Reynand saputra, pria tampan, bak seorang aktor, namun berhati dingin. di paksa ikut perjodohan oleh orangtuanya. padahal dia sendiri sudah memiliki kekasih yang sangat di cintainya, tapi mereka tak menyetujui hubungannya. Nanda gadis imut, belesung pipi. memiliki rambut lurus nan panjang yang baru berusia 20 tahunan, terpaksa menikah dan harus terjebak dengan pria tampan dan dingin seperti Reynand saputra. Karena terikat janji perjodohan yang papanya ucapkan. bagaimana selanjutnya? ikuti kisahnya!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rova Afriza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 18
"Ya tuhan, emang selama beberapa hari ini gue lagi ketiban sial apaan?" Batin nanda.
Saat mengetahui siapa calon suaminya tersebut. Bahkan, sifat dan prilaku nya saja berbanding terbalik dengan Risa, calon mertuanya. Harapan yang semula ia pupuk, karena akan memiliki suami yang tentunya sebaik tante Risa sudah pupus terlebih dahulu, karena dia dengan sangat jelas sudah mengenali sifat pria itu.
"Ma, pa, kalian gak salah? mau nikah in Reynand sama mahasiswi Reynand sendiri, bahkan usia dan prilakunya aja masih kekanak-kanak an gini?" Ucap Rey gusar. Matanya sudah memandang jengah ke arah nanda. Karena tak sudi menjadi pendamping hidupnya.
"Dengan sifat yang ia miliki, mana pantas, jadi istrinya Reynand!" Semprotnya lagi. Kepada kedua orang tuanya tersebut.
Dia sangat terkejut, saat mengetahui bahwa gadis kekanak-kanak an dan ceroboh itulah yang akan menjadi istrinya nanti. Entah apa yang membuat kedua orangtuanya begitu ngotot, ingin agar dia menikahi gadis yang sama sekali bukan tipenya tersebut. Di lihat dari caranya berpakaian saja, tidak modis sama sekali, semua bajunya selalu tertutup, walaupun tanpa menggunakan hijab, dan tampak kebesaran, bahkan ia tak pandai berdandan. Dan jangan lupakan juga tentang tubuhnya itu, mata Reynand sudah menelusuri bentuk tubuh gadis itu yang terlihat begitu kurus dan kecil. Sedikit pun tak ada yang menarik dari dirinya, berbeda jauh, dengan Deane, kekasihnya.
Helen yang mendengar penuturan pria itu pun. Sudah membelalakan matanya, karena terkejut. Dia sudah tidak heran melihat keduanya yang bisa bereaksi seperti itu. Sebab sudah tahu apa yang tengah terjadi di antara keduanya tersebut, ketika mendengar cerita putrinya beberapa jam yang lalu.
"Reynand! Apa-apaan kamu, di mana sopan santunmu di hadapan kami selaku orangtua mu!?" Adnan yang sedari tadi hanya diam membisu. Kini sudah membuka mulutnya, karena kesal pada putranya yang kurang menjaga ucapannya tersebut.
"Tapi pa, Reynand berkata yang sejujurnya, karena di antara sekian banyaknya mahasiswa dan siswi di kampus Reynand. Hanya dia yang paling ceroboh dan selalu membuat kesalahan di kelasnya Reynand, wanita seperti itu mana bisa menjadi seorang istri yang baik dalam melayani suaminya pah!" Ucap Reynand. Berharap papanya itu mau membatalkan perjodohan tersebut.
"Akh, itu kan hanya masalah penilainmu sebatas tentang di kampus saja, kalau di rumah kan pastinya berbeda, kalau kau belum menjalaninya sendiri, mana tahu ke depannya nanti," Ucap Risa menengahi.
"Tapi ma, menikah kan bukan hanya sekedar untuk bermain-main!"
"Siapa juga yang bilang, kalau menikah hanya sekedar untuk bermain-main sayang!" Risa sudah mengelus punggung anaknya tersebut agar mau menerima pernikahan itu.
"Ya om, tan, Nanda pun juga akan merasa canggung kalau menikah dengan dosen sendiri." Timpal nanda menengahi. Agar mereka mau membatalkan perjodohan tersebut. Sementara Reynand sudah menatap bingung ke arahnya, karena gadis itu juga berusaha menggagalkan pernikahannya.
"Apa kau menyanyangi papamu!" Ucap Adnan. Bertanya sambil menatap ke arah nanda yang sudah tertunduk dalam.
"Ya tentu saja om."
"Dan kau Reynand, jangan merasa seolah-olah hanya kau yang tersakiti di sini, nanda mau menerima perjodohan ini hanya untuk menuruti kemauan almarhum papanya. bukankah kau masih ingat pada sahabat papa om Aryan, mereka semua adalah keluarga om aryan, pria yang begitu berjasa semasa hidupnya pada papa." Terang Adnan. Sembari menatap tajam ke arah putranya tersebut.
Reynand yang mendengar penjelasan dari papanya tersebut pun. Sudah tidak bisa berkata-kata kembali untuk menolak perjodohan tersebut. Setelah tahu bahwa gadis itu pun rupanya juga terpaksa untuk menikah dengannya.
"Ya baiklah, Reynand menerimanya." Ucap Rey akhirnya. Seluruh mata yang ada di sana pun terkecuali Reynand. Sudah menatap ke arah nanda, untuk mendengar jawaban gadis itu.
"Ya, nanda juga menerimanya, tapi dengan syarat, pesta pernikahan hanya akan di hadiri oleh keluarga terdekat," Ucap nanda yakin.
"Sayang, apa maksudmu, kenapa kau berbicara mengada-ngada begitu?" Ucap Helen, saat mendengar penuturan putri sulungnya itu.
"Ya udah jeng, gak papa, yang pentingkan anak-anak sudah menerima perjodohan nya. Urusan pesta ma gampang, bisa belakangan!" Terang Risa.
"Yakin gak papa jeng," Ucap helen tak enak hati.
"Iya gak papa jeng." Jawab Risa. Adnan yang mendengar persyaratan itu pun juga tampak tak keberatan, dengan permintaan gadis itu. Helen pun akhirnya bisa bernafas lega. Setelahnya mereka semua pun sudah terlihat menyantap makan malamnya sambil di selingi dengan cerita-cerita masa lalu mereka dulu.