Transmigrasi (1998)

Sekarang mereka sedang berada dalam perjalanan rumah Moudy.

"Ini siapa namanya?" tanya Mama Kenzia kepada Moudy

"Moudy Tante" jawab Moudy

"Oalah Moudy, temen kamu yang kamu pengen banget sekelas sama dia bukan si Ken?"

Moudy nampak bingung dengan apa yang diucapkan oleh mama Kenzia.

"Kemarin waktu Kenzia baru masuk sekolah, dia minta minta untuk sekelas sama kamu, kalian udah temenan dari lama ya? kok ga pernah main ke rumah" ucap Mama nya kepada mereka berdua

Kenzia berfikir keras kenapa mama nya tiba-tiba membahas hal ini, padahal bisa dibahas di rumah nanti, bisa-bisa nanti Moudy merasa aneh kepada Kenzia karena Moudy baru mengenal Kenzia setelah Kenzia pindah, sedangkan Kenzia sudah meminta satu kelas sama Moudy di hari pertama masuk.

"Apa sih ma, kapan coba aku bilang begitu" ucap Kenzia

"Ih ada loh masa ga ingat kamu" ucap Mama nya

"Eh ma, dia ini anak seni loh lukisan-lukisan dia bagus-bagus banget" ucap Kenzia mengalihkan pembicaraan

"Oh ya? wah kapan-kapan lihatin karya kamu sama tante ya" ucap Mama nya

Moudy mengangguk "Iya Tante"

Tidak terasa sekarang sudah sampai di rumah Moudy, Moudy turun dari mobil itu kemudian mengucapkan selamat tinggal untuk Kenzia dan berterimakasih.

"Terimakasih ya Tante, terimakasih ya Kenzia" ucap Moudy kemudian tersenyum kepada kedua orang yang berada di dalam mobil itu.

"Kalau begitu kami pulang dulu ya" ucap Mama Kenzia kemudian melajukan mobil nya.

Sekarang Kenzia sudah sampai di rumah nya, telepon rumah tampak berbunyi ketika mereka sampai di rumah.

Mama berjalan ke arah telepon itu, sedangkan Kenzia naik keatas untuk berganti baju dan mandi.

Tringg!

Tringg!

"Hallo?"

"Oh iya kebetulan sekali, hari ini lagi masak banyak nih enak-enak dijamin"

"Ditunggu ya, Tante akan menunggu"

"Oke baiklah see u"

Kemudian mama menutup telepon itu.

"Kenzia cepat mandi kalo sudah turun dan makan" Teriak mama kepada Kenzia.

Kenzia sudah mandi sekarang dia sedang melihat dirinya di kaca.

"Gue bakal buat Sania hancur kehancuran hancur nya karena udah berani sama bunda gue, ternyata impian gue selama ini adalah impian bunda, dan semua itu terhalang karena lo Sania, gue ga akan tinggal diem, lo pikir dengan uang lo yang segitu bakal cukup melindungi diri lo? Lo main-main dengan Kania yang sekarang lagi berada di tubuh Kenzia" Ucap Kenzia di depan kaca nya.

"Kenzia! Kenzia cepat turun dan makan, nanti makanan keburu dingin dan tidak enak lagi, jangan membuat bibi repot karena mu!" Teriak mama dari bawah

Kenzia keluar dari kamar nya ketika dia menuruni tangga-tangga itu, dia melihat ada Sania yang tengah duduk didepan mama nya, sedang bercanda gurau.

"Ngapain dia disini ma?" tanya Kenzia kepada mama nya

"Ya kan udah bisa Sania main kesini? Lagian juga bibi hari ini masak banyak, jadi dia kesini buat bantu habisin makanan nya" ucap Mama kepada Kenzia

"Kenzia ga mau makan, ga laper" ucap Kenzia kemudian berjalan pergi dari sana.

"Kalian kenapa? Kalian lagi berantem?"

"Lagi marah-marah sedikit Tante" ucap Sania

"Lo kenapa?" tanya mama kepada Sania

"Karena Kenzia udah punya temen baru, namanya Moudy, Moudy itu pergaulan bebas tante, Sania udah larang Kenzia untuk engga berteman sama Moudy, tapi Kenzia malah marah sama Sania" ucap Sania

"Loh serius? Tadi tante habis nganterin Moudy itu pulang loh, kelihatan anak nya sopan dan kalem aja, engga kelihatan seperti anak-anak nakal"

"Tante kaya ga tau aja anak jaman sekarang tante mudah banget buat menipu dengan cara lihat sampul nya"

"Astaga Tante bener-bener ga tau kalo anak nya begitu, Tante akan bicara hal ini kepada Moudy nanti" ucap Mama nya kepada Sania, Sania mengangguk setuju.

"Oh iya, kamu jangan ambil hati ya kalau Kenzia marah sama kamu, emang anak nya suka melawan begitu. Kamu tau sendiri kan gimana Kenzia, lama-lama dia sendiri kok yang bakal sapa kamu duluan" lanjut mama Kenzia

"Iya Tante aku ga masalah kok, mungkin Kenzia cuma terhasut saja dengan Moudy, jadi Kenzia marah sampai segitu nya dengan Sania"

"Iya Sania, Tante harap kamu memaklumi Moudy ya"

Kemudian mereka memakan makanan yang sudah disiapkan, tidak sampai habis mereka menyisakan makanan itu untuk papa Kenzia dan Kenzia kali saja Kenzia lapar dan ingin makan nanti malam.

"Kamu ke kamar Kenzia gih ajak dia ngobrol" ucap Mama Kenzia

"Iya tante, aku naik dulu ya"

Sania berjalan menuju kamar Kenzia, dia membuka pintu kamar Kenzia terlihat Kenzia sedang menulis sesuatu, Kenzia langsung menutup buku tersebut.

"Ngapain kamu?" tanya Kenzia sambil menutup buku nya

"Seharusnya aku yang nanya hehe, kamu nulis apa itu?" Sania menanyakan kembali dan melihat buku yang dipegang oleh Kenzia, kemudian Sania duduk di kasur milik Kenzia.

"Bukan urusan kamu, kamu ga sopan ya masuk ke kamar aku tanpa ketuk pintu" ucap Kenzia nampak kesal.

"Kok kamu jadi sering marah-marah sama aku akhir-akhir ini? lagian kan udah bisa kalau aku langsung masuk aja ke kamar kamu, kita kan temenan dari kecil, ini udah hal biasa, kita udah saling percaya satu sama lain" ucap Sania

"Stop bilang kita temen, aku udah bilang kita bukan teman lagi, dan ga bakal jadi temen lagi. Aku muak temenan sama kamu, kamu kenapa si selalu aja seakan-akan kita ga pernah berantem? aku ga tau apa motif kamu, tapi kalo aku jadi kamu, aku bakal malu" ucap Kenzia sambil berdiri dari duduk nya.

"Keluar dari kamar aku sekarang juga atau engga aku yang akan keluar dari sini, aku ga mau lihat kamu lagi, semua yang terjadi di hidup aku itu semua karena ulah kamu, kamu jahat dan licik" ucap Kenzia kemudian menunjukkan ke arab pintu kamar nya

"Itu pintu, mau aku bukain lebar buat kamu keluar atau kamu sendiri yang akan keluar dari sini?" ucap Kenzia

Sania berdiri dari duduk nya "Oke aku keluar dari sini, aku memaklumi kamu marah. Tapi kalo marah kamu sudah meredah jangan lupa sapa aku kembali"

Kemudian Sania keluar dari kamar Kenzia, Kenzia menutup rapat pintu kamar nya dan mengunci pintu itu, Sania yang berada di depan pintu kamar itu menghela kan nafas nya, dia sedikit panik dengan situasi seperti ini.

"Aku harus terus bujuk dia agar tetap berteman dengan ku, bisa-bisa jika papa mama tau aku tidak berteman dengan dia lagi, aku akan dimarahin habis-habisan" Batin Sania

...----------------...

...****************...