Dikejar Guru Killer

Dikejar Guru Killer

Bab. 1 Pria itu

Ini jam pelajaran ke tujuh, hampir tiba di penghujung kegiatan belajar mengajar di sekolah. Entah kenapa justru pelajaran matematika yang ada di jam ini. Bukankah itu menjadi pemicu murid-murid makin mengantuk dan di serang rasa malas yang besar? Yang membuat jadwal pelajaran sungguh sangat lucu.

Ruang kelas kosong sejenak ketika pergantian jam pelajaran. Mia sudah menguap ke lima kali sejak guru pelajaran sebelumnya keluar kelas.

"Habis begadang?" tegur Shana yang duduk satu bangku dengannya.

"Iya. Bantuin emak bikin wajik." Mia menjawab dengan menidurkan kepalanya di atas meja.

"Emang ada acara apa?" tanya Bebi yang duduk terpisah dari mereka. Gadis itu duduk sama temennya yang sangat rajin dan kalem.

"Enggak ada. Emak ada pesenan. Jadinya semua orang di rumah di kerahkan untuk membantu. Whoamm ..." Mia menguap lagi. Karena ini sudah ke enam kalinya, mau tak mau Shana akhirnya tertular juga. Ia pun ikut menguap.

"Whoamm ..."

Di pintu, Cowok-cowok yang berniat keluar untuk mencari makan di kantin tiba-tiba berhamburan masuk lagi ke dalam kelas serentak.

"Ayo cepat duduk. Duduk." Mereka panik. Semua anak di dalam kelas menoleh bersamaan karena hebohnya cowok-cowok yang panik itu. Saat itu masuklah seseorang dari pintu.

"Selamat siang," sapa guru pembimbing pria dengan suara rendah yang tegas.

"Wahh ...," bisik Mia takjub. Dia pun menganga di buatnya. Bebi yang ada di bangku sebelah pun sama. Bukan hanya mereka berdua, semua murid perempuan juga terpana ketika guru pembimbing itu melangkah masuk dan menghampiri kursi guru. Tak salah, pria ini adalah guru dengan wajah yang tampan. Apalagi postur tubuhnya yang tegap dan berdada bidang, membuat penampilan pria ini bak model yang sedang melewati catwalk.

"Karena Pak Ilham tidak bisa datang dikarenakan beliau ada kepentingan, saya Regas datang sebagai pengganti untuk mengisi pelajaran matematika di jam terakhir ini," ujar guru ini dengan tenang.

Regas? Guru yang terkenal killer itu? Semua saling pandang sesaat. Jika di awal tadi murid cewek sempat kesenangan dapat guru pengganti yang tampan, kini mendadak ikutan tegang.

Regas? Kenapa nama itu tidak asing? tanya Shana dalam hati. Dia mencoba memperhatikan guru itu.

Dari jam pelajaran siang yang penuh dengan rasa kantuk, jenuh, dan lelah ... kini berubah menjadi mata cengar karena tegang yang mendera. Meskipun begitu, pikiran beberapa anak terlihat bahagia. Terutama murid cewek, meskipun Pak Regas terkenal killer mereka tak berhenti melebarkan mata untuk menatap takjub guru pembimbing yang tampaknya masih muda itu.

"Shan, dia tampan ya," bisik Mia begitu pelan dengan alis naik turun. Shana tidak bergeming. Dia merasa ada di dunia lain. Dia sedang mengamati guru di depan kelas itu. "Shan ..." tegur Mia karena tidak mendapat respon. Kepala Shana mengangguk untuk menghentikan towelan tangan Mia karena ingin di perhatikan.

"Jika tidak ingin mengikuti pelajaran ini, tolong keluar saja." Tiba-tiba beliau memberi ultimatum pada Mia yang berbisik dengan tegas. Ini membuat bangku Mia mendapat sorotan dari banyak anak lain. Mia menggerutu dalam hati. Bebi tergelak ringan seraya menutupi bibirnya.

Tidak. Ini tidak mungkin! pekik Shana dalam hati. Sangat tidak mungkin. Shana masih bicara sendiri dalam hati.

Guru itu kembali menjelaskan materi pelajaran yang seakan membius murid wanita untuk memperhatikan. Rupanya, guru pembimbing itu punya wajah dan nama yang mirip dengan pria di kencan milik bibinya. Sesaat ketika guru itu masih dalam proses menjelaskan, Shana merasa tatapan mata pria itu tengah tertuju padanya. Set! Tanpa sadar ... Shana menurunkan pandangan. Ia mengerjap panik.

Tidak mungkin dia pria itu. Pria yang datang ke kencan yang di buat oleh bibi Raisa, pekik Shana lagi. Semoga apa yang aku pikirkan tidak benar, harap Shana cemas.

******

Teeeettt!!!

Bel jam pelajaran berakhir telah berbunyi. Ini adalah bunyi-bunyian yang paling di damba seluruh murid sekolah, yaitu bel jam pulang.

"Saya harap kalian mengerjakan tugas yang saya berikan meski saya hanya sebagai pengganti. Jadi ketika pak Ilham sudah bisa mengajar lagi, kalian semua harus mengumpulkannya," kata pak guru Regas.

"Ya Paaaaakkkk," sahut mereka serentak.

Shana langsung menutup bukunya dan memasukkan ke dalam tas. Hhhh ... ia menghela napas lega setelah guru itu keluar. Jangan sampai pria itu adalah pria yang sama dengan yang di cafe itu. Shana cemas. Saat gadis ini mencemaskan dirinya, dua temannya lagi sibuk membicarakan guru itu.

"Eh, Gilak. Guru tadi cakep banget." Mia berseru kagum.

"Kamu baru tahu, Mia?" tanya Bebi yang memang lebih tenang daripada gadis ini. Padahal biasanya dia juga sama seperti Mia ketika melihat pria tampan. Histeris.

"Iya, aku baru tahu ada guru tampan, muda seperti dia di sekolah kita." Mia masih takjub.

"Padahal guru itu enggak baru-baru amat lho." Bebi menunjukkan bahwa ia tahu lebih dulu.

"Jadi kamu sudah tahu?" tanya Mia merasa Bebi menakjubkan.

"Ya iyalah. Masak orang tampan gitu aku baru tahu." Bebi menggerakkan alisnya.

"Hah? Serius? Kok aku ketinggalan?" Mia terkejut.

"Dia kan emang enggak ngajar kelas kita, tapi di sebelah. Dia juga masih single lho makanya jadi idola kakak kelas kita." Rupanya Bebi punya banyak informasi. Dia penggemar sejati. "Namun ingat, dia di kenal killer."

"Tapi dia tetap tampan," imbuh Mia. Bebi tergelak.

Sementara itu Shana tidak mengeluarkan sepatah kata pun. Dia membiarkan kedua temannya membicarakan pria itu tanpa melibatkannya. Karena apa, karena dia panik. Pak guru itu sangat mirip dengan pria yang dia temui karena bibinya. Sangat bahaya jika memang pria itu adalah pria yang sama. Karena itu artinya dia akan ketahuan kalau dia bohong. Pun dia sudah mempermainkan pria yang ternyata gurunya di sekolah itu.

"Hei, kenapa diam aja?" tegur Mia.

"Eh, iya," sahut Shana singkat.

"Lagi pms apa kelaparan nih?" tanya Bebi yang juga heran gadis ini bungkam terus.

"Lapar," sahut Shana langsung menemukan alasan.

"Oh, lapar ya. Sama, aku juga. Kita nongkrong di cafe kampus yuk sekalian makan," ajak Mia semangat.

"Wah boleh," sahut Bebi setuju.

"Gimana Shan?" Karena Shana diam, Mia menowel lengan gadis ini agak keras.

"Eh, ya." Shana gugup.

"Kamu kenapa sih? Seperti lagi di dunia sendiri. Mikir apaan?" tegur Mia mulai sebal.

"Enggak ada. Biasa ... orang lapar sering blank. Ayo deh ke cafe kampus, tapi aku ke toilet dulu kalian ambil motor deh." Shana masih tidak mau mengungkap soal pertemuan dengan pria yang mirip dengan guru matematika tadi. Dia masih belum yakin. Mia dan Bebi setuju. Hari ini Shana memang tidak membawa motor sendiri. Ia nebeng pada Mia yang menjemputnya dari rumah bibinya tadi pagi.

...----------------...

Terpopuler

Comments

Erie Hayami

Erie Hayami

alur ceritanya di kampus tp kok manggilnya guru ya

2025-08-30

0

Herlin

Herlin

cerita author Lisa adalah versi cerita dengan penggambaran yg detail dan beralur lambat, tapi justru itu yang menarik dan ingin terus mwngikuti alurnya. Semangat author 💪🤩

2025-08-18

1

Muchamad Ridho

Muchamad Ridho

mampir ya kak..

2025-09-23

0

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1 Pria itu
2 Bab. 2
3 Bab. 3
4 Bab. 4
5 Bab. 5
6 Bab. 6
7 Bab. 7
8 Bab. 8
9 Bab. 9
10 Bab. 10
11 Bab. 11
12 Bab. 12
13 Bab. 13
14 Bab. 14
15 Bab. 15
16 Bab. 16
17 Bab. 17
18 Bab. 18
19 Bab. 19 Mencari kartu pelajar
20 Bab. 20 Masih menjalani hukuman
21 Bab. 21 Akhirnya ketemu
22 Bab. 22 Kamu tidak bisa menyangkal
23 Bab. 23 Cerita di ruang guru
24 Bab. 24 Gadis itu
25 Bab. 25 Omelan Shana
26 Bab. 26 Masih di cafe
27 Bab. 27 Perempuan itu
28 Bab. 28 Technical meeting
29 Bab. 29 Kerja paruh waktu
30 Bab. 30 Pesta tunangan
31 Bab. 31 Motor yang tidak asing
32 Bab. 32 Insiden di minimarket
33 Bab. 33 Pertandingan voli
34 Bab. 34 Pertandingan voli
35 Bab. 35 Menjadi donatur
36 Bab. 36 Mengunjungi kekasih
37 Bab. 37 Mama Berkunjung
38 Bab. 38 Wejangan dari mama
39 Bab. 39 Jadi dia?
40 Bab. 40 Cerita pagi
41 Bab. 41 Cerita lama
42 Bab. 42 Itu lebih baik
43 Bab. 43 Siapa dia?
44 Bab. 44 Raisa mengaku
45 Bab. 45 Bertemu Pak Regas
46 Bab. 46 Rencana jahat
47 Bab. 47 Memantau
48 Bab. 48 Raisa dan Maya
49 Bab. 49 Meramu obat
50 Bab. 50 Aku tidak salah
51 Bab. 51 Gadis penipu
52 Bab. 52 Mengaku
53 Bab. 53 Sudah lelah
54 Bab. 54 Vino ingin tahu
55 Bab. 55 Regas mulai tahu
56 Bab. 56 Handphone hilang
57 Bab. 57 Wahai bapak guruku yang tampan
58 Bab. 58 Di dalam mobil
59 Bab. 59 Interogasi
60 Bab. 60 Mengantar Shana pulang
61 Bab. 61 Hp Shana berdering
62 Bab. 62 Handphone ku
63 Bab. 63 Dia muncul disini
64 Bab. 64 Di gerbang
65 Bab. 65 Rencana Daniel
66 Bab. 66 Menuju rumah Raisa
67 Bab. 67 Keponakan Raisa
68 Bab. 68 Persembunyian
69 Bab. 69 Marah
70 Bab. 70 Meneliti Shana Sudarto
71 Bab. 71 Terguncang
72 Bab. 72 Serius
73 Bab. 73 Tatapan itu
74 Bab. 74
75 Bab. 75
76 Bab. 76
77 Bab. 77
78 Bab. 78
79 Bab. 79
80 Bab. 80 Akhir salah paham
81 Bab. 81
82 Bab. 82
83 Bab. 83
84 Bab. 84 Aku iri
85 Bab. 85
86 Bab. 86
87 Bab. 87
88 Bab. 88 Kebun binatang
89 Bab. 89
90 Bab. 90
91 Bab. 91
92 Bab. 92
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Bab. 1 Pria itu
2
Bab. 2
3
Bab. 3
4
Bab. 4
5
Bab. 5
6
Bab. 6
7
Bab. 7
8
Bab. 8
9
Bab. 9
10
Bab. 10
11
Bab. 11
12
Bab. 12
13
Bab. 13
14
Bab. 14
15
Bab. 15
16
Bab. 16
17
Bab. 17
18
Bab. 18
19
Bab. 19 Mencari kartu pelajar
20
Bab. 20 Masih menjalani hukuman
21
Bab. 21 Akhirnya ketemu
22
Bab. 22 Kamu tidak bisa menyangkal
23
Bab. 23 Cerita di ruang guru
24
Bab. 24 Gadis itu
25
Bab. 25 Omelan Shana
26
Bab. 26 Masih di cafe
27
Bab. 27 Perempuan itu
28
Bab. 28 Technical meeting
29
Bab. 29 Kerja paruh waktu
30
Bab. 30 Pesta tunangan
31
Bab. 31 Motor yang tidak asing
32
Bab. 32 Insiden di minimarket
33
Bab. 33 Pertandingan voli
34
Bab. 34 Pertandingan voli
35
Bab. 35 Menjadi donatur
36
Bab. 36 Mengunjungi kekasih
37
Bab. 37 Mama Berkunjung
38
Bab. 38 Wejangan dari mama
39
Bab. 39 Jadi dia?
40
Bab. 40 Cerita pagi
41
Bab. 41 Cerita lama
42
Bab. 42 Itu lebih baik
43
Bab. 43 Siapa dia?
44
Bab. 44 Raisa mengaku
45
Bab. 45 Bertemu Pak Regas
46
Bab. 46 Rencana jahat
47
Bab. 47 Memantau
48
Bab. 48 Raisa dan Maya
49
Bab. 49 Meramu obat
50
Bab. 50 Aku tidak salah
51
Bab. 51 Gadis penipu
52
Bab. 52 Mengaku
53
Bab. 53 Sudah lelah
54
Bab. 54 Vino ingin tahu
55
Bab. 55 Regas mulai tahu
56
Bab. 56 Handphone hilang
57
Bab. 57 Wahai bapak guruku yang tampan
58
Bab. 58 Di dalam mobil
59
Bab. 59 Interogasi
60
Bab. 60 Mengantar Shana pulang
61
Bab. 61 Hp Shana berdering
62
Bab. 62 Handphone ku
63
Bab. 63 Dia muncul disini
64
Bab. 64 Di gerbang
65
Bab. 65 Rencana Daniel
66
Bab. 66 Menuju rumah Raisa
67
Bab. 67 Keponakan Raisa
68
Bab. 68 Persembunyian
69
Bab. 69 Marah
70
Bab. 70 Meneliti Shana Sudarto
71
Bab. 71 Terguncang
72
Bab. 72 Serius
73
Bab. 73 Tatapan itu
74
Bab. 74
75
Bab. 75
76
Bab. 76
77
Bab. 77
78
Bab. 78
79
Bab. 79
80
Bab. 80 Akhir salah paham
81
Bab. 81
82
Bab. 82
83
Bab. 83
84
Bab. 84 Aku iri
85
Bab. 85
86
Bab. 86
87
Bab. 87
88
Bab. 88 Kebun binatang
89
Bab. 89
90
Bab. 90
91
Bab. 91
92
Bab. 92

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!