NovelToon NovelToon
Dikejar Guru Killer

Dikejar Guru Killer

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen School/College / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Tamat
Popularitas:58.2k
Nilai: 5
Nama Author: Lisa

Shana bersedia menjadi pengganti bibi-nya untuk bertemu pria yang akan di jodohkan dengan beliau. Namun siapa yang menyangka kalau pria itu adalah guru matematika yang killer.

Bagaimana cara Shana bersembunyi dari kejaran guru itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 18

Pagi ini langit biru di atas gedung sekolah menjadi lebih indah hari ini. Sedikit berawan membuatnya layak di pandang dengan lama. Shana menyukai langit biru berawan. Karena menurutnya mirip sebuah lukisan. Juga matanya tidak terlalu silau ketika melihatnya dalam waktu yang agak lama.

"Pagi Pak," sapa murid-murid di belakang Shana. Ia tidak sengaja menoleh. Hanya sekedar mengganti obyek pandangan saja. Namun yang terlihat justru membuatnya menyesal karena menoleh.

Rupanya para murid tadi sedang menyapa Pak Regas yang berjalan.

Duh, batin Shana. Ia pun membungkuk sedikit untuk memberi hormat. Karena menghindar sudah terlambat baginya. Bola mata Pak Regas sudah menemukannya.

"Pagi, Pak."

Regas menoleh. Meskipun ia sudah bisa menebak bahwa Shana gagal menghindarinya, tapi tidak menyangka bahwa gadis itu akan berhenti dan menyapanya.

"Pagi," sahut Regas dengan tenang. Gadis itu membiarkan dirinya melewatinya terlebih dahulu. Entah apa yang ada di pikirannya hingga kakinya memilih berhenti lalu membalikkan badan.

Shana yang mengira sudah lepas dari Pak Regas sedikit terkejut. Itu terlihat dari bola matanya yang melebar sebentar.

"Jangan lupa untuk selalu membantu Rangga. Kamu masih dalam masa hukuman." Karena sebenarnya tidak ada yang ingin di katakan, hanya mengikuti kehendak otak, Regas mengucapkan hal itu. Untung saja masih hal yang wajar.

Shana mengangguk dengan cepat. "Iya, Pak."

Regas tersenyum di dalam hati merasa lucu dirinya melakukan itu. Jika biasanya ia melakukannya karena ingin membuat muridnya jera, tapi kali ini ia melakukannya karena iseng belaka. Tanpa diberitahu pun dia yakin Shana masih ingat akan hukumannya. Kepala Regas menggeleng ketika merasa konyol sudah melakukan hal itu.

...***...

Kantin ramai seperti biasa. Bahkan kali ini kursi kantin mulai tampak penuh. Untung saja. Shana dan kawannya sudah lebih awal dapet tempat duduk. Gadis itu tentu tidak mau kalau harus ke kantin depan dekat ruang guru, kemungkinan bertemu dengan Pak Regas lagi makin besar.

Masih ada rasa bersalah yang menghantui Shana. Bagaimanapun dia sudah menipu pria itu. Namun jika harus mengaku kalau berbohong pun tidak mau, karena itu akan membahayakan dirinya dan bibi Raisa.

Dalam sejarah banyak murid yang berbohong pada gurunya, tapi kebohongan Shana jauh lebih parah. Apalagi itu soal kencan. Pokoknya Shana tidak ingin penipuannya terungkap.

"Ada Vino," ujar Bebi ke Mila. Gadis ini melihat ke arah yang di tunjuk. Cowok itu baru datang di ambang pintu kantin.

"Moga aja enggak datang ke sini," harap Mila sambil melihat ke arah Shana yang masih di depan showcase cooler. Namun sungguh di sayangkan karena cowok itu justru menghampiri meja mereka.

"Maaf, bisa kita duduk di sini?" ujar Vino yang di temenin Mario dan Jaka.

"Ada Shana. Anaknya masih di sana tuh," sahut Mila seraya menunjuk ke arah Shana yang masih berkutat dengan minumannya.

"Yang lainnya lagi penuh, Mil. Tidak ada lagi kursi lain yang kosong," ujar Jaka bukan tanpa alasan. Mendadak bangku kantin lainnya penuh.

"Duduk aja. Itu untuk umum kok." Shana datang langsung memberi tempat. Ia pun duduk dengan membawa minuman di tangannya. Mila dan Bebi akhirnya mengangguk juga pada mereka.

"Oke Shan." Jaka gembira. Tanpa canggung langsung duduk di dekat Shana. Vino ikut duduk bersama mereka.

"Eh, ada cewek baru lho di kelas sebelah." Jaka memulai obrolan para cowok.

"Oh, ya. Aku baru tahu." Mario merespon.

"Iya, aku juga baru tahu dari anak-anak. Ceweknya cantik lho." Jaka antusias membicarakan anak baru itu sambil makan. Namun Vino tidak merespon obrolan kedua temannya. Bola mata cowok ini tidak berhenti menatap Shana yang tidak peduli dengannya.

Bebi menyenggol lengan Mila pelan dan tidak kentara. Membuat cewek ini merengut awalnya, tapi setelah tahu, dia tidak menyesal di beri tahu kalau Vino menatap Shana dengan tatapan indah.

...***...

Kantor tempat Raisa bekerja.

"Sa, kemarin aku ke rumahnya sepupuku." Merta memulai percakapan setelah tadi rapat. Raisa yang sedang mengeluarkan kotak bekal makanannya mengangguk, tanda ia mendengar perempuan itu bercerita meski ia tidak menoleh. "Dia tanya-tanya tentang kamu."

"Kok bisa?" Raisa merasa aneh.

"Dia kan pernah ketemu kamu saat aku jodohin itu."

"Oh, Regas." Raisa baru paham. Mungkin karena dia tidak benar-benar bertemu dengan pria itu, makanya dia merasa sama sekali tidak mengenalnya, bahkan lupa. Apalagi keponakannya tidak lagi bercerita tentang gurunya itu belakangan ini. "Tanya apa?" Raisa mencoba fokus. Dia tidak ingin ketinggalan informasi soal pria itu. Bukan tertarik sebagai lawan jenis, tapi lebih pada rasa kewaspadaan karena pernah mencoba menipu.

"Ya. Dia tanya apa benar kamu itu teman aku kerja. Aku jawab kamu memang temenku kerja, satu perusahaan."

Raisa mendengarkan dengan seksama. Kotak bekal terabaikan. Padahal tadi ia merasa lapar.

"Regas juga menanyakan sesuatu yang aneh."

Tubuh Raisa menegang. Keanehan apa itu?

"Apa benar kamu seumuran denganku? Aku bilang tentu saja enggak. Kamu kan satu tahun di bawah ku. Sama seperti Regas."

"Apa yang aneh?" tanya Raisa merasa tidak ada yang patut di waspadai.

"Aku merasa sepertinya dia pikir kamu lebih muda. Apakah kamu berdandan bak remaja sekolah?"

"Ah mana mungkin." Raisa tersenyum panik sembari mengibaskan tangannya. Bulu kuduknya merinding mendengar dugaan Merta yang tidak salah. "Apa Regas bilang aku mirip anak sekolah?" Demi menutupi kepanikan, Raisa mencoba balik bertanya.

"Enggak. Dia bilang kamu sangat menarik."

"Benarkah?" Raisa mendapat informasi baru.

"Benar. Sepupuku itu antusias ketika mengatakannya."

"Dia ... tidak mungkin ingin bertemu lagi kan?" tanya Raisa mencoba mencari tahu. Karena pada umumnya, orang ingin bertemu lagi ketika ada rasa ketertarikan pada lawan jenis.

"Enggak, tapi itu ide bagus. Kalian bisa bertemu lagi jika mau." Merta menjentikkan jarinya merasa takjub.

Bola mata Raisa membulat. Dia malah membuat lubang jebakan baru untuknya. Padahal tujuannya hanya mencoba mencari tahu dengan memberi pertanyaan.

"Jangan lah ... Dia belum tentu mau bertemu lagi." Raisa langsung paham harus berkata apa.

Benar juga. Dia kan masih dekat dengan mantannya, batin Merta.

"Kita lihat aja nanti kalau tertarik, dia pasti mau bertemu dengan mu lagi." Merta optimis. Raisa mengangguk saja daripada melemparkan kata-kata karena takut akan menjadi senjata makan tuan untuknya.

.

.

Ig @lady_ve.01

1
Ezy Aje
lanjuttt bnyk
Andriani
lanjut kk....
Andriani
weleh... kenapa menjadi rumit...
Kasandra Kasandra
lanjut... double up kak
Ezy Aje
lanjut
Herlin
Haaa.... kok Mia lgs bilang Pak Regas ya?🤔
Herlin
Poor Shana....
keep fighting 💪
Andriani
Shana keren deh . love you Shana.
Andriani
thanks kk... udah up...
Andriani
mantaap Shana... aku suka gaya lo. berani dalam kebenaran, kalo kita gak salah kenapa takut...
Kasandra Kasandra
lanjut... double up kak
Ezy Aje
lanjuut
Herlin
Shana diam, Regas yg kebingungan😅
Herlin
Cie..... Shana udh mengakui Pak Regas tampan 😂
Herlin
Kasihan Regas pingin nikah tapi kekasihnya belum mau..... atau malah sebenernya ga mau? 🤔
Herlin
Regas akhirnya jadi pengamat tingkah laku Shana😅
Herlin
Regas senang bisa bikin Shana stress
Kasandra Kasandra
lanjut... double up kk
Herlin
segitu ga sukanya Shana ke Vino 🫢
Kasandra Kasandra
kok ndak up kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!