NovelToon NovelToon
Suratan Hati Ismalia

Suratan Hati Ismalia

Status: sedang berlangsung
Genre:nikahmuda / Duda / Cinta setelah menikah / Ibu Pengganti / Beda Usia / Romansa
Popularitas:15.6k
Nilai: 5
Nama Author: Idha_Whaty18

Mengisahkan seorang gadis Mengisahkan seorang gadis cantik bernama Ismalia Ragil Aprilyani yang baru menginjak kelas 12 di salah satu sekolah SMA ternama di Indonesia dengan keterbelakangan keluarga yang cukup sederhana yang kemudian memilih dijodohkan oleh sahabat karibnya yang bernama Erika Dwi Bramantio untuk menjadi ibu sambungnya. Berbagai cara yang dilakukan Erika untuk mendekatkan sahabatnya dengan sang ayah yaitu Mandala Putra Bramantio.

Akankah Erika berhasil mendekatkan sahabatnya dengan papanya yang memiliki sifat yang super dingin?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Idha_Whaty18, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 18

Happy Reading🤗

...🌹🌹🌹...

Pada hari Minggu yang cerah, adem, dan udara yang dingin menerpa indera Ismalia. Telah berpenampilan rapi membawa tas keranjang. Seperti perkataan kemarin Ismalia mengajak sang Ibu Mastiara pergi ke pasar membeli keperluan membuat semur ayam permintaan Erika.

Hanya menggunakan kendaraan motor Ismalia membonceng sang ibu. Di pasar pagi Ismalia memarkirkan motornya tidak jauh dari pasar. Ismalia jalan beriringan dengan sang ibu. Ismalia memilih ayam yang segar bagian dada dan paha. Sedangkan sang ibu memilih sayuran untuk dimasak nanti siang. Dimana posisi kios ayam dan sayur berdekatan.

Kali ini Ismalia yang akan masak semur ayam. Sebelumnya Ismalia pernah belajar dengan sang ayah dan mempraktikkannya. Alhamdulillah rasanya lumayan enak walau tidak seenak masakan sang ayah Mardian. Ismalia selesai memilih ayam dilanjutkan membeli rempah-rempah seperti

kunyit, jahe, lengkuas, dan lain-lain.

Sang ibu dan Ismalia setelah mendapatkan apa yang mereka butuhkan mulai menelusuri tiap-tiap kios. Matanya menengok kiri dan kanan memperhatikan. Serasa menurutnya sudah cukup. Mereka akhirnya pulang membawa belanjaannya lumayan banyak.

Sesampai dirumah Ismalia dan sang ibu masuk meletakkan belanjaan diatas meja makan. Tempat rumah makan hari ini setiap hari Minggu tidak buka karena bagi sang ayah Mardian hari Minggu hari meluangkan waktu buat keluarga.

Ismalia sudah langsung membasuh ayam yang sudah dipotong tadi. Lalu diungkep sebentar sambil menunggu Ismalia meracik bumbu rempah. Bumbu setelah halus di tumbuk. Ayam yang diungkep angkat ditaruh diatas mangkuk.

Memulai menumis bumbu yang sudah halus tadi ke dalam minyak panas. Tumis hingga harus terus masukkan kecap manis dan asin secukupnya lalu aduk kembali. Aroma sudah tercium harum lalu masukkan ayam yang diungkep sebentar tadi aduk sampai merata.

Kemudian masukkan air secukupnya tidak lupa memberikan bumbu penyedap lalu biar agak mengering. Sambil menunggu semur ayam matang. Ismalia yang dibantu sang ibu memasak sayur yang dibeli tadi.

Setelah 30 menit kemudian semua masakan sudah siap. Ismalia melirik jam di ponselnya sudah memasuki pukul 10.15 wib. Ismalia langsung mandi dan berpakaian rapi dengan gamis berwarna hijau olive. Sang ibu Mastiara di dapur membantu memasukkan semur ayam ke wadah toples.

Ismalia yang sudah siap berpamitan dengan sang ibu dan sang ayah tengah menonton tv. Ismalia menelusuri gang menuju tempat pangkalan ojek yang tak jauh mangkal dari gang. Tidak butuh lama, Ismalia tiba di depan pintu gerbang dikediaman Erika. Ismalia mengeluarkan selembar uang dua puluh ribu ke tukang ojek.

Sebelum masuk Ismalia terlebih dahulu menghubungi Erika.

Tut tut tut

Panggilan pertama tidak ada sahutan kemudian dilanjutkan panggilan kedua.

Tut tut tut

Sama halnya panggilan pertama, panggilan kedua juga tidak sahutan padahal whatsapp panggilan berdering aktif.

Menyerah akhirnya Ismalia memajukan langkahnya menemui satpam yang menjaga di pintu gerbang.

"Assalamualaikum, pak."

"Wa'alaikumussalam, ya. Mau cari siapa neng?" tanya pak satpam.

"Erikanya ada."

"Neng ini sapa ya?"

"Saya Ismalia teman sekolah Erika, pak." Ucap Ismalia.

"Oh ya. Non Erika ada neng." pak satpam membukakan pintu mempersilahkan masuk. "Mari silahkan neng."

"Makasih pak." mengangguk sopan sambil berlalu.

"Sama-sama neng." tak kalah sopannya.

...🌹🌹🌹...

Ismalia berjalan menuju pintu utama dan memencet bel. Tak lama terdengar suara pintu terbuka tampak sang pembantu Bik Inah.

"Assalamualaikum, bik?"

"Wa'alaikumussalam. Eh... non Ismalia. Mari masuk non. Silahkan duduk." mempersilahkan duduk.

"Ya, bik. Nih bik pesanan Erika tolong pindahkan ke piring ya?"

Bil Inah mengambil kantong wadah menuju ke dapur. Langkah Bik Inah terhenti berbalik badan ketika Ismalia bertanya lagi.

"Oh ya bik. Erika nya ada?"

"Non Erika sedang keluar non, katanya mau ke rumah neneknya?"

"Sendiri, bik?"

"Ya, non sendiri. Kalau tuan ada non di kamarnya sedang tidak enak badan."

Ismalia hanya mangut saja. Ismalia bertanya kembali "Apa om Mandala sudah sarapan bik?"

"Belum, non. Bibik baru saja mau masak eh non Ismalia datang." jawab Bik Inah tersenyum geli.

"Ya sudah Is bantu masak kalau gitu."

"Eh gak usah non. Masa' tamu yang masak non."

"Gak papa bik. Ayo saya bantu."

Ismalia dan Bik Inah pun sama-sama menuju ke dapur memasak. Cukup lama makanan sudah siap langsung di hidangkan ke meja makan. Bik Inah naik ke atas mengetuk pintu Mandala.

Tok tok tok

"Tuan, makan siangnya sudah siap." tanpa sahutan sama sekali.

Tok tok tok

Ketukan kedua pun tidak ada sahutan. Bik Inah memberanikan diri memutar handle pintu dilihatnya Mandala sedang bergelayut memakai selimut sampai ke dada posisi miring ke kanan. Saat Bik Inah mendekat memanggil tanpa sahutan.

Bik Inah pun berpindah posisi ke arah Mandala. Bik Inah kaget tampak Mandala sedang menggigil dengan bibir pucat. Bik Inah memegang dahi Mandala terasa panas dan panik tergesa-gesa turun ke bawah mengambil obat dan kompres.

Ismalia yang sedang membasuh piring menoleh ke sang bibi yang menuruni tangga dalam keadaan panik. Bik Inah mencari-cari kotak obat dan mengambil mangkuk berisi air es dan sapu tangan.

"Bik, ada apa bik kenapa panik gitu."

"Anu, Is. Tuan sakit badannya panas banget." ujar Bik Inah sambil mengambil mangkuk dan air.

Ismalia pun menghentikan kegiatannya.

"Ya Allah bik. Mari bik saya bantu." ujar Ismalia yang jadi ikutan panik mengikuti Bik Inah.

Mereka berdua pun menaiki tangan bersama-sama menuju kamar Mandala. Sesampai di kamar Mandala, Ismalia duduk di tepi ranjang mendekati Mandala. Memegang dahi Mandala yang benar memang terasa sangat panas.

Ismalia mengambil mangkuk berisi air sapu tangan didalam dari tangan Bik Inah. Ismalia kemudian memerah sapu tangan tersebut lalu diletakkan di dahi Mandala.

Mandala tidak menyadari bahwa yang mengompresnya adalah Ismalia. Karena saking panas dan pusing ia hanya memejamkan mata saja. Teringat perkataan Bik Inah bahwa Mandala belum makan. Ismalia meminta Bik Inah menjaganya sebentar karena ia hendak ke dapur membuat bubur untuk Mandala.

Ismalia menuruni tangga dengan tergesa-gesa. Mengambil panci menakar beras dan mencucinya lalu memasaknya. Ismalia membuka kulkas mencari potongan ayam. Ismalia mencucinya lalu merebus hingga matang. Tak lupa juga ia membuat teh jahe jeruk nipis untuk Mandala.

Tangannya begitu lihai ketika bergulat di dapur. Beberapa saat menunggu bubur dan ayam pun sudah matang. Ayam disuir diletakkan di atas bubur yang sudah disajikan dalam mangkuk. Ismalia menatanya ke dalam nampan lalu membawanya ke kamar Mandala.

Ismalia mengetuk pintu, Bik Inah mendekat membukakan pintu tampak Ismalia membawa nampan yang berisikan bubur ayam dan teh jeruk nipis. Bik Inah merasa tidak enak dan sedikit kagum. Ismalia mendekati ranjang Mandala menaruh nampan di nakas.

"Aduh non. Non Ismalia kok repot-repot buat bubur. Tadi bilang saja ke bibi biar bibi yang buat." ujar Bik Inah merasa tidak enak hati.

"Gak papa kok bik gak merepotkan sama sekali." ujar Ismalia duduk di tepi ranjang sambil memegang mangkuk.

Ismalia mengaduk-aduk bubur yang masih sedikit panas biar dingin. Ketika tidak lagi panas lalu menyendokkan bubur menyuapi Mandala sedikit demi sedikit. Mandala membuka mulutnya. Serasa sudah cukup banyak Mandala makan. Ismalia meminumkan Mandala menggunakan sedotan ke mulut Mandala.

Lalu mengambil obat pereda panas yang diambil Bik Inah di minumkan ke Mandala. Selesai Ismalia kembali menyelimuti Mandala sampai ke leher. Posisi Mandala menjadi telentang dan menggigilnya sedikit berkurang. Mandala pun tertidur setelah minum obat.

Bik Inah tersenyum melihat perlakuan Ismalia dalam melayani seperti layaknya seorang istri melayani seorang suami. Menatap lekat Bik Inah baru menyadari bahwa wajah Ismalia sangat mirip dengan almarhum istri tuannya Mandala kalau dilihat ketika senyum.

Tampak Mandala sudah tertidur nyenyak. Ismalia dan Bik Inah meninggalkan Mandala biar istirahat. Saat Ismalia hendak beranjak dari duduknya. Sebuah tangan menangkap pergelangan tangan Ismalia. Bik Inah pun melihatnya saling memandang.

Mata Mandala terpejam sambil mulutnya mengigau.

"Jangan pergi. Tetaplah disini." ujar Mandala mata terpejam sambil memegang pergelangan tangan Ismalia.

Ismalia pun menoleh ke Bik Inah. Bik Inah menganggukkan kepala. Ismalia akhirnya tetap duduk di tepi ranjang menemani Mandala tidur. Tak lama Ismalia pun ikut tertidur kepala bersender ke tepi ranjang. Bik Inah sebelumnya menghubungi Erika bahwa Mandala badannya panas kembali.

...🌹🌹🌹...

Sekitar 1 jam kemudian, Mandala terbangun suhu badannya sudah mulai turun walaupun masih terasa sedikit pusing. Mandala melirik terheran dan terkaget Ismalia berada di lantai kepala bersender di tepi ranjang. Tangannya memegang pergelangan tangan Ismalia sedang tertidur.

Mandala perlahan menarik tangannya tanpa membangunkan Ismalia yang tertidur pulas. Mandala memandang lekat wajah Ismalia tampak sendu, tenang, dan terlihat cantik. Tanpa sadar wajahnya mirip dengan almarhum istrinya.

Mandala membuyarkan pandangannya menggeser sedikit badan bersandar ke ranjang. Gerakan yang sedikit mengguncang ranjang membuat Ismalia terjaga menoleh ke Mandala. Ismalia membenarkan posisinya berdiri wajah tertunduk.

Mandala terus menatapnya lalu sekilas menoleh ke arah nakas terdapat nampan bubur, teh, obat pereda panas, dan mangkuk kompres. Mandala kembali menatap Ismalia yang masih tertunduk. Masih dengan tampang dingin dan datar.

"Ekhem.... apa yang sedang kau lakukan disini?" tanya Mandala dingin dan datar.

"Emmm... a..anu om. Sa... saya." jawab gugup masih tertunduk. "Sa.. saya tadi mengantar semur ayam buat Erika om tapi ternyata Erika tidak ada trus saya melihat bibi mau masak siang jadi saya bantuin. Pas udah siap saya melihat bibik panik karna om demam panas jadi Is bantu." jelas Ismalia gugup tampa menatap Mandala.

Menoleh ke nakas lalu menatap Ismalia "Itu apa kamu yang membuatnya?" tanya Mandala lagi.

Ismalia hanya menjawab dengan menganggukkan kepala.

"Terima kasih." ucap singkat Mandala nada datar.

Ismalia langsung mengangkat kepalanya menatap Mandala mengerutkan kening. Ismalia lalu berpamitan keluar.

"Sama-sama, om. Kalau gitu saya pamit pulang dulu om. Assalamualaikum." ucap Ismalia pamit menundukkan pandangan.

"Wa'alaikumussalam." jawab Mandala.

Mandala menatap punggung Ismalia yang mendekati pintu lalu keluar. Ia sebenarnya menyadari apa yang diucapkan Mandala saat ia dikiira mengigau. Mandala yang memintanya tetap berada di kamar menemaninya.

Mengingat kejadian itu Mandala sedikit menarik senyum di bibirnya dan melamun. Tak lama suara ketukan pintu membuat Mandala bergeming. Bik Inah masuk membawa segelas teh jeruk nipis kemudian di letakkan di nakas. Bekas mangkuk tadi Bik Inah bawa kembali untuk di cuci.

"Bik, apa Erika sudah dihubungi?" tanya Mandala.

"Sudah, tuan. Mungkin sedang dalam perjalanan."

Bik Inah pun langsung keluar dari kamar Mandala dan melanjutkan aktivitas di dapur. Mandala mengambil segelas teh jeruk nipis menyesap sedikit demi sedikit lalu kembali beristirahat.

Sedangkan Ismalia yang tadi berpamitan sudah pulang memesan ojek online.

...Bersambung.......

Wahh Mandala untuk pertama kali tersenyum terhadap seorang wanita walaupun dibelakang Ismalia?😃

Atau jangan-jangan.....🤔😃

Jangan lupa like, vote, komen, follow, dan subscribe ya....

1
Mukmini Salasiyanti
panjang juga ya thor pendahuluannya...
😁😄💪
Mukmini Salasiyanti
percakapannya banyakin, thor.. m
0v¥
yang di tunggu tak kunjung up2
Supiah Susilawati
Luar biasa
0v¥
lanjut thor mau lihat mandala manja 2 sama is, semangat thor
0v¥
thor up lagi dong, ceritanya balik awal nih, pada hal sdh senang cerita diawal tinggal menunggu detik detik kebucinan semangat thor
IW: Memang cerita balik awal karena mau ganti judul. Judul awal gak bisa diubah sama sekali. Jadi nanti akan penyalinan semua, otomatis judul awal akan dihapus akak 😊 In Syaa Allah setelah penyalinan akan sering up. Sekarang lagi fokus ke novel saya yang lain 🤗
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!