mulai mengetik.

Andra: Maaf, aku sibuk. Hari ini ketemu yuk?

Ia kirim. Tunggu beberapa menit.nTidak ada balasan. Dirinya menggigit bibir.

“Yah… giliran aku yang butuh balasan, dia nggak jawab.”

Tiba-tiba, otaknya otomatis langsung memanggil nama lain.

“Tris—” Andra langsung memukul pipinya sendiri.

“Bukan! Ajeng! Fokusnya itu, Andra!”

Ia menegakkan punggung, menarik napas, dan mulai bekerja. Atau… berusaha bekerja. Dia bersiap presentasi dalam rapat besar pagi itu, bersama beberapa manajer divisi dan klien. Semua tampak profesional, sopan, rapi.

Andra berdiri di depan layar, memegang pointer.

“Baik, jadi proyeksi pendapatan kuartal depan menunjukkan…”

Ia berhenti sebentar. Kepalanya kosong. Tiba-tiba, kilasan handuk muncul lagi.

Andra langsung berseru spontan, “Trista—!”

Semua orang menatapnya. Andra terpaku beberapa detik.

Manajer keuangan mengernyit. “Pak? Maksudnya… Trista…?”

Andra berkedip cepat berulang kali, pipinya memanas. “A-ah! Maaf! Maksudku strategi… bukan… Trista.”

Rapat hening satu detik. Lalu semua meledak tertawa.

“Wah, pengantin baru nih!”

“Hahaha, kepikiran istri terus ya, Pak Andra?”

“Aduh lucu banget!”

Andra ingin menghilang seperti debu. “Tidak, bukan begitu, aku cuma... itu slip of the tongue,” jelasnya gugup.

Namun makin ia membela diri, makin banyak yang tertawa. Klien pun ikut tersenyum ramah.

“Santai saja, Pak Andra. Wajar. Biasanya yang habis menikah memang begitu.”

Andra menutup wajah menghadap layar presentasi, ingin membenturkan kepalanya ke tembok. Dalam hati ia menangis

'Yang kupikirkan bukan ‘istri’… tapi kecelakaan handuk, kalian semua… hiks.'

Tawa perlahan mereda, rapat dilanjutkan. Tapi fokus Andra sudah hancur. Dia salah sebut angka, salah urut slide, bahkan pointer-nya sempat ia arahkan ke dinding kosong. Dan semua itu bukan karena cinta manis pengantin baru. Tapi karena satu orang yang tidak seharusnya mengacaukan hatinya. Trista.

Semakin Andra menepis pikiran itu, semakin kuat bayangannya muncul membuatnya sadar bahwa ini bukan sekadar reaksi iseng atau rasa penasaran. Ada sesuatu yang jauh lebih dalam, lebih berbahaya, dan lebih jujur yang mulai tumbuh.

Andra menelan ludah. “…Gawat.”

1
Tiara Bella
ternyata andra sm trista bersandiwara didpn Regan....tp Regan gk percaya
Rommy Wasini Khumaidi
Andra kan merasa dia pemenangnya...oh jelas dong,dia sah dimata hukum & agama,trs Andra juga sudah mendapatkan hatinya Trista
Cindy
lanjut
kalea rizuky
regan tulus bgt lo
Cindy
lanjut
Rommy Wasini Khumaidi
terserah kamu lah thor,aku hanya berharap takdir yang baik untuk mereka.
Tiara Bella
tuh kan langsung ketemu....mafia apa sh gk bisa ditemukan ..Andra sm trista gimana itu nasibnya
Ass Yfa
bener bngt mereka suami istri tapi kayak selingkuh...huh...🤣🤣
Rommy Wasini Khumaidi
mafianya beda,mungkin ini mafia tipe kadal yang bisa dibuayaain🤣
Cindy
lanjut
Tiara Bella
nikmatin dl aja bulan madu kalian....masalah mah tunggu nanti
Cindy
lanjut
Tiara Bella
skrng senang² dl gk tw entar
Cindy
lanjut
Tiara Bella
aduh Andra santai bngt gk tw apa yg dihadapi itu mafia.....
Vike Kusumaningrum 💜
Nginap aja, biar Regan kalang kabut 🤭
Rommy Wasini Khumaidi
nggak nginep aja nih dirumah orang tua biar gk kucing²an lagi
Rommy Wasini Khumaidi
lebih pintar malingnya dong,malingnya halal untuk menyentuh dan disentuh😁
Cindy
lanjut
Tiara Bella
makan malam yg hangat dan kekeluargaan ...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!