Wajah tampan, cool, pintar juga merupakan ketua klub basket Fakultas, itulah Barra. Tak heran jika dirinya menjadi cowok idola di kampusnya. Namun semenjak duduk di bangku kuliah hingga sekarang semester 5 dirinya tak pernah menjalin hubungan serius dengan cewe manapun. Meski selalu saja ada cewe yg berusaha menempel padanya tapi tak pernah ada yg menjadi pacarnya.
Hingga seorang mahasiswi baru membuat dirinya penasaran pada pertemuan pertama mereka. Karena satu dan lain hal mereka pun menjadi dekat.
Akankah Barra jatuh cinta padanya? Mungkinkah mereka berjodoh?
Yuk ikutin kisahnya.. cerita ringan dengan konflik santai. Pokoknya lebih banyak yg manis-manisnya soalnya author ga terlalu suka kesedihan. Hehe..
Biar tambah seru baca juga kisah sebelumnya di karya “Jodohnya Caca.”
Update setiap hari Senin, Kamis
Selamat membaca…💙
Disarankan bijak dalam membaca karena banyak yg sinopsisnya hampir sama tapi isinya berbeda ^_^
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clairecha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab Delapan Belas
“Itu beneran namanya Robin?” tanya Caca.
Barra menahan tawanya melihat wajah Caca yg begitu penasaran.
“Kenapa emangnya?”
“Yaa.. keren aja! Orang mana sih?” lanjut Caca.
“Hadehhh… ga penting! Yg kaya gtuh aja ditanyain…!” jawab Barra sambil mengacak rambut Caca.
Mereka mengobrol sambil berjalan melewati lorong lagi namun kali ini dindingnya dipenuhi kaca dan tak lama sampailah mereka di ambang pintu yg digantungi tirai hiasan warna warni.
Dari sini mulai terdengar dentuman musik yg cukup keras dan juga keramaian orang mulai terlihat. Mereka melangkah masuk dengan tangan Caca masih digenggam Barra, dia berjalan mengekor di belakang Barra.
Kini jantungnya mulai berdegup kencang sekencang musik yg sedang DJ mainkan. Ternyata seperti ini dunia malam, ini yg dibilang Clubbing. Lampu berkilauan, orang-orang bergoyang mengikuti alunan musik yg berisik begitu asyik.
Caca masih berjalan mengikuti Barra dengan tangan yg menggenggam erat Barra. Menyadari hal itu Barra pun mulai menarik Caca agar berjalan di depannya dan dia mulai merengkuh tubuh Caca dari belakang melindunginya agar tak bersentuhan dengan banyak orang.
Aroma minuman keras mulai tercium saat mereka melewati meja bar. Disana pun tak sedikit pria dan wanita yg sedang duduk-duduk menunggu minumannya.
Karena berjalan di depan Caca bingung harus kearah mana. Dia tidak tau dimana teman-teman Barra berada.
“Terus aja ke depan sampai tangga diujung terus naik.” Barra pun berbisik memberi petunjuk karena melihat Caca yg celingak celinguk kebingungan.
Hembusan nafas Barra yg lembut pun menyapu telinga Caca membuatnya merasakan gelenyar aneh di hatinya. Dadanya semakin berdegup tak karuan. Untung tempatnya gelap dan ramai orang-orang pasti ga bakal merhatiin, pikir Caca.
Mereka kini mulai menaiki tangga dan sampai di pijakan terakhir Caca melihat banyak kursi dan meja yg penuh minuman beralkohol. Di paling pojok terdapat satu meja biliar dan disana sudah banyak teman Barra yg sedang bermain.
Caca mengamati orang-orang yg berada disana, hanya Dafin, Monica dan Alex teman Barra yg dikenalnya. Mereka sedang asyik tertawa dan bercanda begitu riuh bersatu dengan hingar bingar musik malam itu.
Caca mencoba melepaskan genggaman tangannya, namun sengaja Barra tahan.
“Udah diem aja, jangan banyak gerak klo ga mau aku bocorin kamu tinggal disini.” ancam Barra lagi.
“Cih..” Caca mendelik pada Barra.
“Woiii.. liat siapa yg dateng…” sahut Nico dari belakang Barra yg tentunya membuat orang-orang disekitar sana semua mengalihkan pandangannya menuju Barra dan Caca.
“Ciee.. Ciee.. kalian jadian?” selidik Alex.
Caca jelas cepat menggelengkan kepalanya, apalagi saat dilihatnya Monica menatapnya tak suka.
“Ini apa pegangan tangan..?” sahut Alex masih tak terima.
Caca panik dibuatnya bingung dan tak enak hati lebih tepatnya. Barra malah semakin menggenggamnya erat.
“Berisik lu!” jawab Barra sambil menjitak kepala Alex. “Itu hadiah ulangtaun dari gw..!” sahutnya lagi disertai gelak tawa yg lainnya.
“Jirr.. sakit Bar..! Gpp lah sama lu dijitak asal dikecup Caca buat kadonya.. rela deh..” racau Alex yg memang sudah setengah mabuk.
Barra mengacungkan kepalan tangannya ke hadapan Alex yg membuat Dafin terkekeh tapi sebaliknya Monica yg melihat hal itupun begitu emosi tak terima dengan perlakuan Barra.
“Ga ada yg lucu!” teriak Monica yg memang sudah mulai mabuk.
Seperti biasa Barra hanya cukup memberi kode kepada teman-temannya untuk membereskan Monica. Kali ini Alex yg mendapat kode itu, dengan sigap dia langsung melakukan aksinya agar Monica tak mengacaukan pesta malam itu terlebih lagi ada Caca yg datang bersama Barra.
Monica termasuk orang yg lupa dengan kelakuannya jika sudah mabuk, karena itu Alex terus memberinya minuman agar dia segera tertidur dan melupakan malam itu klo Barra bersama Caca demi menjaga keselamatan Caca.
Caca cukup tegang melihat bagaimana suasana di club untuk pertama kalinya. Dia hanya duduk di sofa dengan tangan masih menggenggam Barra. Dia pun tak sadar menggenggam begitu eratnya.
“Woii.. Wellcome drink buat si Barra mana?” teriak Dafin kepada Alex dan kawan-kawan.
“Waduh sampai lupa…!” sahut Alex sambil menepok jidatnya sendiri.
Tak lama Alex memberikan gelas berisi minuman kepada Barra.
“Caca mau..?” goda Alex yg langsung dijawab Barra dengan jitakan di kepala.
“Aduh… ampun Bar.. Cuma nawarin doang dijitak, galak amat sih…!” cibir Alex.
“Itu minuman apaan?” tanya Caca pada Barra.
“Teh manis..” jawab Barra sambil nyengir.
Caca mendekatkan wajahnya melihat isi gelas Barra, “Kok teh manis baunya kaya gini?” kata Caca sambil menjepit hidungnya tanda bau tak sedap.
Barra mengacak lagi rambut Caca gemas.
”Dasar bocil..!” sahutnya.
Mendengar dibilang bocil Caca memajukan bibirnya sebal, tentu saja dia tak suka.
“Ini namanya wisky, klo ada orang yg ngasih minuman gini jangan mau, alkoholnya gede ntar kamu bisa oleng kapten tuh kaya si Monic.. mau?” jelas Barra biar Caca nya ga cemberut lagi.
“Nggak! Terus kenapa kamu minum? Nanti kaya itu..” jawab Caca galak sambil mengangkat dagunya kearah Monica yg sudah tepar kepalanya tertidur di atas meja.
“Cuma dikit.. ga bakal bikin pusing..” sahut Barra enteng.
“Klo di drakor yg aku sering tonton abis minum alkohol tuh ga boleh nyetirr..” kata Caca lagi.
“Emang siapa yg mau nyetir?”
“Kamu.. Emang entar pulangnya gimana? Mau nginep disini gtuh..?”
“Hmm..” Barra menjawab sambil menahan senyumnya.
“Emang bisa tidur disini? Ada kamarnya juga gtuh?”
Barra tak tahan menahan senyumnya, dia menikmati pertanyaan-pertanyaan bodoh Caca selama ini, menurutnya itu cukup menggemaskan, padahal Caca bertanya karena emamg dia kurang mengenal dunia pergaulan dewasa diluar sana.
“Ngga!” jawab Barra singkat.
“Terus tidur dimana? Oh.. di sofa-sofa ini yaa kaya Monica gtuh?” Caca bergidik membayangkan bagaimana Monica yg tertidur disana dengan masih banyak pria normal mengelilinginya. Namun jawaban Barra membuyarkan lamunan absurdnya.
“Di apartemen kamu..”
Tanpa sadar Caca segera membungkam mulut Barra sambil membulatkan matanya dengan sempurna. Barra malah terkekeh diperlakukan Caca seperti itu.
“Sstt.. ntar ada yg denger.. gimana sih?”
Barra pun mencoba melepas tangan Caca dari mulutnya, menyadari hal itu Caca sedikit tersipu malu.
“Ga bakal ada yg denger.. berisik gini..!”
Emang iya sih.. toh mereka pun daritadi ngobrol saling bisik di telinga, membuat mereka berdua kian dekat. Barra cukup resah menahan sapuan halus nafas Caca di lehernya kala dia berbisik selama percakapan mereka berlangsung.
Setengah jam berlalu namun waktu belum melewati tengah malam. Barra mulai tak nyaman Caca masih ada disana. Masalahnya semakin malam akan semakin banyak minuman yg bakal teman-temannya habiskan dan itu cukup meresahkan. Barra pun mencoba mengajak Caca pulang.
“Pulang sekarang yuk..!”
...****************...
Readerss.. udah mau 20 bab nih ga kerasa..
Makasih buat kalian yg masih setia…
Mohon dukungannya slalu yaa…
Baca terus sampai bab terbaru, bacanya jangan setengah-setengah yaa.. biar othor semangat buat update cerita barunya…🙏🏻🙏🏻
Selamat membaca..^_^
Thankyuuu💙
btw aku juga punya karya Thor kalau boleh mampir ya Thor kita saling mendukung kiw kiw 😘😘